Sukses

Psikoanalisis: Teori, Dasar, Terapi dan Praktiknya

Informasi seputar psikoanalisis

Liputan6.com, Jakarta Psikoanalisis, yang bermula dari konsepsi Freud, telah mengalami evolusi dan modernisasi yang signifikan sejak awalnya. Dalam psikoanalisis, pasien bertemu dengan seorang psikoanalis terlatih beberapa kali dalam satu minggu, membuka pintu untuk percakapan bebas tentang diri mereka sendiri, tantangan hidup, dan segala sesuatu yang mendorong mereka mencari bantuan psikologis. 

Dengan cara ini, psikoanalisis memungkinkan pasien untuk berbicara secara spontan dan tidak disensor, menjelajahi keyakinan tak sadar, emosi tersembunyi, dan keinginan yang mungkin tidak menyadari. Praktik psikoanalisis bersifat terbuka dan tidak memiliki tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya, membedakannya dari terapi lain seperti terapi perilaku kognitif.

Dalam konteks ini, transference, di mana perasaan dari hubungan masa lalu dapat dipindahkan ke terapis, menjadi elemen kunci dalam menjelajahi kompleksitas hubungan pasien dan analis. Oleh karena itu, psikoanalisis tetap menjadi suatu bentuk terapi yang dihargai oleh mereka yang mencari pemahaman mendalam tentang pikiran mereka dan memperoleh wawasan yang dapat membentuk perubahan positif dalam kehidupan mereka.

Untuk informasi lebih lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari Psychology Today, informasi seputar psikoanalisis pada Senin (19/2).

2 dari 5 halaman

Apa Itu Psikoanalisis?

Psikoanalisis dimulai dengan Freud. Psikoanalisis merujuk pada teori tentang bagaimana pikiran bekerja dan suatu metode pengobatan. Dalam beberapa tahun terakhir, keduanya telah memberi jalan pada pendekatan yang lebih berbasis penelitian, tetapi Psikoanalisis masih menjadi bidang yang berkembang dan menangani pengalaman subjektif dengan cara yang terkadang tidak dimiliki oleh terapi lain.

Keyakinan pada gagasan Freudian seperti pentingnya fantasi tak sadar, keinginan seksual (libido, iri penis, kompleks Oedipus), dan mimpi telah meragukan. Namun, Freud juga mengidentifikasi manuver mental dasar seperti transferensi, proyeksi, dan defensivitas, dan memperlihatkan bagaimana mereka merusak fungsi mental. Sebagai suatu bentuk pengobatan yang berdasarkan eksplorasi diri yang mendalam, Psikoanalisis telah berkembang melampaui stereotip diam-shrink.

Meskipun banyak yang meragukan beberapa aspek teori Freudian, Psikoanalisis tetap relevan dalam menangani ketidaknyamanan psikologis dan konflik batin. Terapis Psikoanalisis saat ini cenderung menggunakan pendekatan yang lebih terbuka daripada model stereotip "terapis yang diam," dan menggabungkan elemen-elemen dari penelitian psikologis terkini.

Perubahan dalam pemahaman tentang pikiran manusia dan pendekatan terapeutik telah membawa Psikoanalisis ke arah yang lebih inklusif, dengan mempertimbangkan kontribusi dari berbagai aliran psikologi. Sementara beberapa konsep Freudian mungkin telah melemah, aspek-aspek seperti transferensi dan proyeksi tetap menjadi fokus penting dalam sesi terapi Psikoanalisis.

3 dari 5 halaman

Dasar-dasar Psikoanalisis

Freud menjadi pelopor dalam ide bahwa kekuatan tak sadar mempengaruhi perilaku terbuka dan kepribadian. Ia meyakini bahwa peristiwa-peristiwa masa kecil dan konflik tak sadar, yang sering berkaitan dengan dorongan seksual dan agresi, membentuk pengalaman seseorang saat dewasa.

Teori psychoanalysis Freud menciptakan kerangka kerja untuk terapi psikoanalitik, suatu bentuk terapi percakapan yang mendalam dan terindividualisasi. Terapi psikoanalitik melibatkan percakapan terbuka yang bertujuan untuk menggali ide-ide dan kenangan yang lama terpendam dalam pikiran tak sadar.

Psikoanalisis menggunakan teknik-teknik khusus, seperti asosiasi kata spontan, analisis mimpi, dan analisis transferensi. Mengidentifikasi pola-pola dalam ucapan dan reaksi klien dapat membantu individu lebih memahami pikiran, perilaku, dan hubungan mereka sebagai langkah awal untuk mengubah hal-hal yang tidak berfungsi.

Dalam konteks terapi psikoanalitik, proses asosiasi kata spontan memungkinkan klien mengungkapkan pikiran-pikiran mereka tanpa sensor atau penilaian, memungkinkan terapis melihat hubungan antara berbagai konsep yang muncul. Analisis mimpi digunakan untuk membuka makna tak sadar yang tersembunyi dalam mimpi klien, memberikan wawasan lebih lanjut tentang konflik dan dorongan yang mungkin tidak disadari oleh individu tersebut. Analisis transferensi melibatkan pemahaman dan eksplorasi perasaan dan sikap yang mungkin dipindahkan dari hubungan sebelumnya ke hubungan dengan terapis.

