Liputan6.com, Jakarta Abraham Maslow, seorang psikolog terkemuka abad ke-20 telah memberikan kontribusi signifikan terhadap pemahaman motivasi manusia melalui pengembangan teori kebutuhan. Teori Maslow yang juga dikenal sebagai Hierarki Kebutuhan Maslow memberikan gambaran bahwa setiap individu memiliki serangkaian kebutuhan yang harus dipenuhi, dan pemenuhan kebutuhan ini menjadi motivasi untuk berbagai aktivitas dalam kehidupan.
Baca Juga
Advertisement
Abraham Maslow merancang Teori Maslow dengan membagi kebutuhan individu ke dalam lima tingkatan, yang diurutkan dari tingkatan terdasar hingga tingkatan paling tinggi. Hierarki kebutuhan ini menciptakan suatu struktur yang menggambarkan perkembangan individu dalam memenuhi kebutuhan mereka.
Teori Maslow menunjukkan bahwa individu akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan pada tingkatan yang lebih tinggi hanya setelah kebutuhan pada tingkatan yang lebih rendah terpenuhi. Meskipun teori ini telah menjadi dasar yang luas dalam bidang psikologi motivasi, setiap individu bisa memiliki variasi dalam pemenuhan kebutuhan yang tidak selalu mengikuti urutan yang dijelaskan oleh Maslow. Berikut ulasan lebih lanjut tentang Teori Maslow yang liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (30/1/2024).
Mengenal Konsep Teori Maslow
Teori Hierarki Kebutuhan Maslow yang dikembangkan oleh Abraham Maslow merupakan suatu pandangan yang menggambarkan tingkatan kebutuhan manusia dan bagaimana pemenuhan kebutuhan tersebut memengaruhi motivasi individu. Konsep dasar dari teori ini adalah bahwa manusia harus memenuhi kebutuhan yang lebih rendah terlebih dahulu sebelum mereka dapat mencapai tingkat kebutuhan yang lebih tinggi.
Hierarki dalam konteks ini merujuk pada susunan tingkatan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh individu. Maslow berpendapat bahwa pemenuhan kebutuhan paling rendah, seperti kebutuhan fisik dan biologis seperti makanan dan sandang, harus ditekankan sebelum individu dapat beralih ke kebutuhan yang lebih tinggi, seperti keamanan, hubungan sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri.
Dalam pengembangan teorinya, Maslow juga mengaitkannya dengan pengamatan perilaku monyet. Dari pengamatan ini, ia menyimpulkan bahwa ada beberapa kebutuhan yang lebih diutamakan oleh individu daripada yang lain. Sebagai contoh, kebutuhan akan air mungkin lebih mendesak daripada kebutuhan akan makanan, mengingat air adalah faktor kunci untuk kelangsungan hidup. Konsep ini menjadi dasar pemikiran Maslow dalam merancang hierarki kebutuhan.
Maslow menekankan bahwa pemenuhan kebutuhan pada tingkatan lebih tinggi hanya dapat tercapai setelah kebutuhan pada tingkatan lebih rendah terpenuhi. Dalam proses ini, individu dapat menggunakan dua jenis motivasi, yaitu motivasi kekurangan (deficiency growth) dan motivasi perkembangan (growth motivation). Motivasi kekurangan mengacu pada upaya individu dalam memenuhi kekurangan mereka, sementara motivasi perkembangan adalah dorongan alami dari dalam diri untuk mencapai tujuan dan keinginan dengan semangat yang tinggi.
Advertisement
Urutan Hirarki Kebutuhan Menurut Maslow
Teori Maslow menggambarkan lima tingkatan kebutuhan manusia yang membentuk suatu hierarki. Dalam teori ini individu harus memenuhi tingkatan yang lebih rendah terlebih dahulu sebelum mencapai tingkatan yang lebih tinggi. Berikut tingkatan kebutuhan menurut Teori Maslow.
1. Kebutuhan Dasar atau Fisiologis
Tingkatan ini mencakup kebutuhan biologis dan fisik yang esensial untuk kelangsungan hidup, seperti makanan, air, tidur, dan kebutuhan seksual. Pemenuhan kebutuhan ini menjadi landasan untuk mencapai tingkatan selanjutnya dalam hierarki.
2. Kebutuhan Rasa Aman
Setelah memenuhi kebutuhan dasar, individu mencari rasa aman baik secara fisik maupun mental. Ini melibatkan perlindungan dari penyakit, bahaya, bencana alam, dan kejahatan. Asuransi kesehatan adalah contoh nyata upaya memenuhi kebutuhan rasa aman ini.
