Liputan6.com, Jakarta Imunisasi PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine) merupakan langkah yang sangat penting dalam melindungi tubuh dari infeksi yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae, yang dapat menyebabkan kondisi serius seperti pneumonia, sepsis, dan meningitis. Vaksin ini direkomendasikan terutama untuk bayi dan orang dewasa di atas usia 65 tahun, yang rentan terhadap infeksi pneumokokus yang berpotensi fatal.
Imunisasi PCV secara global direkomendasikan oleh WHO untuk dilakukan pada bayi dan anak balita. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga telah merekomendasikan pemberian imunisasi PCV untuk melindungi anak dari penyakit pneumonia yang disebabkan bakteri pneumokokus. Imunisasi pada anak-anak dilakukan dalam tiga dosis yang terpisah, yaitu pada usia 2 bulan, 3 bulan, dan 12 bulan. Penjadwalan dosis ini bertujuan untuk memastikan tingkat efektivitas yang maksimal dalam mencegah penyakit pneumonia.Â
Imunisasi PCV tersedia dalam beberapa jenis, antara lain PCV13, PCV15, dan PCV20. Suntikan ini bertujuan untuk memberikan perlindungan yang lebih luas terhadap serotipe-serotipe bakteri pneumokokus yang berbeda. Berikut ulasan lebih lanjut tentang imunisasi PVC yang liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (22/2/2024).
Advertisement
Peran Penting PVC
Imunisasi PCV memiliki peran yang sangat penting dalam melindungi individu dari infeksi yang disebabkan oleh bakteri pneumokokus. Keberadaan vaksin ini sangat vital karena mampu mencegah berbagai infeksi serius pada kesehatan, seperti pneumonia, infeksi darah, dan meningitis bakteri.
Pentingnya imunisasi PCV tidak hanya terbatas pada kelompok lansia, tetapi juga relevan bagi anak-anak. Dengan memberikan vaksinasi sesuai dengan usia dan kondisi kesehatan, kita dapat menghindari berbagai gangguan kesehatan yang disebabkan oleh bakteri pneumokokus.
Studi yang dipublikasikan dalam Journal of the American Medical Association menunjukkan bahwa vaksin PCV memiliki manfaat yang efektif pada kelompok usia dewasa. Pemberian vaksinasi rutin PCV13 terkait dengan penurunan signifikan risiko rawat inap di rumah sakit akibat pneumonia dan infeksi saluran pernapasan bawah.
Dosis Imunisasi PCV Berdasarkan Usia dan Kondidi Kesehatan
Imunisasi PCV direkomendasikan untuk sejumlah kelompok yang memiliki risiko tinggi terinfeksi bakteri pneumokokus. Kelompok-kelompok tersebut adalah sebagai berikut.
1. Bayi
Bayi sangat rentan terhadap infeksi bakteri pneumokokus, sehingga vaksinasi PCV penting untuk melindungi mereka dari berbagai penyakit yang dapat terjadi akibat infeksi ini.
2. Lansia di Atas 65 Tahun
Kelompok ini juga rentan terhadap infeksi pneumokokus yang berpotensi fatal, sehingga vaksinasi PCV sangat disarankan untuk menjaga kesehatan mereka.
3. Individu dengan Masalah Kesehatan Jangka Panjang
Termasuk mereka yang memiliki penyakit jantung, kelainan bawaan, penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, kanker, gagal ginjal, serta mereka yang sedang menjalani pengobatan untuk penyakit kanker.
4. Individu dengan Gaya Hidup Kurang Sehat
Seperti perokok atau mereka yang kurang tidur, karena mereka rentan terhadap penurunan daya tahan tubuh.
5. Individu dengan Penyakit yang Menurunkan Daya Tahan Tubuh
Seperti HIV atau penyakit autoimun.
Berikut dosis vaksin PCV disesuaikan dengan usia dan kondisi kesehatan individu,
- Untuk bayi, vaksin PCV diberikan sebanyak 3 dosis pada usia 2 bulan, 3 bulan, dan 12 bulan, dengan penyuntikan dilakukan pada paha bagian kiri dengan dosis 0,5 ml.
- Anak di atas 2 tahun wajib mendapatkan 1 dosis vaksin untuk menjaga kesehatan mereka.
- Lansia di atas 65 tahun direkomendasikan untuk mendapatkan vaksinasi PCV satu kali.
- Bagi individu dengan masalah kesehatan jangka panjang, pemberian vaksin bisa dilakukan satu kali atau per 5 tahun, tergantung kondisi kesehatan mereka.