Dengan demikian, terapi psikoanalitik tidak hanya berfokus pada simptom-simptom yang termanifestasi, tetapi juga pada akar penyebabnya dalam pikiran tak sadar dan pengalaman masa lalu. Proses ini dapat membantu individu mencapai pemahaman yang lebih dalam tentang diri mereka sendiri, memfasilitasi pertumbuhan pribadi, dan menciptakan perubahan yang positif dalam kehidupan mereka.

4 dari 5 halaman

Bagaimana Psikoanalisis Mempengaruhi Terapi?

Pengaruh ide-ide Freud telah menjadi sumber kontroversi dan kritik, namun pengaruhnya sulit untuk diabaikan. Pemahaman Freud bahwa sebagian besar kehidupan mental beroperasi di luar kesadaran merupakan wawasan revolusioner yang mendorong perkembangan ilmu psikologi. Pendirian psychoanalysis dan gagasan bahwa berbicara tentang diri sendiri dan masalahnya dapat mengurangi gangguan mental serta meningkatkan kesejahteraan, telah membuka jalan bagi berbagai bentuk terapi yang dapat membantu individu dewasa ini.

Bagaimana psychoanalysis memengaruhi psikiatri?

Psikiatri menjadi spesialisasi medis pada abad ke-19, melayani orang dengan kondisi parah seperti psikosis, gangguan bipolar, dan depresi, yang tinggal di rumah sakit atau lembaga psikiatri. Freud mulai mempelajari gangguan yang lebih ringan dan akar tak sadarnya, yang ia sebut neurosis. Hal ini mendorong psikiatri untuk merawat individu yang tidak parah tetapi menghadapi tantangan terkait emosi, hubungan, atau pekerjaan. Perubahan ini turut berkontribusi pada perkembangan berbagai bentuk terapi, serta perdebatan berkelanjutan tentang klasifikasi dan medicalisasi gangguan mental.

Bagaimana prominensi psychoanalysis berubah seiring waktu?

Pada tahun 1960-an, psychoanalysis merupakan spesialisasi psikiatri yang luas dan dihormati secara umum, namun popularitasnya mengalami penurunan sejak saat itu. Beberapa alasan melibatkan perluasan psychoanalysis untuk merawat masalah pribadi dan sosial lebih dari yang semula dimaksudkan, penemuan obat dan kegembiraan seputar psikofarmakologi, filsafat dan seni yang mengadopsi konsep-konsep psychoanalysis, serta perusahaan asuransi yang menstandardisasi perawatan medis dan psikologis.

Meskipun psychoanalysis mungkin tidak lagi mendominasi seperti dulu, kontribusinya terhadap pemahaman dan perawatan gangguan mental tetap signifikan, dan berbagai pendekatan terapeutik modern sering kali mencantumkan elemen-elemen dari warisan psychoanalysis dalam praktik mereka.

5 dari 5 halaman

Psikoanalisis dalam Praktek

Psychoanalysis telah berkembang dan dimodernisasi sejak konsepsi praktik Freud, dan banyak orang yang terlibat di dalamnya hingga saat ini. Ini dapat menjadi bentuk pengobatan yang kuat bagi mereka yang ingin menjalani refleksi diri yang mendalam.

Praktik psychoanalysis melibatkan pertemuan dengan seorang psikoanalis terlatih beberapa kali hingga beberapa kali seminggu, di mana pasien berbicara tentang diri mereka sendiri, tantangan yang mereka hadapi, dan apa pun yang mendorong mereka mencari terapi. Pasien bertujuan untuk berbicara secara bebas tanpa menyensor diri, dan mengeksplorasi keyakinan tak sadar, emosi, atau keinginan dengan analis.

Psychoanalysis bersifat terbuka dan tidak memiliki tujuan yang telah ditetapkan, berbeda dengan terapi lain seperti terapi perilaku kognitif. Proses ini seringkali berlangsung selama bertahun-tahun, bahkan beberapa dekade.

Selama sesi psychoanalysis, hubungan antara pasien dan psikoanalis menjadi fokus utama. Transference, di mana perasaan atau sikap yang berasal dari hubungan masa lalu dapat dipindahkan ke terapis, menjadi salah satu elemen kunci dalam eksplorasi diri. Pasien didorong untuk mengeksplorasi mimpi, asosiasi kata spontan, dan perasaan yang muncul selama sesi untuk memahami lebih dalam tentang pikiran dan perasaan mereka yang mungkin tidak menyadari.

Meskipun proses ini membutuhkan waktu yang lama, banyak yang menganggapnya sebagai perjalanan yang bermakna untuk menggali lapisan-lapisan mendalam dari pikiran dan pengalaman seseorang. Terlepas dari kritik terhadap pendekatan ini, psychoanalysis tetap menjadi salah satu bentuk terapi yang dihargai oleh mereka yang mencari pemahaman mendalam tentang diri mereka dan ingin menjalani perubahan yang signifikan dalam kehidupan mereka.

 

Â