Liputan6.com, Jakarta Pemilu di Indonesia sudah berapa kali? Ini mungkin pertanyaan yang sering muncul di benak kita. Sejarah Pemilu di Indonesia memang telah melalui beberapa kali proses penyelenggaraan sejak kemerdekaan. Tercatat bahwa Pemilu di Indonesia sudah berapa kali? Setelah kemerdekaan, Indonesia menggelar Pemilu pertamanya pada tahun 1955 untuk memilih anggota Konstituante.Â
Baca Juga
Advertisement
Selanjutnya, Pemilu di Indonesia kembali dilaksanakan pada tahun 1971, setelah sempat vakum selama beberapa tahun karena situasi politik yang tidak stabil. Setelah reformasi, Pemilu kembali diselenggarakan pada tahun 1999, dan dilanjutkan dengan penyelenggaraan Pemilu pada tahun 2004, 2009, 2014, dan yang terakhir pada tahun 2019. Sehingga, Pemilu di Indonesia sudah berapa kali? sudah dilaksanakan sebanyak tujuh kali sejak kemerdekaan Indonesia.
Dengan sejarah pelaksanaan Pemilu yang telah berlangsung sejak masa awal kemerdekaan hingga saat ini, jelas menunjukkan bahwa proses demokrasi di Indonesia terus berkembang. Pemilu merupakan sarana bagi rakyat Indonesia untuk menentukan pemimpin dan wakilnya secara langsung, dan telah menjadi cermin bagi perkembangan politik di Indonesia.Â
Dengan berbagai pengalaman dan tantangan yang telah dihadapi, diharapkan Pemilu di Indonesia kedepannya dapat terus meningkatkan kualitasnya untuk mewujudkan proses demokrasi yang lebih baik. Untuk informasi lebih lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum informasi lengkapnya pada Kamis (1/2).
1. Pemilu 1955
Pemilu pertama di Indonesia setelah kemerdekaan diadakan pada tahun 1955. Pemilihan ini seharusnya dilakukan pada tahun 1954, namun tertunda karena adanya konflik di Jawa Tengah. Pemilu 1955 diikuti oleh 29 partai politik, namun hanya 14 partai yang berhasil memperoleh kursi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Hasil Pemilu 1955 memunculkan perubahan politik yang signifikan di Indonesia. Partai Nasional Indonesia (PNI) berhasil meraih sebagian besar suara dan memimpin pemerintahan. Hasil pemilihan ini juga memunculkan Dewan Konstituante yang bertugas merumuskan konstitusi baru untuk Indonesia. Meskipun proses perumusan konstitusi tidak berjalan mulus karena perpecahan di antara partai politik, Pemilu 1955 tetap dianggap sebagai tonggak penting dalam sejarah politik Indonesia.
Pemilu 1955 adalah salah satu dari serangkaian pemilihan yang telah diadakan di Indonesia sejak kemerdekaan pada tahun 1945. Pemilu-pemilu selanjutnya juga memiliki peran penting dalam membentuk sistem politik dan pemerintahan di Indonesia.
2. Pemilu 1971
Pemilu 1971 di Indonesia merupakan pemilu yang diikuti oleh 10 partai politik. Partai politik tersebut antara lain adalah Partai Nasional Indonesia (PNI), Partai Katolik Indonesia (Parkindo), Partai Demokrasi Indonesia (PDI), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Komunis Indonesia (PKI). Hasil pemilu ini menunjukkan bahwa Golkar berhasil memperoleh suara mayoritas, sedangkan partai-partai lain seperti PNI dan PKI mengalami penurunan suara. Dampak dari pemilu ini adalah terbentuknya legitimasi politik bagi Orde Baru yang dipimpin oleh Soeharto, karena Golkar berhasil mendominasi parlemen.
Setelah pemilu 1971, Orde Baru mulai meredam persaingan politik dengan cara menekan partai-partai oposisi, terutama PKI. Hal ini menyebabkan konsolidasi kekuasaan Orde Baru semakin kuat dalam mengendalikan politik di Indonesia. Meskipun terdapat beberapa kontroversi terkait keabsahan hasil pemilu, namun pemilu ini tetap menjadi tonggak sejarah dalam politik Indonesia pada masa itu. Dengan demikian, pemilu 1971 memiliki peran penting dalam pembentukan kekuasaan politik Orde Baru dan berpengaruh pada jalannya sejarah politik Indonesia selanjutnya.
