Liputan6.com, Jakarta Shio China adalah bagian integral dari warisan budaya Tiongkok. Dalam penanggalan Tahun Baru China atau Imlek, terdapat 12 shio yang diambil dari nama-nama hewan tertentu, yaitu tikus, kerbau, harimau, kelinci, naga, ular, kuda, kambing, monyet, ayam, anjing, dan babi. Setiap tahun, satu dari 12 shio ini melambangkan tahun tersebut dalam siklus 12 tahun dalam kalender Imlek. Dekorasi imlek biasanya disesuaikan dengan shio yang melambangkan tahun tersebut, termasuk gambar kelinci imlek.
Penting untuk dicatat gambar kelinci imlek dan shio lain tidak hanya sebagai representasi hewan-hewan biasa, tetapi juga memiliki makna dan simbolisme yang dalam dalam budaya Tiongkok. Misalnya, tikus sering dianggap sebagai hewan cerdik dan adaptif, sementara naga dihormati sebagai makhluk mitologis yang kuat dan penuh keberuntungan.
Siklus 12 tahun ini bermula dengan tahun tikus dan berakhir dengan tahun babi, dan siklus ini terus berulang. Namun, mengapa hanya ada 12 binatang yang dipilih sebagai lambang shio dalam kalender Imlek dan mengapa tikus berada di urutan pertama adalah pertanyaan yang sering muncul. Berikut gambar kelinci imlek dan legenda penetapan 12 shio yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (12/2/2024).
Advertisement
Legenda Penetapan 12 Shio
Pada suatu zaman di Tiongkok kuno, masyarakat hidup tanpa pengetahuan tentang bagaimana cara mengukur waktu secara tepat. Mereka berdoa kepada Kaisar Langit, Yu Huang Da Di, agar diajarkan cara menghitung tahun, bulan, dan hari. Kaisar Langit memutuskan untuk memberi mereka sistem penanggalan menggunakan nama-nama binatang sebagai lambang tahun dalam kalender.
Namun, terdapat tantangan besar dalam menyusun sistem ini. Ada banyak sekali binatang di dunia, dan tidak mungkin untuk menggunakan semua nama binatang sebagai lambang tahun. Kaisar Langit memutuskan untuk mengadakan sebuah perlombaan yang menentukan.
Dia mengumumkan bahwa hanya 12 binatang yang berhasil menyeberangi sungai dalam sebuah perlombaan yang akan dijadikan lambang tahun dalam perhitungan kalender. Binatang-bintang itu yang beruntung akan memperoleh kehormatan untuk mewakili setiap tahun dalam kalender lunar.
Kucing dan tikus, yang merupakan sahabat dekat, mendengar pengumuman ini dan merasa tertarik untuk ikut serta. Tikus ingin memenangkan perlombaan tersebut agar namanya dijadikan lambang tahun. Namun, mereka menyadari bahwa peluang mereka untuk menyeberangi sungai dan memenangkan perlombaan sangat kecil karena badan mereka yang kecil dan kemampuan berenang yang terbatas.
Mereka menyusun rencana cerdik. Kucing berkata kepada tikus, "Kita harus meminta bantuan kerbau. Dia bangun lebih pagi dari kita dan bisa membangunkan kita pada hari perlombaan."
Advertisement
Awal Mula Kucing dan Tikus Bermusuhan
Keesokan harinya, sebelum matahari terbit, kerbau setia membangunkan tikus dan kucing. Mereka bertiga kemudian memulai perjalanan menuju sungai. Tikus dan kucing duduk di atas punggung kerbau, memanfaatkan kesempatan ini untuk mencapai garis akhir perlombaan.
Ketika mereka tiba di pertengahan sungai, tikus tiba-tiba mendorong kucing ke sungai, menyebabkan kucing terjatuh. Sementara itu, tikus terus berenang ke daratan dengan cepat. Mereka mencapai garis akhir perlombaan pertama kali, dan tikus memenangkan perlombaan tersebut.
Binatang lain pun datang satu per satu. Harimau, naga, kelinci, ular, kuda, kambing, monyet, ayam, dan anjing berhasil menyeberangi sungai dengan cara mereka masing-masing.
Namun, kucing yang terjatuh ke sungai tidak berhasil mencapai garis akhir perlombaan. Dia datang terlambat dan tidak mendapat urutan shio. Kucing sangat marah dan hendak menyerang tikus, tetapi Kaisar Langit mencegahnya. Tikus, yang menjadi pemenang perlombaan, selalu hidup dalam ketakutan akan balas dendam kucing.
Demikianlah, terbentuklah 12 shio dalam kalender Tahun Baru Imlek berdasarkan legenda ini, yang diwariskan dari generasi ke generasi sebagai bagian dari budaya dan tradisi Tiongkok.