Sukses

Bagaimana Puting Beliung Terjadi? Ketahui Bedanya dengan Tornado

Kecepatan angin puting beliung bisa mencapai sekitar 175 km/jam, dengan lebar mencapai sekitar 250 kaki atau sekitar 75 meter, dan bergerak dalam beberapa kilometer sebelum mereda atau lenyap.

Liputan6.com, Jakarta Angin puting beliung merupakan fenomena alam yang seringkali bersifat merusak. Puting beliung terjadi ketika angin berputar secara kencang di permukaan bumi selama beberapa menit. Fenomena ini sering diidentifikasi dengan kehadiran corong angin yang menyerupai tornado, dengan ujungnya tampak menyentuh tanah dan dikelilingi oleh awan-awan yang membawa puing-puing dan debu.

Kecepatan angin puting beliung bisa mencapai sekitar 175 km/jam, dengan lebar mencapai sekitar 250 kaki atau sekitar 75 meter, dan bergerak dalam beberapa kilometer sebelum mereda atau lenyap. Durasi kejadian angin puting beliung umumnya singkat, berkisar antara 3 hingga 5 menit, dan sering diikuti oleh angin kencang.

Fenomena angin puting beliung sering terjadi di berbagai negara termasuk Amerika, Jepang, Korea, Australia, Filipina, China, dan Indonesia. Fenomena ini biasanya terjadi pada musim peralihan, baik siang hari maupun malam hari, dengan rentang waktu antara pukul 13.00 hingga 17.00, meskipun kadang-kadang juga bisa terjadi pada malam hari. Berikut ulasan lebih lanjut tentang puting beliung yang Liputan6.com rangkuman dari berbagai sumber, Kamis (22/2/2024).

2 dari 4 halaman

Bagaimana Proses Terbentuknya Puting Beliung

Proses terbentuknya angin puting beliung melibatkan serangkaian peristiwa kompleks yang melibatkan faktor-faktor atmosferik yang berinteraksi secara dinamis. Berikut adalah ulasan yang lebih rinci tentang proses terbentuknya angin puting beliung.

1. Pertemuan Antara Udara Panas dan Dingin

Angin puting beliung sering kali terjadi di daerah di mana terjadi pertemuan antara dua massa udara dengan suhu yang berbeda. Udara panas yang naik bertabrakan dengan udara dingin yang turun, menciptakan ketegangan atmosferik yang dapat menyebabkan terjadinya gerakan udara yang berputar.

2. Pembentukan Awan Cumulonimbus

Pertemuan antara udara panas dan dingin ini menciptakan kondisi yang ideal untuk pembentukan awan cumulonimbus. Udara panas naik ke atas dengan cepat, membawa uap air yang kemudian mengalami kondensasi dan membentuk awan besar yang tinggi. Pada awalnya, awan cumulonimbus mengalami fase pertumbuhan di mana udara panas terus naik ke atas dengan kuat. Proses ini menyebabkan pembentukan awan yang semakin besar dan tinggi, dengan energi potensial yang besar terakumulasi di dalamnya.

Ketika awan mencapai puncak pertumbuhannya, fase dewasa dimulai. Pada saat ini, titik-titik air dan kristal es yang terbentuk di dalam awan akan mulai jatuh sebagai hujan. Proses ini menciptakan gaya gesek antara arus udara naik dan turun, yang dapat menyebabkan pembentukan pusaran udara di dalam awan.

Gesekan antara arus udara naik dan turun ini menciptakan pusaran udara yang semakin kuat. Jika kondisi atmosfer mendukung, pusaran udara ini dapat berkembang menjadi angin puting beliung. Angin puting beliung terbentuk ketika pusaran udara mencapai permukaan bumi dan menyebabkan kerusakan signifikan.

3. Fase Punah Awan Cumulonimbus

Setelah mencapai puncaknya, awan cumulonimbus akan mengalami fase punah di mana massa udara di dalamnya mulai meluas dan energi potensial berkurang. Proses ini menyebabkan angin puting beliung mereda dan akhirnya berakhir.

Proses ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor tambahan seperti topografi, kelembaban udara, dan perbedaan tekanan atmosfer. Karena kompleksitasnya, angin puting beliung sering kali sulit diprediksi dengan tepat, sehingga kewaspadaan dan pengawasan terhadap kondisi cuaca yang berpotensi menyebabkan angin puting beliung sangat penting untuk mitigasi risiko yang lebih baik.