3. Pemilu 1977
Pemilihan Umum (Pemilu) di Indonesia merupakan suatu proses demokrasi yang telah berlangsung sejak masa Orde Lama. Pemilu di Indonesia telah dilaksanakan sebanyak 12 kali, dengan Pemilu pertama kali dilakukan pada tahun 1955. Salah satu perubahan signifikan dalam sejarah Pemilu di Indonesia terjadi pada tahun 1977. Pada tahun tersebut, terjadi penyatuan beberapa partai politik menjadi dua partai politik besar, yaitu Golkar dan PPP, sedangkan PDI tetap berdiri sendiri.
Perubahan tersebut mempengaruhi hasil pemilihan umum, karena Golkar berhasil meraih kemenangan yang mutlak dengan meraih mayoritas suara. Formasi partai politik menjadi sebuah faktor penting dalam pemilihan tersebut. Partai politik yang terlibat dalam pemilihan umum pada tahun 1977 adalah Golkar, PPP, dan PDI. Kekuatan politik terbagi antara ketiga partai politik tersebut, dimana Golkar mendominasi dengan meraih suara terbanyak, disusul oleh PPP dan PDI.
Dengan demikian, perubahan dalam Pemilu 1977 dan penyatuan beberapa partai politik mempengaruhi hasil pemilihan umum, serta membentuk formasi partai politik yang berpengaruh, di mana kekuatan politik terbagi antara Golkar, PPP, dan PDI.
Advertisement
4. Pemilu 1982, 1989, 1992, dan 1997
Pemilu di Indonesia sudah dilaksanakan sebanyak 4 kali sejak tahun 1982. Pemilu tahun 1982 merupakan pemilu pertama setelah berlakunya Sistem Demokrasi Terpimpin dan hanya dua partai politik yang berpartisipasi, yaitu Golkar dan PPP. Pemilu tahun 1989 merupakan pemilu pertama setelah Sistem Demokrasi Terpimpin diubah menjadi Demokrasi Pancasila. Pada pemilu ini, Partai Golkar berhasil meraih kemenangan sementara PDI meraih suara terbanyak kedua.
Pada tahun 1992, terdapat perubahan signifikan dalam pelaksanaan pemilu dimana PDI terpecah menjadi PDI-P dan PDI Perjuangan. Pemilu tahun 1997 merupakan pemilu pertama setelah perubahan sistem pemilihan presiden yang dilakukan melalui pemilihan langsung. Pemilu tahun 1997 menjadi pemilu pertama setelah Soeharto mengundurkan diri. Hasil pemilu tahun 1997 menunjukkan Partai Golkar keluar sebagai peraih suara terbanyak diikuti oleh Partai Demokrasi Indonesia. Sidang Umum MPR yang dilantik Presiden dan Wakil Presiden dilakukan setelah hasil pemilu tahun 1997.
5. Pemilu 1999
Pemilu 1999 merupakan pemilihan umum pertama yang diadakan setelah Orde Baru runtuh. Tahapan pemilu dimulai dengan penyelenggaraan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang merupakan lembaga independen. Terdapat 48 partai politik yang ikut serta dalam pemilu ini, dengan 24 partai diantaranya berhasil memperoleh kursi di parlemen. Hasil pemilihan menunjukkan kemenangan bagi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang memperoleh suara terbanyak.
Pada akhirnya, B.J. Habibie terpilih sebagai presiden menggantikan Soeharto, dan didampingi oleh Megawati Soekarnoputri sebagai wakil presiden. Mereka resmi dilantik pada Okotber 1999. Pemilu 1999 menjadi tonggak penting dalam sejarah demokrasi di Indonesia, karena berhasil mengakhiri rentetan pemerintahan otoriter dan membuka jalan bagi demokrasi yang lebih berkembang.
6. Pemilu 2004
Pemilu 2004 merupakan pemilihan umum ke-7 di Indonesia setelah reformasi. Pemilu ini diikuti oleh 24 partai politik dengan total 521 anggota DPR yang dipilih. Pemungutan suara dilakukan pada tanggal 5 April 2004. Sistem pemilihan presiden pada pemilu ini adalah melalui pemilihan langsung oleh rakyat.
