Sukses

7 Dalil Nisfu Syaban Tentang Keistimewaan, Keutamaan, dan Amalan yang Dianjurkan

Berdasarkan dalil Nisfu Syaban, disunnahkan untuk melakukan amalan ibadah seperti shalat malam, berdzikir, dan berdoa.

Liputan6.com, Jakarta - Memahami dalil Nisfu Syaban sangat penting bagi umat Islam karena malam tersebut dianggap istimewa dalam agama. Rasulullah saw. memberikan penjelasan tentang keutamaan malam Nisfu Syaban yang penuh ampunan dan rahmat Allah Swt. melalui dalil-dalil tersebut.

Berdasarkan dalil Nisfu Syaban, disunnahkan untuk melakukan amalan ibadah seperti shalat malam, berdzikir, dan berdoa. Pelaksanaan amalan-amalan tersebut dapat menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meraih keberkahan dalam hidup.

Memahami dalil Nisfu Syaban, umat Islam diingatkan untuk memanfaatkan malam tersebut dengan sebaik-baiknya. Melaksanakan amalan yang dianjurkan dalam dalil Nisfu Syaban merupakan bentuk ketaatan kepada ajaran Islam dan upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT.  

Berikut Liputan6.com ulas dalil Nisfu Syaban yang dimaksudkan lengkap penjelasannya, Senin (26/2/2024).

2 dari 3 halaman

1. Malam yang Penuh Ampunan

Dalam hadis riwayat Abu Bakar ra., Nabi Muhammad saw. menjelaskan keutamaan malam Nisfu Syaban sebagai malam ampunan Allah Swt. yang lebih mudah diraih setiap insan. Allah turun ke Bumi pada malam tersebut untuk memberikan ampunan kepada semua makhluk-Nya kecuali orang musyrik atau yang menyimpan kebencian dalam hatinya.

 

Dalam sebuah hadis riwayat Abu Bakar ra., Nabi Muhammad SAW menjelaskan keutamaan malam Nisfu Syaban adalah ampunan Allah SWT sebagai berikut:

ينزل الله إلى السماء الدنيا ليلة النصف من شعبان فيغفر لكل شيء، إلا لرجل مشرك أو رجل في قلبه شحناء

Artinya, “(Rahmat) Allah Swt. turun ke Bumi pada malam Nisfu Syaban. Dia akan mengampuni segala sesuatu kecuali dosa musyrik dan orang yang di dalam hatinya tersimpan kebencian (kemunafikan).” (HR al-Baihaqi).

 

2. Amalan di Malam Nisfu Syaban

Berdasarkan dalil Nisfu Syaban, disunnahkan untuk menghidupkan malam hari raya seperti Idhul Fitri dan Idhul Adha dengan berdzikir, shalat, terutama shalat tasbih. Amalan ini baik dilakukan di malam Nisfu Sya’ban, awal malam bulan Rajab, dan malam Jumat karena pada malam-malam tersebut doa dikabulkan.

“Disunnahkan menghidupkan malam hari raya, Idhul Fitri dan Idhul Adha, dengan berdzikir dan shalat, khususnya shalat tasbih. Sekurang-kurangnya adalah mengerjakan shalat Isya berjamaah dan membulatkan tekad untuk shalat Shubuh berjamaah.
Amalan ini juga baik dilakukan di malam Nisfu Sya’ban, awal malam bulan Rajab, dan malam Jumat karena pada malam-malam tersebut doa dikabulkan.” Kitab Qalyûbî wa ‘Umairah (Mahalli) Imam Syihabuddin Ahmad al-Burullusi al-Mishri (907H).

3. Malam Dikabulkannya Permintaan

Nabi Muhammad saw. menjelaskan bahwa malam Nisfu Syaban adalah malam istimewa karena Allah Swt. akan mengabulkan permintaan hamba-Nya. Rasulullah mengajak umatnya untuk beribadah pada malam tersebut karena Allah turun untuk mengabulkan permohonan ampunan, rezeki, kesembuhan, dan kebaikan lainnya hingga terbit fajar.