3 dari 4 halaman

Perbedaan Puting Beliung dan Tornado

Puting beliung dan tornado adalah dua fenomena alam yang sering disamakan karena keduanya melibatkan pusaran angin yang kuat dan berpotensi merusak. Namun, ada perbedaan penting antara keduanya yang perlu dipahami. Berikut adalah uperbedaan antara puting beliung dan tornado.

1. Visual dan Karakteristik

Secara visual, puting beliung memiliki bentuk yang berputar kencang menyerupai belalai dan biasanya dapat menimbulkan kerusakan di sekitar lokasi kejadian. Namun, ukuran dan intensitasnya cenderung lebih kecil dibandingkan dengan tornado.

Tornado memiliki dimensi yang lebih besar dan intensitas yang lebih dahsyat. Tornado biasanya memiliki kecepatan angin yang sangat tinggi, bahkan mencapai ratusan kilometer per jam, dengan dimensi yang bisa mencapai puluhan kilometer. Tornado juga cenderung menyebabkan kerusakan yang lebih luas dan serius.

2. Terminologi dan Daerah Geografis

Istilah "puting beliung" lebih umum digunakan di Indonesia dan negara-negara lain di sekitarnya. Istilah ini merujuk pada fenomena angin kencang dengan karakteristik yang relatif lebih ringan dibandingkan dengan tornado.

Istilah "tornado" biasanya digunakan di wilayah Amerika Utara dan beberapa negara lain yang sering mengalami fenomena ini. Istilah ini merujuk pada pusaran angin yang sangat kuat dan berpotensi merusak dengan intensitas yang lebih tinggi daripada puting beliung.

3. Kecepatan Angin dan Durasi

Kecepatan angin pada puting beliung umumnya lebih rendah dibandingkan dengan tornado, meskipun masih bisa mencapai kecepatan yang cukup tinggi. Durasi kejadian puting beliung biasanya singkat, umumnya kurang dari 10 menit.

Tornado memiliki kecepatan angin yang sangat tinggi dan durasi kejadian yang bisa lebih panjang. Tornado bisa bertahan selama beberapa menit hingga lebih dari satu jam tergantung pada kekuatannya.

Meskipun memiliki beberapa persamaan visual, perbedaan dalam intensitas, dimensi, terminologi, dan karakteristik membuat puting beliung dan tornado merupakan fenomena alam yang berbeda. Penting untuk menggunakan istilah yang tepat sesuai dengan kondisi geografis dan karakteristik fenomena yang terjadi di daerah tersebut.

4 dari 4 halaman

Langkah Mitigasi Puting Beliung

Langkah-langkah mitigasi bencana puting beliung yang disarankan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencakup persiapan sebelum, selama, dan setelah bencana terjadi. Berikut adalah langkah-langkahnya.

Sebelum Bencana

1. Membuat Rumah dan Gedung yang Kokoh

Bangun rumah atau gedung dengan material yang kokoh dan tahan angin untuk mengurangi risiko kerusakan saat terjadi puting beliung.

2. Mengetahui Informasi Puting Beliung

Pendidikan dan pengetahuan tentang puting beliung serta cara penyelamatan diri sangat penting. Masyarakat perlu memahami tanda-tanda terjadinya bencana puting beliung.

Saat Bencana

1. Menyelamatkan Barang

Bawa semua barang ke dalam rumah untuk menghindari kerusakan atau kehilangan akibat terbawa angin.

Langkah ini dilakukan untuk menjaga agar angin tidak masuk ke dalam rumah atau bangunan.

3. Mematikan Listrik dan Elektronik

Ini bertujuan untuk menghindari risiko korsleting listrik yang dapat menyebabkan kebakaran.

4. Berlindung dengan Posisi yang Aman

Duduk dengan posisi memeluk lutut ke dada atau berlindung di tempat yang aman untuk mengurangi risiko terkena benda terbang atau terkena petir.

5. Menghindari Tempat Berbahaya

Hindari bangunan tinggi, papak reklame, pohon besar, dan struktur yang bisa roboh atau patah akibat angin.

Setelah Bencana

1. Memastikan Keselamatan Keluarga

Pastikan tidak ada anggota keluarga yang terluka atau terjebak dalam keadaan bahaya.

2. Memberikan Pertolongan Pertama

Jika ada yang terluka, berikan pertolongan pertama sesegera mungkin.

3. Melaporkan Kerusakan

Laporkan kerusakan yang signifikan kepada pihak berwenang, seperti kerusakan listrik, gas, atau ancaman bagi masyarakat umum.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, diharapkan masyarakat dapat meminimalkan risiko dan kerugian yang diakibatkan oleh bencana puting beliung.