Sukses

Resign Kerja Adalah Mengundurkan Diri, Pahami Persiapan yang Diperlukan dan Konsekuensinya

Perencanaan resign kerja adalah bagian penting di dalam manajemen sumber daya manusia bagi perusahaan.

Liputan6.com, Jakarta Fenomena berhenti dari pekerjaan atau resign merupakan hal yang lumrah di lingkungan kerja. Pendekatan ini selalu diupayakan oleh karyawan yang merasa perlu untuk mencari peluang baru, tantangan baru, atau mendapatkan pengalaman yang lebih baik. Resign kerja adalah langkah yang terjadi ketika karyawan merasa kurang dihargai, tidak disiplin, atau tidak cocok dengan lingkungan kerja mereka. Alasan-alasan ini normal dan alami dalam kehidupan profesional, namun dapat menimbulkan tantangan bagi perusahaan terutama dalam mempertahankan pemegang kunci atau pekerja berpengalaman.

Perencanaan resign kerja adalah bagian penting di dalam manajemen sumber daya manusia bagi perusahaan. Resignasi yang terencana dan dipersiapkan dengan baik dapat memberikan transisi yang lebih mulus bagi kedua belah pihak, mencegah kehilangan pengetahuan, pengalaman, atau keterampilan yang berharga, serta memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk merencanakan perekrutan atau penggantian karyawan yang tepat. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memahami dan mempersiapkan diri atas kemungkinan resignasi karyawan, termasuk dengan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung dan memotivasi karyawan.

Selain itu, memahami alasan di balik keputusan resignasi karyawan juga memberikan wawasan yang berharga bagi perusahaan. Dengan mengetahui sebab-sebab di balik kepergian karyawan, perusahaan dapat melihat peluang untuk meningkatkan kualitas lingkungan kerja, manajemen karyawan, dan relasi antara atasan dan bawahan. Dengan begitu, fenomena berhenti dari pekerjaan yang kerap terjadi bisa dijadikan sebagai kesempatan bagi perusahaan untuk melakukan analisis menyeluruh dan peningkatan.

Untuk memahami lebih dalam apa itu resign dan bagaimana mengambil keputusan untuk berhenti kerja agar tidak menghadapi kendala di depan, simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (26/2/2024).

2 dari 5 halaman

Pengertian Resign Kerja

Resign kerja berasal dari kata resign yang berarti melepaskan diri atau mundur, dan kata kerja yang merujuk pada pekerjaan. Jadi resign kerja dapat diartikan sebagai proses melepaskan diri dari pekerjaan yang sedang atau pernah dijalani.

Proses resign kerja biasanya terjadi ketika seseorang merasa tidak cocok lagi dengan lingkungan kerja, tidak mendapatkan penghargaan yang layak, atau ingin mencari tantangan baru di tempat yang lain. Proses resign kerja ini merupakan hal yang wajar terjadi di dunia kerja dan biasanya diatur dalam peraturan perusahaan atau kontrak kerja yang menjadi acuan antara karyawan dan perusahaan.

Sebelum melakukan resign kerja, sebaiknya karyawan meninjau kembali alasan dan pertimbangan yang mendasari keputusan tersebut. Selain itu, karyawan juga perlu memastikan bahwa proses resign dilakukan dengan profesional dan baik-baik, seperti memberikan pemberitahuan yang cukup waktu kepada atasan atau pihak yang berwenang, menyelesaikan pekerjaan dengan baik, dan menjaga hubungan baik dengan rekan kerja serta perusahaan.

3 dari 5 halaman

Alasan Seseorang Resign Kerja

Resign kerja adalah keputusan besar yang mungkin diambil seseorang dalam karirnya. Alasan-alasan yang mungkin mendorong seseorang untuk resign bervariasi, mulai dari ketidakpuasan terhadap pekerjaan atau lingkungan kerja, hingga adanya kesempatan yang lebih baik di tempat lain. Terkadang, perubahan dalam kehidupan pribadi seperti pernikahan, keluarga, atau kesehatan juga dapat menjadi faktor yang mendorong seseorang untuk resign.

Ketidakpuasan terhadap pekerjaan bisa disebabkan oleh kurangnya tantangan, kekurangan apresiasi, atau ketidakcocokan dengan tugas yang diberikan. Lingkungan kerja yang tidak menyenangkan, konflik dengan rekan kerja atau atasan juga dapat menjadi faktor lain yang mendorong seseorang untuk resign.

Kesempatan yang lebih baik di tempat lain seperti gaji yang lebih tinggi, benefit yang lebih baik, atau kesempatan untuk berkembang juga sering menjadi alasan untuk resign. Terkadang adanya perubahan dalam industri atau perusahaan yang mengakibatkan perubahan dalam arah karir seseorang juga dapat menjadi faktor yang mendorong seseorang untuk mundur.

Dalam beberapa kasus, seseorang mungkin juga memilih untuk resign untuk fokus pada kehidupan pribadi mereka, seperti untuk merawat anggota keluarga yang sakit atau untuk mengejar impian pribadi. Setiap individu memiliki alasan yang berbeda-beda untuk resign, dan ini adalah keputusan yang perlu dipertimbangkan dengan matang.

