Sukses

7 Sunnah Nisfu Syaban dan Dalilnya, Jangan Sampai Terlewat

Malam Nisfu Syaban menjadi momen di mana Allah SWT mengampuni seluruh makhluk-Nya, kecuali orang musyrik dan yang bermusuhan.

Liputan6.com, Jakarta - Malam Nisfu Syaban, merupakan malam istimewa dalam kalender Islam yang penuh keberkahan. Nisfu Syaban adalah malam pertengahan bulan Syaban, di mana umat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dan amalan sunnah.

“Allah senantiasa memperhatikan makhluk-Nya pada malam nisfu Sya‘ban. Maka Dia akan mengampuni hamba-hamba-Nya kecuali dua: hamba yang saling bermusuhan dan yang membunuh,” (HR. Ahmad).

Malam Nisfu Syaban menjadi momen di mana Allah SWT mengampuni seluruh makhluk-Nya, kecuali orang musyrik dan yang bermusuhan. Pada amalan sunnah Nisfu Syaban, umat Islam dianjurkan untuk membaca istighfar, dzikir, shalawat, membaca Al-Quran, shalat sunnah, berpuasa, memperbanyak doa, serta bersedekah dan melakukan silaturahmi.

Namun, dalam menjalankan amalan sunnah Nisfu Syaban, umat Islam perlu memperhatikan keseimbangan dan menghindari sikap yang ekstrem. Pemahaman yang benar tentang amalan sunnah Nisfu Syaban akan memberikan dampak positif pada kehidupan spiritual umat Islam.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang amalan sunnah Nisfu Syaban lengkap dalilnya, Jumat (1/3/2024).

2 dari 4 halaman

1. Memperbanyak Membaca Istighfar dan Dzikir

Pada malam Nisfu Syaban, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak membaca istighfar dan dzikir. Nabi Muhammad SAW dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muadz bin Jabal menyampaikan bahwa Allah SWT mengampuni seluruh makhluk-Nya kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan pada malam tersebut.

Oleh karena itu, membaca istighfar merupakan amalan yang sangat dianjurkan. Imam Thabrani dalam riwayatnya juga menegaskan pentingnya malam Nisfu Syaban sebagai momen pengampunan Allah SWT.

"Allah SWT melihat kepada Makhluknya pada malam Nishfu Sya’ban, lalu Alloh mengampuni seluruh makhluk-Nya kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan.” (Hadits Riwayat Imam Thabrani)

2. Memperbanyak Shalawat

Berdasarkan surat Al-Ahzab ayat 56, Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi Muhammad SAW. Umat Islam juga dianjurkan untuk bershalawat kepada Nabi.

صَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّد

Latin: Shallallahu 'ala Muhammadin

Artinya: "Semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepada Nabi Muhammad."

Pada malam Nisfu Syaban, membaca shalawat menjadi bentuk penghormatan dan ketaatan kepada Allah SWT. Mengingatkan kita akan keagungan Rasulullah dan keberkahan yang terkandung dalam perintah Allah SWT, sunnah Nisfu Syaban ini sangat dianjurkan untuk diamalkan.

"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya." (QS. Al-Ahzab ayat 56)

3. Memperbanyak Bacaan Al-Quran

Al-Quran adalah petunjuk bagi umat Islam. Membaca Al-Quran pada malam Nisfu Syaban merupakan amalan yang sangat dianjurkan. Baik membaca secara keseluruhan maupun sebagiannya, seperti surat Yasin, amalan ini dapat meningkatkan keimanan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

"Siapa saja yang membaca satu huruf dari Kitabullah (Alquran) maka dia akan mendapat satu kebaikan. Sedangkan satu kebaikan dilipatkan kepada sepuluh semisalnya. Aku tidak mengatakan alif lâm mîm satu huruf. Akan tetapi, alif satu huruf, lâm satu huruf, dan mîm satu huruf." (HR At-Tirmidzi)

Sunnah Nisfu Syaban ini mencerminkan kekhusyukan dalam merenungi ayat-ayat suci Al-Quran.

