Sukses

Pahala Puasa Nisfu Sya'ban, Dianjurkan Rasulullah SAW

Pahala-pahala puasa Nisfu Syaban dan dalilnya serta ketentuannya

Liputan6.com, Jakarta Pahala puasa Nisfu Syaban seringkali menjadi topik yang menarik untuk dibahas. Puasa Nisfu Sya'ban adalah sunnah yang dianjurkan bagi umat muslim. Puasa Nisfu Syaban dilakukan pada tanggal 15 bulan Sya'ban dalam penanggalan Islam. Puasa Nisfu Syaban memiliki banyak keutamaan dan dalilnya yang sangat penting untuk diketahui.

Pahala puasa Nisfu Sya'ban sangatlah besar, karena pada hari itu Allah SWT memberikan rahmat dan ampunan yang melimpah. Pahala puasa Nisfu Sya'ban dapat menghapus dosa-dosa kecil yang telah dilakukan selama setahun. Pahala puasa Nisfu Syaban juga dapat membantu dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Dalil tentang keutamaan puasa Nisfu Sya'ban dapat ditemui dalam hadis-hadis Nabi Muhammad SAW. Salah satunya adalah hadis yang menyatakan bahwa Allah SWT menoleh kepada hamba-Nya pada malam Nisfu Syaban dan memberikan ampunan kepada siapa pun yang meminta ampunan-Nya. Dengan pemahaman tentang keutamaan dan dalilnya, puasa Nisfu Syaban menjadi amalan yang sangat bermanfaat bagi umat muslim.

Berikut ini telah Liputan6.com rangkum pahala-pahala puasa Nisfu Sya'ban dan dalilnya serta ketentuannya pada Kamis (29/2).

2 dari 3 halaman

Apa Saja Pahala Puasa Nisfu Syaban?

Puasa Nisfu Syaban, atau puasa pertengahan bulan Syaban, memiliki keutamaan dan pahala yang besar berdasarkan sejumlah hadits yang disampaikan oleh Rasulullah SAW. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah R.A, beliau menyatakan bahwa Rasulullah SAW selalu berpuasa bulan Ramadhan, namun tidak pernah berpuasa satu bulan penuh kecuali pada bulan tersebut. Lebih lanjut, Aisyah R.A juga mencatat bahwa Rasulullah SAW sangat rajin berpuasa sunnah di bulan Syaban, dan tidak pernah berpuasa sunnah lebih banyak di bulan lain selain Ramadhan.

Hadits tersebut disebutkan dalam Bukhari dan Muslim, sebagai berikut:

عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّهَا قَالَتْ: وَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ قَطُّ إِلَّا رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ فِي شَهْرٍ أَكْثَرَ مِنْهُ صِيَامًا فِي شَعْبَانَ

Dalam riwayat lain, Aisyah R.A juga menyatakan bahwa bulan yang paling dicintai oleh Rasulullah SAW untuk berpuasa sunnah adalah bulan Sya’ban, dan beliau sering menyambungnya dengan puasa Ramadhan. (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)

Ummu Salamah R.A juga mengungkapkan bahwa Rasulullah SAW berpuasa dua bulan berturut-turut, yaitu bulan Sya’ban dan Ramadhan. (HR. Tirmidzi)

Dalil lain dari Ali bin Abi Thalib menyatakan bahwa Rasulullah SAW berpesan agar umatnya menjalankan ibadah pada malam Nisfu Syaban, seperti shalat malam dan berpuasa di siang harinya. Allah dikatakan turun ke langit bumi pada malam tersebut dan bertanya kepada hamba-Nya mengenai permintaan ampunan, rezeki, serta kesembuhan dari cobaan.