4 dari 5 halaman

Konsekuensi dan Alternatif Resign

Pertimbangan untuk resign kerja harus dipertimbangkan dengan matang, termasuk faktor kondisi keuangan pribadi, kesiapan untuk mencari pekerjaan baru, dan evaluasi terhadap potensi perubahan dan risiko yang terkait dengan resign. Sebelum melakukan resign, ada beberapa langkah yang perlu dipersiapkan, seperti memberikan pemberitahuan kepada atasan atau departemen sumber daya manusia, menyelesaikan tugas-tugas terbuka, dan menyiapkan diri untuk menghadapi konsekuensi resign.

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, seseorang dapat membuat keputusan resign yang lebih bijaksana dan mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi konsekuensi yang akan timbul.

Konsekuensi pertama adalah kehilangan pendapatan tetap yang biasanya diperoleh dari pekerjaan. Selain itu, ada juga kehilangan tunjangan dan manfaat kerja seperti asuransi kesehatan, cuti, dan bonus tahunan. Dampak sosial dan profesional juga perlu dipertimbangkan, seperti kehilangan hubungan dengan rekan kerja, atasan, dan klien.

Sebelum mengambil keputusan untuk resign, ada beberapa alternatif yang bisa dipertimbangkan. Salah satunya adalah berbicara dengan atasan tentang kekhawatiran atau masalah yang ada, mencari penyelesaian yang memuaskan bagi kedua belah pihak. Alternatif lainnya adalah mencari promosi atau rotasi jabatan di dalam perusahaan, yang mungkin bisa memberikan perubahan yang diinginkan tanpa harus meninggalkan perusahaan.

Sebelum membuat keputusan besar seperti resign kerja, penting untuk mempertimbangkan konsekuensi dan alternatif-alternatif yang ada.

5 dari 5 halaman

Cara Resign yang Baik

Proses resign dari pekerjaan adalah keputusan yang penting dan perlu dilakukan dengan bijak. Resign kerja adalah tindakan yang harus dipersiapkan dengan matang agar prosesnya berjalan lancar dan tidak menimbulkan masalah baik bagi karyawan maupun perusahaan. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang segala hal yang perlu diketahui tentang cara resign kerja yang baik dan benar, mulai dari alasan resign, persiapan sebelum resign, hingga langkah-langkah yang perlu dilakukan setelah resign. Dengan pemahaman yang baik tentang cara resign yang baik, diharapkan proses resign dapat berjalan dengan lancar dan memberikan dampak positif bagi kedua belah pihak.

1. Mencari Tahu dan Ikuti Aturan Resign di Perusahaan

Sebelum Anda memutuskan untuk resign dari pekerjaan, penting untuk mencari tahu dan mengikuti aturan resign yang berlaku di perusahaan Anda. Pastikan untuk memahami jenis-jenis aturan yang ada, termasuk mengenai pemberitahuan resign dan hak-hak pekerja yang mengundurkan diri.

Periksa kontrak kerja Anda dan aturan perusahaan mengenai proses pengajuan resign, termasuk apakah ada persyaratan pemberitahuan tertentu dan bagaimana prosedur resign yang harus diikuti. Jika diperlukan, cari tahu tentang apakah pekerja akan memperoleh pesangon atau kompensasi lainnya ketika mengundurkan diri.

Dengan memahami dan mengikuti aturan resign dengan benar, Anda dapat menghindari masalah di masa depan dan menyudahi hubungan kerja Anda dengan baik. Jika Anda perlu bantuan atau informasi lebih lanjut, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan atasan atau bagian sumber daya manusia di perusahaan Anda.

2. Tulis Melalui Surat Resign dan Memberitahu Secara Langsung

Menulis surat resign dan memberitahukan rencana resign secara langsung kepada atasan merupakan langkah yang penting untuk benar-benar mengundurkan diri karena alasan-alasan berikut:

  1. Kesopanan dan etika profesional: Membuat surat resign adalah cara yang sopan untuk memberitahukan atasan tentang keputusan anda yang relevan dengan pekerjaan. Memberitahukan secara langsung juga merupakan bentuk etika profesional dan menghormati atasan serta perusahaan tempat anda bekerja.
  2. Bukti tertulis: Surat resign adalah bukti tertulis bahwa anda secara resmi mengundurkan diri dan menentukan tanggal terakhir anda bekerja. Ini penting terutama untuk urusan administrasi dan melindungi hak-hak anda sebagai karyawan.
  3. Kepastian dan jelas: Dengan menulis surat resign, anda memberikan kepastian dan kejelasan kepada atasan dan perusahaan tentang niat anda untuk mengundurkan diri. Hal ini mencegah kebingungan atau salah pengertian mengenai situasi anda.
  4. Proses penggantian: Memberitahukan rencana resign secara langsung juga memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk memulai proses penggantian anda dengan segera. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk mencari pengganti anda dan merencanakan transisi dengan lebih baik.

