Liputan6.com, Jakarta Angin kencang atau tornado terjadi di Rancaekek pada Rabu (21/2/2024). Bahkan, karena bencana tersebut, setidaknya 5 kecamatan terkena dampaknya.
Berbagai video yang memperlihatkan adanya tornado ini pun beredar luas di media sosial. Bahkan, ada pula video yang memperlihatkan detik-detik terjadinya angin tornado di Rancaekek yang menjadi sorotan netizen.
Baca Juga
Kejadian ini terbilang mengejutkan banyak masyarakat. Bahkan, tak sedikit pula khawatir usai melihat besarnya kekuatan angin meski berada cukup jauh dari lokasi. Sebelumnya, angin kencang tersebut sempat diduga merupakan angin puting beliung. Akan tetapi, Peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, Dr. Erma Yulihastin mengungkapkan di media sosial, jika kejadian tersebut merupakan angin tornado. Bahkan, bencana tornado ini menjadi yang pertama terjadi di Indonesia.
Advertisement
Dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, berikut ini beberapa fakta terkait dengan angin tornado yang terjadi di Rancaekek, Kamis (22/2/2024).
1. 5 kecamatan terdampak tornado
Angin kencang atau tornado yang melanda di Racaekek ini diketahui berdampak pada 5 kecamatan yang ada di Kabupaten Bandung serta Kabupaten Sumedang. Kelima kecamatan tersebut yakni, Kecamatan Rancaekek, Cicalengka dan Cileunyi (Kabupaten Bandung), serta Kecamatan Mangunraja dan Jatinangor (Kabupaten Sumedang).
Laporan mengenai dampak terjadinya tornado ini juga berdasarkan laporan dari Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung dan disampaikan oleh Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.
Advertisement
2. 120 warga alami luka
Tak hanya merusak bangunan hingga pabrik serta pusat berbelanjaan yang ada di sekitar Jatinangor-Rancaekek saja, akan tetapi angin tornado tersebut juga membuat banyak warga mengalami luka.
Sedikitnya 120 warga di Kabupaten Sumedang mengalami luka ringan hingga sedang. Bahkan, pemerintah Kabupaten Sumedang telah menyiapkan tenda darurat untuk penanganan warga terdampak.
"Prioritas selanjutnya adalah rehabilitasi. Jadi rumah yang rusak akan direhab dan ini membutuhkan waktu," ujar Pj. Bupati Sumedang, Herman Suryatman.
3. Disebut bak tornado yang mirip terjadi di Amerika Serikat
Angin kencang yang melanda Kabupaten Bandung dan Sumedang ini begitu menghebohkan masyarakat. Bahkan, peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr. Erma Yuliastian sempat mengungkapkan jika kejadian angin kencang tersebut merupakan tornado.
Dalam unggahan di media sosial, ia juga mengungkapkan berdasarkan rekonstriksi dan invesigasi, kejadian angin kencang tersebut tercatat sebagai tornado. Hal ini pun menjadikannya sebagai bencana tornado pertama di Indonesia.
"Kami tim periset dari BRIN secepatnya akan melakukan rekonstruksi dan investigasi tornado Rancaekek pada hari ini (21/2). Kronologi foto-foto dan video dari masyarakat dan media sangat membantu periset dalam mendokumentasikan extreme event yg tercatat sebagai tornado pertama ini." tulisnya di media sosial X (Twitter) @EYulihastin.
Tak hanya itu saja, melalui unggahan di akun X @EYulihastin, ia juga membandingan tornado Rancaekek dengan tornado yang biasa terjadi di Amerika Serikat. Dalam unggahannya, ia menyebutkan jika keduanya memiliki kemiripan hingga 99,99%.
Advertisement
4. Small tornado
Meski peneliti BRIN telah mengungkapkan jika angin kencang tersebut sebagai tornado, namun Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BMKG) Bandung menyatakannya sebagai small tornado atau angin puting beliung.
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung, Teguh Rahayu, secara tertulis menyampaikan kepada wartawan, Kamis, 22 Februari 2024 mengenai pernyataan BMKG tersebut.
"Kejadian kemarin sore, kecepatan angin tercatat di AAWS Jatinagor: 36.8 km/jam. Sedangkan tornado lebih dari 70 km/jam,Puting beliung itu adalah Small Tornado. Jadi kalau masyarakat di Indonesia small tornado sering disebut puting beliung," ungkapnya.