Hadits ini disampaikan oleh Ali bin Abi Thalib:

“Apabila malam nisfu Sya’ban, maka shalatlah di malam harinya dan berpuasalah di siang harinya. Sesungguhnya Allah turun ke langit bumi pada saat itu ketika matahari terbenam, kemudian Dia berfirman: “Adakah orang yang meminta ampun kepada-Ku, maka Aku akan mengampuninya? Adakah orang yang meminta rezeki maka Aku akan memberinya rezeki? Adakah orang yang mendapat cobaan maka Aku akan menyembuhkannya? Adakah yang begini, dan adakah yang begini…hingga terbit fajar.“

Hadits ini menegaskan bahwa beribadah pada malam Nisfu Syaban akan mendatangkan pahala besar, dan Rasulullah SAW memberikan perumpamaan bahwa pahalanya seperti berhijrah kepada-Nya. (H.R Muslim)

Seiring dengan keutamaan puasa Nisfu Syaban, para ulama juga menyarankan agar umat Islam menjalankan amalan-amalan lain seperti shalat malam, dzikir, dan doa untuk memperoleh berkah dan ampunan di bulan yang sering kali dilalaikan ini. Puasa Nisfu Syaban menjadi momen yang istimewa untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, memohon ampunan, serta menyiapkan diri secara spiritual untuk menyambut bulan suci Ramadhan.

 
3 dari 3 halaman

Ketentuan Puasa Nisfu Syaban

Puasa Nisfu Syaban adalah amalan sunnah yang dianjurkan dilakukan pada pertengahan bulan Syaban, tepatnya pada tanggal 15 Syaban. Keutamaan puasa ini terkandung dalam hadis-hadis yang menggambarkan kesungguhan Rasulullah SAW dalam melaksanakan ibadah puasa pada bulan tersebut, menjadikannya momen yang sangat istimewa bagi umat Islam. Hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah R.A. menunjukkan bahwa Rasulullah SAW berpuasa lebih banyak di bulan Syaban, kecuali pada bulan Ramadan.

Penting untuk diingat bahwa bulan Syaban dianggap sebagai bulan penentuan takdir, di mana Allah SWT menetapkan siapa yang akan hidup, mati, dan rezekinya dalam tahun yang akan datang. Oleh karena itu, puasa Nisfu Syaban dianggap sebagai peluang emas bagi umat Islam untuk memohon ampunan, rahmat, dan berkah dari Allah SWT.

Adapun panduan pelaksanaan puasa Nisfu Syaban adalah sebagai berikut:

1. Niat Puasa Nisfu Syaban Malam Hari

Sebaiknya niat puasa ini diucapkan di malam sebelum menjalankan puasa. Niatnya dapat dibaca sebagai berikut:

"نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ شَعْبَانَ لِلهِ تَعَالَى"

Nawaitu souma ghadin 'an ada'i sunnati Sya'bana lillahi ta'ala.

Artinya: "Hamba niat puasa sunnah Syaban esok hari karena Allah SWT."

2. Niat Puasa Nisfu Syaban Siang Hari

Jika seseorang tidak sempat berniat di malam harinya, masih dapat berniat di siang harinya sebelum melakukan aktivitas yang membatalkan puasa. Niatnya dapat dibaca sebagai berikut:

"نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ شَعْبَانَ لِلهِ تَعَالَى"

Nawaitu souma hadzalyaumi 'an ada'i sunnati Sya'bana lillahi ta'ala.

Artinya: "Hamba niat puasa sunnah Syaban hari ini karena Allah SWT."

Puasa Nisfu Syaban dilaksanakan seperti puasa sunnah pada umumnya, yaitu mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Selain itu, saat menjalankan puasa ini, umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan ibadah, seperti shalat malam, dzikir, doa, dan memohon ampunan kepada Allah SWT.

Dengan menjalankan puasa Nisfu Syaban, umat Islam berharap memperoleh keberkahan, ampunan, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Puasa ini bukan hanya sebagai ketaatan kepada sunnah Rasulullah SAW, tetapi juga sebagai wujud kesungguhan dalam menjalani ibadah di bulan yang dianggap banyak orang terlupakan, yakni bulan Syaban.