3. Kebutuhan Sosial
Pada tingkatan ini, individu mencari hubungan sosial, cinta, kasih sayang, dan kepemilikan. Maslow menjelaskan bahwa manusia mencari cinta sebagai respons terhadap kesepian, kecemasan, dan depresi. Kebutuhan sosial ini dapat memunculkan dua jenis rasa cinta: Deficiency Love (karena kekurangan) dan Being Love (tanpa niat memanfaatkan).
4. Kebutuhan Penghargaan
Tingkatan ini melibatkan kebutuhan akan penghargaan diri dan pengakuan dari orang lain. Ini bukan hanya seputar hadiah, tetapi juga tentang harga diri. Penghargaan terbagi menjadi menghargai diri sendiri (kepercayaan pada diri sendiri) dan penghargaan dari orang lain (pengakuan dari luar, seperti promosi di pekerjaan).
5. Kebutuhan untuk Mengaktualisasikan Diri
Tingkatan tertinggi dalam hierarki Maslow, mencakup pemenuhan potensi diri, kematangan mental, dan pencapaian cita-cita. Individu mencapai kebutuhan aktualisasi diri setelah memenuhi kebutuhan-kebutuhan sebelumnya. Tipe-tipe aktualisasi diri mencakup penerimaan dan realisme, pusat permasalahan, spontanitas, otonomi dan kesendirian, kesegaran penghargaan berlanjut, dan pengalaman puncak.
Kritik Tentang Teori Maslow
Maski Teori Maslow banyak digunakan sebagai pengembangan teori psikologi selanjutnya, terdapat beberapa kritikyang beranggapan bahwa teori yang dikambangan Abraham Maslow kurang relevan, berikut diantaranya.
1. Linearitas dalam Motivasi
Kritik pertama terhadap teori ini adalah bahwa pemahaman Maslow terhadap motivasi cenderung linear dan terlalu kaku. Teori Maslow menyiratkan bahwa setelah kebutuhan satu tingkatan terpenuhi, individu tidak lagi termotivasi oleh kebutuhan tersebut. Namun, para kritikus menunjukkan bahwa hal ini tidak selalu berlaku, dan individu seringkali memiliki motivasi yang berasal dari berbagai tingkatan kebutuhan secara bersamaan.
2. Pengelompokan Kebutuhan
Kritik kedua menyoroti ketidakakuratan dalam pengelompokan kebutuhan manusia ke dalam lima tingkatan. Argumentasinya adalah bahwa tidak perlu ada hierarki yang kaku dalam kebutuhan manusia. Kritikus menegaskan bahwa kebutuhan manusia terdiri dari dimensi jasmani dan rohani yang tidak dapat dipisahkan secara tegas, dan keduanya saling berkaitan.
3. Keutamaan Kesehatan Jiwa
Teori Maslow menekankan pemenuhan kebutuhan jasmani sebagai prasyarat untuk mencapai kebutuhan rohani, terutama tingkatan aktualisasi diri. Namun, ada pandangan bahwa kesehatan jiwa seharusnya ditempatkan lebih utama daripada kesehatan jasmani. Para kritikus beranggapan, pemeliharaan jiwa harus menjadi prioritas utama, dan keseimbangan antara kedua aspek tersebut penting untuk mencapai keutuhan manusia secara menyeluruh.
4. Kebebasan dari Ikatan Fisik
Kritik ini menyoroti gagasan bahwa manusia seharusnya bisa beraktualisasi diri tanpa harus menunggu pemenuhan kebutuhan dasar, rasa aman, cinta, dan percaya diri. Argumennya adalah bahwa jiwa yang merdeka dari ikatan-ikatan fisik dapat mencapai berbagai tingkatan kebutuhan tanpa harus secara linear memenuhi tingkatan-tingkatan sebelumnya.
5. Pentingnya Nutrisi Rohani
Kritik ini menggarisbawahi pentingnya nutrisi rohani untuk keberhasilan motivasi dan pemenuhan kebutuhan. Jiwa, hati, dan pikiran dianggap memerlukan nutrisi rohani yang sama pentingnya seperti tubuh memerlukan nutrisi fisik. Keberhasilan seseorang dalam mencapai kebutuhan dan beraktualisasi diri juga bergantung pada pengisian pikiran dan jiwa dengan hal-hal positif.
Â
Â
Advertisement