 

عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِيْ طَالِبٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ: إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُوْمُوْا لَيْلَهَا وَ صُوْمُوْا نَهَارَهَا فَإِنَّ اللهَ تَعَالَى يَنْزِلُ فِيْهَا لِغُرُوْبِ الشَّمْسِ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا فَيَقُوْلُ: أَلاَ مِنْ مُسْتَغْفِرٍ لِيْ فَأَغْفِرَ لَهُ ! أَلاَ مُسْتَرْزِقٌ فَأَرْزُقَهُ ! أَلاَ مُبْتَلَى فَأُعَافِيَهُ ! أَلاَ كَذَا… أَلاَ كَذَا… حَتَّى يَطْلُعَ الفَجْرُ

Artinya:

“Dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib bahwasanya Rasulullah saw. bersabda:

“Apabila tiba malam Nisfu Syaban, salatlah pada malam harinya dan puasalah di siang harinya karena Allah menyeru hamba-Nya di saat tenggelamnya matahari, lalu berfirman: ‘Adakah yang meminta ampun kepada-Ku? Niscaya Aku akan mengampuninya, Adakah yang meminta rezeki kepada-Ku? Niscaya akan memberinya rezeki. Adakah yang sakit? Niscaya Aku akan menyembuhkannya, Adakah yang demikian (maksudnya Allah akan mengabul hajat hambanya yang memohon pada waktu itu)…. Adakah yang demikian…. sampai terbit fajar.” (HR. Ibnu Majah)

 

3 dari 3 halaman

4. Ketentuan Puasa di Bulan Syaban

Sebagaimana disebutkan dalam dalil Nisfu Syaban, Abu Hurairah ra meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW menyatakan agar tidak berpuasa setelah pertengahan bulan Syaban hingga tiba bulan Ramadhan. Ini menegaskan pentingnya memahami tata cara ibadah di bulan Syaban sebagai persiapan menuju bulan suci Ramadhan.

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda: "Apabila telah memasuki pertengahan syaban, maka janganlah berpuasa sampai (datang) Ramadhan." (HR. Abu Daud)

5. Rasulullah Berpuasa di Bulan Syaban

Dalam hadis riwayat Muslim, disampaikan bahwa Rasulullah SAW sering berpuasa di bulan Syaban selain bulan Ramadhan. Hal ini menunjukkan keistimewaan bulan Syaban dalam ibadah puasa sebagai persiapan menyambut Ramadhan.

"Aku tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa secara sempurna sebulan penuh selain pada bulan Ramadhan. Aku pun tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak daripada berpuasa di bulan Syaban.” (HR. Muslim)

6. Dosa yang Diampuni pada Bulan Syaban

Aisyah RA meriwayatkan bahwa pada malam Nisfu Syaban, Allah SWT turun ke langit dunia dan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya, sebanyak bulu domba bani Kalb. Hal ini menunjukkan pentingnya memanfaatkan malam Nisfu Syaban sebagai kesempatan untuk memperoleh ampunan dan berbagai kebaikan dari Allah SWT.

 

Dari Aisyah RA, ia berkata:

“Saya kehilangan Rasulullah SAW pada suatu malam, lalu saya keluar rumah, ternyata beliau sedang berada di Kuburan Baqi, lalu beliau bersabda: Apakah kamu khawatir Allah dan Rasulmu menipumu?

Saya berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya mengira engkau sedang mendatangi sebagian istrimu, lalu beliau berkata: Sesungguhnya Allah SWT turun pada pertengahan bulan Syaban ke langit dunia kemudian Dia mengampuni lebih banyak dari jumlah bulu domba bani Kalb.” (HR. Tirmidzi)

 

7. Sholat Malam pada Nisfu Syaban

Hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah menegaskan pentingnya sholat malam pada malam Nisfu Syaban. Rasulullah mengajak umatnya untuk sholat dan berdoa pada malam tersebut karena pada saat tenggelamnya matahari, Allah Swt. akan mengabulkan permohonan hamba-Nya.

“Apabila sudah sampai pertengahan bulan Syaban maka berdirilah shalat pada malam harinya dan berpuasa pada siang harinya. Sesungguhnya Allah turun pada pertengahan bulan tersebut saat tenggelam matahari ke langit dunia, lalu berfirman adakah yang meminta ampunan kepada-Ku niscaya Aku akan mengampuninya, Adakah yang meminta rezeki kepada-Ku, niscaya Aku akan memberinya, adakah yang sakit niscaya Aku akan menyembuhkannya dan sebaginya hingga terbit fajar.” (HR. Ibnu Majah)

Jika sudah memahami dalil-dalil Nisfu Syaban ini, umat Muslim diharapkan dapat mengisi malam tersebut dengan ibadah, dzikir, doa, dan amal saleh. Kehadiran malam Nisfu Syaban menawarkan peluang berharga bagi umat Islam untuk memperbaiki hubungan mereka dengan Allah Swt. serta memperoleh ampunan, rahmat, dan berkah-Nya.