Advertisement
Individu yang Tidak Diperkenankan Mendapat Vaksin PCV
Pemberian imunisasi PCV perlu dipertimbangkan dengan hati-hati atau bahkan dihindari sama sekali pada anak-anak dengan kondisi tertentu. Ada beberapa kondisi yang membatasi atau bahkan melarang pemberian imunisasi PCV, berikut di antaranya.
1. Alergi Vaksin
Anak yang pernah mengalami reaksi alergi terhadap vaksin sebelumnya, perlu dikonsultasikan dengan dokter. Penggunaan vaksin PCV harus dipertimbangkan dengan hati-hati pada individu dengan riwayat alergi atau reaksi anafilaktik terhadap vaksin tertentu. Jika terjadi reaksi alergi parah (anafilaksis) yang terkonfirmasi terhadap imunisasi PCV atau komponen vaksin, kemungkinan anak tersebut tidak diperbolehkan untuk menerima vaksin ini.
2. Demam saat Jadwal Imunisasi
Meskipun demam ringan biasanya tidak menjadi hambatan untuk memberikan imunisasi, namun jika anak sedang mengalami demam yang lebih parah, seperti suhu tubuh tinggi, panas, dan menggigil, sebaiknya imunisasi PCV ditunda hingga setelah anak sembuh dari demam tersebut. Ini untuk memastikan bahwa tubuh anak dalam kondisi yang optimal untuk menerima vaksinasi dan mengurangi risiko komplikasi yang mungkin timbul.
Â
Cara Kerja Vaksin PCV
Vaksin PCV bekerja dengan mendorong tubuh untuk memproduksi antibodi yang bertindak sebagai pertahanan terhadap bakteri pneumokokus, penyebab utama pneumonia dan infeksi serius lainnya. Antibodi yang dihasilkan oleh tubuh dapat menetralisir atau menghancurkan bakteri serta racun yang dibawanya, sehingga individu yang divaksinasi menjadi terlindungi dari infeksi yang disebabkan oleh bakteri tersebut.
Meskipun ada lebih dari 90 jenis bakteri pneumokokus yang telah teridentifikasi, hanya beberapa dari mereka yang menyebabkan infeksi serius. Namun, vaksin PCV tetap penting karena memberikan perlindungan maksimal terhadap berbagai serotipe bakteri pneumokokus, terutama pada anak-anak yang rentan terhadap infeksi tersebut.
Efektivitas imunisasi PCV terutama terlihat pada anak-anak, di mana respon tubuh terhadap vaksinasi ini sangat baik. Penurunan risiko terkena pneumonia setelah mendapatkan vaksin PCV cukup signifikan, sehingga setiap anak sangat dianjurkan untuk mendapatkannya.
Pada anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa yang menerima vaksin PCV, tingkat efektivitasnya juga cukup mengesankan, mencapai sekitar 50-70 persen dalam mencegah pneumonia. Meskipun demikian, perkiraan tersebut menunjukkan bahwa tingkat efektivitas vaksinasi cenderung lebih tinggi pada anak-anak dibandingkan dengan orang dewasa.
Dengan tingkat efektivitas yang tinggi, vaksinasi PCV memberikan perlindungan yang penting terhadap infeksi pneumonia dan penyakit serius lainnya yang disebabkan oleh bakteri pneumokokus, sehingga menjadi langkah preventif yang krusial dalam menjaga kesehatan individu, terutama pada anak-anak dan kelompok rentan lainnya.
Â
Advertisement
Efek Samping Imunisasi PCV
Imunisasi PCV umumnya aman, namun seperti halnya dengan vaksin lainnya, terkadang dapat menyebabkan efek samping ringan pada penerima vaksin, baik anak-anak maupun dewasa. Berikut beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah vaksinasi PCV.
1. Demam
Beberapa individu mungkin mengalami demam ringan setelah menerima vaksin PCV. Ini merupakan respons alami tubuh terhadap vaksinasi dan biasanya bersifat sementara.
2. Kemerahan di Tempat Suntikan
Kemerahan atau sedikit iritasi di tempat suntikan adalah efek samping umum yang dapat terjadi setelah vaksinasi PCV. Hal ini biasanya tidak memerlukan perawatan khusus dan akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari.
3. Bengkak di Tempat Suntikan
Bengkak atau pembengkakan di tempat suntikan juga merupakan efek samping yang umum terjadi setelah vaksinasi PCV. Biasanya, bengkak ini juga bersifat sementara dan akan mereda dalam beberapa hari.
Â