Dengan mengambil langkah-langkah ini, anda dapat memastikan bahwa proses resign anda berjalan dengan baik dan memberikan kesan yang positif kepada atasan dan perusahaan.

3. Menyimpulkan dan Pekerjaan Transisi

Setelah mengambil keputusan untuk mengundurkan diri dari pekerjaan, sangat penting untuk dapat menyimpulkan pekerjaan dengan baik dan melakukan transisi yang lancar kepada pengganti Anda. Langkah pertama adalah membuat daftar proyek terkini yang sedang Anda kerjakan dan menentukan sisa waktu yang Anda miliki sebelum benar-benar meninggalkan perusahaan. Selanjutnya, pastikan untuk mendokumentasikan informasi penting mengenai proyek-proyek tersebut agar pengganti Anda dapat melanjutkan dengan lancar.

Selama sisa waktu yang Anda miliki, pastikan untuk bekerja sama dengan pengganti Anda dan memberikan informasi serta bimbingan yang diperlukan. Pastikan untuk menjelaskan segala hal yang perlu diketahui dan berbagi pengetahuan yang Anda miliki sehingga transisi dapat berjalan dengan baik.

Penting juga untuk tetap menjaga sikap profesionalisme dan memberikan dukungan kepada tim dan perusahaan selama proses transisi. Dengan melakukan semua langkah di atas, Anda dapat memastikan bahwa pekerjaan Anda sudah disimpulkan dengan baik dan transisi kepada pengganti Anda berjalan dengan lancar.

4. Bersikap Ramah dan Tetap Positif

Saat menghadapi pengunduran diri dari pekerjaan, penting untuk tetap bersikap ramah dan positif kepada atasan dan rekan kerja. Jangan lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada atasan atas pengalaman dan kesempatan kerja yang telah diberikan. Hindari mengeluh dan menjaga diskusi dengan atasan tetap positif.

Berikan pengertian kepada atasan tentang hal-hal yang Anda nikmati dalam bekerja, hal-hal yang Anda pelajari, bagaimana pekerjaan tersebut mempersiapkan Anda untuk pekerjaan berikutnya, dan mengapa Anda bersemangat dengan perubahan tersebut. Pastikan untuk tetap berfokus pada hal-hal positif yang Anda alami selama bekerja, dan bagaimana pengalaman tersebut memperkaya pengetahuan dan keterampilan Anda.

Pengunduran diri adalah sebuah keputusan pribadi, namun dengan bersikap positif dan berterima kasih kepada atasan, Anda dapat meninggalkan kesan yang baik dan menjaga hubungan baik untuk masa depan.

5. Pertahankan Status Quo hingga Hari Terakhir

Untuk mempertahankan status quo hingga hari terakhir di tempat kerja, penting bagi karyawan untuk tetap fokus dan berkomitmen melakukan tugas yang diberikan. Memberikan pemberitahuan resign juga merupakan langkah yang penting, dan karyawan perlu mempertimbangkan waktu yang tepat untuk memberikan pemberitahuan tersebut. Selain itu, mencari pekerjaan lain juga perlu dipertimbangkan dengan matang untuk memastikan transisi ke pekerjaan baru dapat berjalan lancar.

Selama periode transisi, karyawan perlu memahami pentingnya menjaga status quo. Hal ini mencakup menjaga hubungan baik dengan rekan kerja dan atasan, serta tetap melakukan tugas dengan baik hingga hari terakhir. Dengan menjaga status quo, karyawan juga dapat memastikan bahwa reputasi dan hubungan kerja mereka tetap baik meskipun mereka telah memberikan pemberitahuan resign.

Setelah memberikan pemberitahuan resign, karyawan perlu tetap fokus dan berkomitmen dalam menjalankan tugas sampai hari terakhir. Hal ini tidak hanya untuk menjaga profesionalisme, tetapi juga untuk memastikan bahwa pekerjaan dapat berjalan lancar tanpa hambatan. Dengan demikian, karyawan dapat meninggalkan tempat kerja dengan kesan yang baik dan mempertahankan hubungan baik dengan mantan atasan dan rekan kerja.

6. Minta Rekomendasi Bagus Sebelum Pergi

Sebelum kamu memutuskan untuk resign kerja, penting untuk meminta rekomendasi dari atasan atau teman kerja. Minta pendapat mereka tentang kinerjamu dan bagaimana kamu dapat meningkatkannya di tempat kerja selanjutnya.

Pastikan untuk selalu memiliki beberapa orang dari setiap pekerjaan sebelumnya yang dapat kamu minta rekomendasinya. Ini akan membantu memperkuat portofolio rekomendasi kerjamu.

Menanyakan secara langsung saat kamu masih dalam ingatan mereka akan membuat mereka lebih cenderung menanggapi permintaan referensi dengan baik di kesempatan mendatang.

Dengan adanya rekomendasi yang baik, akan memudahkan kamu untuk mendapatkan pekerjaan baru. Jadi pastikan untuk selalu mempertahankan hubungan baik dengan atasan dan teman kerjamu, serta jangan ragu untuk meminta referensi mereka.