Liputan6.com, Jakarta ChatGPT adalah suatu model kecerdasan buatan yang dikembangkan oleh OpenAI, berdasarkan arsitektur GPT-3.5. "Chat" dalam namanya mengacu pada kemampuannya untuk berinteraksi dan berkomunikasi melalui teks, membuatnya cocok untuk aplikasi percakapan dan pelayanan pelanggan otomatis.
Baca Juga
Advertisement
Tak hanya membantu pengguna mencari informasi, menyelesaikan tugas berbasis teks, atau bahkan berfungsi sebagai asisten virtual dalam konteks tertentu. Aplikasi dari AI ini berhasil membantu seorang pria asal Rusia, untuk bertemu dengan gadis pujaannya.
Melalui media sosial Twitter (X), pria berusia 23 tahun ini menciptakan sensasi di mana menceritakan pengalamannya menggunakan ChatGPT, untuk menyaring ribuan profil kencan wanita. Bermula dari tantangan dan kekecewaan dalam penggunaannya terhadap aplikasi kencan populer seperti Tinder, dengan kreativitasnya pria yang bernama Zhadan ini gunakan kecerdasan buatan, untuk menemukan pasangan yang berpotensi menjadi calon istrinya.
Eksperimennya dimulai dengan menyaring 5.239 profil kencan wanita menggunakan ChatGPT, menerapkan sejumlah filter untuk mempersempit pilihan dan kini telah berbahagia karena bertemu jodohnya. Berikut ini Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber, tentang kisah pria temukan pasangan lewat Chatgpt yang viral, Kamis (8/2/2024).
Gunakan ChatGPT untuk Memfilter 5.239 Profil Kencan
Seorang pria berusia 23 tahun asal Rusia yang bernama Alexander Zhadan, baru-baru ini membagikan pengalaman uniknya dalam menggunakan ChatGPT untuk memfilter 5.239 profil kencan gadis-gadis. Hasilnya, ia berhasil menemukan pasangan terbaik dan bahkan calon istrinya melalui eksperimen ini.
Cerita menarik Zhadan dimulai sekitar setahun yang lalu, ketika ia mencuri perhatian komunitas online berbahasa Rusia dengan pengumuman bahwa ia menulis tesis akademisnya dalam waktu hanya 23 jam, menggunakan ChatGPT. Kali ini, ia kembali menjadi berita utama setelah menerapkan kecerdasan buatan yang sama, untuk mempermudah proses kencan online.
Awalnya, Alexander mengalami kekecewaan dengan aplikasi kencan populer seperti Tinder. Menggesek kiri dan kanan tanpa hasil positif membuatnya mencari cara, untuk meningkatkan efisiensi pengalamannya. Dengan menggunakan ChatGPT, ia memutuskan untuk menyaring ribuan profil kencan wanita berdasarkan beberapa filter, seperti jumlah foto profil, referensi astrologi, agama, pernyataan pro-perang dan foto yang terlalu "terbuka".
Advertisement
Habiskan 120 Jam Kerja Untuk Bertemu Jodoh
Proses selanjutnya adalah melatih ChatGPT agar dapat berkomunikasi dengan calon jodoh yang tersisa. Alexander menghabiskan sekitar 120 jam kerja untuk memastikan alat AI ini dapat memberikan respons yang memuaskan. Meskipun tidak tanpa kesalahan, seperti salah mengatur jadwal kencan, ChatGPT membantu Zhadan menjalani 12 kencan dengan pasangan terbaik yang berhasil dipilih.
Dalam proses kencan, ChatGPT memberikan saran kepada Zhadan untuk membahas topik seperti masa kecil, orang tua, tujuan dan nilai-nilai, sehingga dapat menilai sejauh mana kesesuaian setiap kandidat untuk hubungan jangka panjang. Alexander menyatakan bahwa meskipun alat ini memberikan bantuan besar, ia tetap terlibat secara pribadi dalam memilih pasangan, meninjau setiap interaksi dengan calon jodoh dan menyampaikan pengalamannya kepada ChatGPT untuk penilaian objektif.
Pada akhirnya, Zhadan menemukan calon istrinya, Katerina melalui eksperimen ini. Meskipun ada kekhawatiran etis mengenai penggunaan kecerdasan buatan untuk menemukan cinta, Zhadan mengklaim bahwa batasannya ditentukan oleh komunitas online. Dengan menghabiskan 120 jam dan biaya API sekitar $1.432 atau setara dengan Rp 20 juta lebih, Alexander meyakini bahwa penggunaan ChatGPT telah menghemat waktu dan uangnya secara signifikan.