Sukses

Mengenal Penyakit Panic Attack, Ini Bedanya dengan Anxiety Disorder

Penyakit panic attack adalah pengalaman yang mengganggu dan seringkali menakutkan bagi penderitanya.

Liputan6.com, Jakarta Penyakit panic attack atau Serangan panik sering disamakan dengan gangguan kecemasan atau anxiety disorder. Sebenarnya, keduanya adalah dua kondisi yang berbeda meskipun memiliki gejala yang mirip.

Penyakit panic attack adalah pengalaman yang mengganggu dan seringkali menakutkan bagi penderitanya. Kondisi ini dapat terjadi kapan saja, bahkan tanpa pemicu yang jelas, dan seringkali meninggalkan individu merasa lelah dan kelelahan setelahnya. Kondisi ini bisa membatasi kehidupan sosial seseorang karena ketakutan akan pengalaman yang tidak terduga.

Perbedaan utama antara gangguan penyakit panic attack dan anxiety disorder adalah frekuensi dan intensitas gejala. Anxiety disorder terjadi secara tiba-tiba dan biasanya berlangsung singkat, sedangkan anxiety disorder cenderung merupakan kecemasan kronis yang lebih berkelanjutan. Berikut ulasan lebih lanjut tentang penyakit panic attack dan perbedaannya dengan anxiety disorder yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (19/2/2024).

2 dari 4 halaman

Perbedaan Definisi Panic Attack dan Anxiety Disorder

Penyakit panic attack adalah pengalaman singkat yang ditandai dengan kecemasan yang intens dan gejala fisik yang kuat, seperti jantung berdebar, napas cepat, dan ketegangan otot. Panic attack biasanya muncul secara tiba-tiba dan intens, sering kali tanpa pemicu yang jelas.

Sedangkan, anxiety disorder adalah gangguan mental yang melibatkan kecemasan yang berlebihan dan tidak terkendali terhadap situasi tertentu. Gangguan ini mencakup berbagai jenis gangguan, termasuk panic disorder, generalized anxiety disorder, obsessive-compulsive disorder (OCD), fobia, dan post-traumatic stress disorder (PTSD). Dalam anxiety disorder, kecemasan tersebut tidak selalu berkaitan dengan situasi yang spesifik, tetapi bisa menjadi kekhawatiran umum yang berkelanjutan dalam berbagai aspek kehidupan.

Jadi, perbedaan utama antara panic attack dan anxiety disorder adalah bahwa panic attack adalah pengalaman kecemasan yang singkat dan intens, sementara anxiety disorder adalah gangguan mental yang melibatkan kecemasan yang berkelanjutan dan kadang-kadang meluas ke berbagai aspek kehidupan. Meskipun panic attack dapat menjadi salah satu gejala anxiety disorder, tidak semua orang yang mengalami panic attack mengalami gangguan kecemasan yang terdiagnosis.

3 dari 4 halaman

Perbedaan Faktor Pemicu Panic Attack dan Anxiety Disorder

Panic attack sering kali terjadi secara tiba-tiba dan dapat muncul tanpa pemicu yang jelas. Namun, dalam beberapa kasus, ada faktor-faktor tertentu yang dapat meningkatkan risiko terjadinya panic attack, seperti situasi stres yang meningkat, misalnya berbicara di depan umum atau naik pesawat. Meskipun demikian, panic attack sering kali terjadi secara mendadak dan intens, bahkan tanpa adanya pemicu yang dapat diidentifikasi.

Sementara itu, anxiety disorder sering kali terkait dengan kecemasan yang spesifik terhadap situasi atau objek tertentu. Penderita anxiety disorder umumnya menyadari faktor-faktor yang memicu kecemasan mereka, seperti fobia akan keramaian atau ruang sempit. Mereka cenderung menghindari situasi atau tempat yang memicu kecemasan tersebut sebagai upaya untuk mengurangi gejala kecemasan.

Jadi, perbedaan utama adalah bahwa panic attack dapat terjadi tanpa pemicu yang jelas atau muncul secara tiba-tiba, sementara anxiety disorder sering kali terkait dengan kecemasan yang spesifik terhadap situasi atau objek tertentu yang diketahui oleh individu yang mengalaminya. Dalam kedua kasus, pengelolaan stres dan pembelajaran koping yang efektif dapat membantu individu mengelola gejala mereka dengan lebih baik.

4 dari 4 halaman

Perbedaan Gejala Panic Attack dan Anxiety Disorder

Anxiety disorder sering kali ditandai oleh kecemasan yang persisten dan berkelanjutan, dengan gejala seperti insomnia, nyeri otot, dan hipervigilans terhadap potensi bahaya. Individu dengan anxiety disorder cenderung merasa khawatir secara berlebihan terhadap situasi atau objek tertentu dalam kehidupan sehari-hari.

Sementara itu, panic attack memiliki ciri khas gejala yang intens dan mendadak, sering kali tanpa pemicu yang jelas. Gejala-gejala yang khas termasuk rasa takut yang berlebihan terhadap situasi yang dianggap membahayakan, perasaan kehilangan kendali, serta sensasi derealisasi dan depersonalisasi di mana individu merasa terpisah dari diri mereka sendiri atau lingkungan sekitarnya.

Meskipun ada beberapa gejala yang serupa antara kedua kondisi tersebut, seperti sesak napas dan nyeri dada, gejala panic attack cenderung lebih fokus pada reaksi fisik yang intens dan mendadak, sementara gejala anxiety disorder lebih berkaitan dengan kecemasan yang persisten dan gejala fisik yang berhubungan dengan stres kronis.

Perbedaan Penanganan Panic Attack dan Anxiety Disorder

Panic attack cenderung dapat diatasi dengan mengambil kendali atas pikiran dan perasaan sendiri. Teknik relaksasi, seperti mengatur pernapasan dan melatih otot untuk mengurangi ketegangan, dapat membantu meredakan gejala panic attack. Metode seperti teknik 5-4-3-2-1, yang melibatkan fokus pada pengamatan lingkungan sekitar, juga dapat membantu individu mengalihkan perhatian dari kecemasan yang sedang dirasakan.

Sedangkan, mengatasi anxiety disorder umumnya memerlukan pendekatan yang lebih komprehensif. Psikoterapi, terutama cognitive behavioral therapy (CBT), sering kali direkomendasikan untuk membantu individu memahami dan mengubah pola pikir serta perilaku yang berkaitan dengan kecemasan. Selain itu, penggunaan obat-obatan seperti obat penenang dan antidepresan dapat membantu mengurangi gejala anxiety disorder. Pendekatan yang holistik juga termasuk penerapan pola hidup sehat, seperti rutin berolahraga, istirahat yang cukup, dan menjaga asupan makanan yang sehat.

Memahami perbedaan dalam cara mengatasi panic attack dan anxiety disorder penting untuk menentukan pendekatan pengobatan yang tepat sesuai dengan kebutuhan individu. Konsultasi dengan profesional kesehatan mental, seperti psikolog atau psikiater, dapat membantu individu menemukan strategi pengelolaan yang efektif untuk kondisi mereka.

Â