Hasil pemilu menunjukkan bahwa partai Golkar memperoleh perolehan suara terbanyak dengan 21,6%, disusul oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dengan 18,5%, dan Partai Demokrat dengan 7,5%. Hasilnya, Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla terpilih sebagai presiden dan wakil presiden dengan memperoleh 60,62% suara. Pemilu 2004 menjadi tonggak sejarah karena merupakan pemilu pertama setelah 32 tahun di bawah pemerintahan Orde Baru dan berhasil dilaksanakan dengan damai serta menghasilkan pemimpin yang baru.
7. Pemilu 2009
Pemilu 2009 merupakan pemilihan umum ke-4 sejak reformasi di Indonesia. Pemilu tersebut dilaksanakan menggunakan metode pemilu proporsional dengan parliamentary threshold sebesar 2.5%. Partisipasi partai politik mencapai tingkat yang tinggi, dengan 38 partai politik yang ikut serta dalam pemilu tersebut.
Hasil dari pemilu 2009 menentukan pasangan calon presiden dan wakil presiden yang berhasil memenangkan pemilihan, yaitu pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono. Pasangan ini berhasil meraih suara terbanyak diantara pasangan calon lainnya, sehingga berhasil menjabat sebagai presiden dan wakil presiden untuk periode 2009-2014.
Pemilu 2009 juga menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia semakin aktif dalam menggunakan hak pilihnya, dengan tingkat partisipasi pemilih mencapai 70.90%. Pemilu ini memberikan gambaran yang positif tentang perkembangan demokrasi di Indonesia dan menegaskan bahwa pemilihan umum dapat dilakukan secara damai dan demokratis.
8. Pemilu 2014
Pemilu 2014 di Indonesia dilaksanakan pada tanggal 9 April 2014. Pemilu tersebut diikuti oleh 12 partai politik yang berbeda, termasuk Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Golkar, dan Partai Gerindra. Hasil pemilihan presiden menyebabkan Joko Widodo dan Jusuf Kalla menjadi presiden dan wakil presiden terpilih.
Perbedaan antara Pemilu Legislatif 2014 dan Pemilihan Umum Presiden 2014 adalah bahwa Pemilu Legislatif melibatkan pemilihan anggota parlemen dan partai politik, sementara Pemilihan Umum Presiden menentukan siapa yang akan menjadi presiden dan wakil presiden. Pemilu Legislatif dilaksanakan sebelum Pemilihan Umum Presiden dan hasilnya memengaruhi partai politik mana yang dapat mengajukan calon presiden.
Pemilu 2014 menjadi momen penting dalam sejarah politik Indonesia, mencerminkan perkembangan demokrasi di negara ini. Dengan partisipasi yang tinggi dari masyarakat, pemilu tersebut memperkuat legitimasi pemerintahan dan menegaskan pentingnya suara rakyat dalam menentukan arah negara.
9. Pemilu 2019
Pemilu di Indonesia telah dilakukan sebanyak 5 kali sejak Reformasi, yaitu pada tahun 1999, 2004, 2009, 2014, dan yang terbaru pada tahun 2019. Pemilu 2019 dilakukan dengan menggunakan sistem pemilu proporsional dengan sistem satu putaran. Terdapat berbagai partai politik yang terlibat dalam pemilu ini, di antaranya adalah PDI Perjuangan, Partai Gerindra, dan partai politik lainnya.
Pada Pemilu 2019, PDI Perjuangan berhasil menjadi pemenang dengan mendapatkan jumlah kursi terbanyak di DPR, yaitu sebanyak 128 kursi. Partai Gerindra juga berhasil memperoleh jumlah kursi yang signifikan, yaitu sebanyak 78 kursi.
Pemilu memiliki peran yang sangat penting dalam proses demokratisasi di Indonesia. Melalui pemilu, rakyat Indonesia dapat secara langsung memilih wakilnya untuk duduk di DPR. Dengan demikian, pemilu menjadi sarana untuk mengekspresikan kehendak politik rakyat dan menentukan arah pemerintahan.
Dengan Pemilu 2019 sebagai contoh, dapat kita lihat bahwa partisipasi rakyat dalam proses pemilu dapat menghasilkan perwakilan yang sesuai dengan keinginan masyarakat. Ini menunjukkan betapa pentingnya pemilu sebagai salah satu pilar utama dalam proses demokratisasi di Indonesia.
Advertisement