Liputan6.com, Jakarta Sebuah kisah yang membingungkan dan mencengangkan datang dari Pattaya, Thailand, di mana seorang pria Inggris berusia 48 tahun, Ian Robbie Day, terjerat dalam drama palsu penculikan demi mendapatkan uang tambahan dari keluarganya di Inggris.
Day, yang semula menikmati liburan eksotisnya di Pattaya, mendapati dirinya menghadapi krisis finansial. Berulang kali meminta keluarganya untuk mengiriminya uang tambahan, Day menemui keputusan sulit ketika permintaannya tersebut ditolak.
Baca Juga
Dana yang semula dialokasikan untuk minuman keras, obat-obatan, dan kesenangan lokal lainnya habis, memaksa Day untuk memilih antara mengakhiri liburannya atau mencari cara licik untuk mendapatkan uang yang sangat dibutuhkannya. Yakni meyakinkan dirinya di depan keluarga bahwa ia diculik dan meminta tebusan.
Advertisement
Namun aksinya tak bertahan lama, berikut Liputan6.com merangkum aksi nyeleneh pria palsukan penculikan dari keluarga melansir dari Daily Star, Selasa (6/2/2024).
Keluarga Pakai Interpol
Dalam aksi terakhirnya, pria tersebut mengajak teman-temannya untuk terlibat dalam rencana mencengangkan. Mereka menyamar sebagai penculik dan bahkan memukul Day untuk menciptakan foto-foto yang meyakinkan, dimana ia tampak diserang. Keputusan ini diambil dengan harapan keluarganya akan merespons dengan mengirimkan uang tebusan.
Rencana Day, meskipun berhasil membuat keluarganya panik dan melaporkan penculikannya kepada polisi, berujung pada akhir yang tidak terduga. Interpol, yang terlibat dalam penanganan kasus ini, berhasil melacak Day ke sebuah hotel di Pattaya. Namun, ketika polisi tiba di tempat kejadian, mereka menemukan Day sedang berpesta narkoba bersama tiga orang asing lainnya.
“Keluarganya khawatir dan mereka menghubungi polisi di Inggris dan Interpol diberitahu. Interpol menghubungi polisi Thailand dan kami melacak pria tersebut. Tapi ketika kami tiba, mereka sedang mengadakan pesta.”
Advertisement
Maksa Liburan Tapi Tak Punya Uang
Pesta narkoba yang tak terduga tersebut membawa konsekuensi hukum yang serius. Semua peserta pesta, termasuk Day, ditangkap atas berbagai tuduhan, termasuk kepemilikan senjata api dan amunisi ilegal, kepemilikan obat-obatan terlarang, dan visa yang sudah habis masa berlakunya. Mereka kini menghadapi kemungkinan deportasi.
Kejadian dari penculikan palsu hingga pesta narkoba mengungkapkan gambaran keputusasaan seorang pria yang terjebak dalam lingkaran keinginan dan ketergantungan yang buruk. Drama ini menjadi contoh nyata bagaimana tindakan ekstrem dapat membawa konsekuensi yang tidak terduga, merubah liburan menjadi sebuah kisah yang sulit dilupakan.