Diriwayatkan Abu Sa'id dari Rasulullah SAW, Allah berfirman:

"Siapa saja yang disibukkan oleh membaca Al-Qur'an, hingga tak sempat dzikir yang lain kepada-Ku dan meminta kepada-Ku, maka Aku akan memberinya balasan terbaik orang-orang yang meminta. Ingatlah, keutamaan Al-Qur'an atas kalimat-kalimat yang lain seperti keutamaan Allah atas makhluk-Nya." (HR Al-Baihaqi)

3 dari 4 halaman

4. Shalat Sunnah

Melakukan shalat sunnah pada malam Nisfu Syaban termasuk dalam amalan yang dianjurkan. Ada berbagai jenis shalat sunnah yang bisa dilakukan seperti shalat hajat, istikharah, tasbih, dan witir. Niat dalam melaksanakan shalat sunnah ini adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT serta memperoleh keberkahan.

Hadits yang menganjurkan amalan ini diriwayatkan oleh Ibnu Majah. “Jika tiba malam Nisfu Syaban, maka shalatlah (sunnah) pada malam harinya (malam lima belas) dan berpuasalah (sunnah) pada siang harinya (hari kelima belas).” (HR. Ibnu Majah)

Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya hal pertama yang akan dihisab dari seorang hamba adalah shalatnya. Jika shalatnya sempurna, ditulis sempurna. Jika kurang, Allah SWT berfirman, “Lihatlah apa kalian menemukan hamba-Ku memiliki (catatan tentang) shalat sunnah yang dapat menyempurnakan shalat fardlunya kemudian sebagian amal baik yang meringankan penghitungannya.” (HR. An-Nasai)

5. Berpuasa

Menjalankan puasa pada Nisfu Syaban adalah anjuran Rasulullah SAW. Puasa pada hari tersebut dianggap membawa keberuntungan, sebagaimana disebutkan dalam buku "Kunci-Kunci Surga" oleh Ahya A. Shobari.

"Apabila tiba malam Nisfu Syaban maka beribadahlah pada malamnya dan berpuasalah pada harinya." (HR. Ibnu Majah)

Puasa ini juga memiliki batasan sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, yang menjelaskan bahwa puasa di hari-hari sebelum Ramadan dikecualikan bagi orang yang memiliki kebiasaan berpuasa.

"Janganlah kalian berpuasa satu atau dua hari sebelum Ramadhan kecuali seseorang yang memiliki kebiasaan puasa,maka bolehlah ia berpuasa." (HR Bukhari dan Muslim)

6. Memperbanyak Doa

Pada malam Nisfu Syaban, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak doa. Doa yang dipanjatkan harus ditujukan hanya kepada Allah SWT atau dapat pula bertawasul dengan amalan shalih lainnya.

Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa dimudahkan baginya untuk berdoa, maka terbukalah baginya pintu rahmat, dan tidaklah Allah dimintai sesuatu yang paling Dia suka selain permintaan afiyah (perlindungan dan kesejahteraan) bagi seorang hamba." (HR At-Tirmidzi)

Amalan ini dijelaskan dalam kitab "Madza fi Sya'ban" karya Sayyid Muhammad bin Alawi bin Abbas Al Maliki.

Sunnah Nisfu Syaban ini mengajarkan pentingnya berkomunikasi dengan Allah SWT melalui doa. "Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas." (QS. Al-A'raf ayat 55)

Dari Abu Hurairah (diriwayatkan) bahwa Rasulullah saw bersabda: Seorang hamba paling dekat dengan Tuhannya adalah tatkala ia sedang sujud, maka perbanyaklah berdoa (pada saat itu). (HR. Muslim)

 

 

4 dari 4 halaman

7. Bersedekah dan Melakukan Silaturahmi

Bersedekah dan melakukan silaturahmi merupakan sunnah yang dianjurkan pada malam Nisfu Syaban. Hal ini memiliki kedudukan dan pahala besar dalam Islam. Ibnu Rajab Al Hanbali mengungkapkan bahwa umat Islam pada awal bulan Syaban cenderung sibuk dengan tadarus Al-Quran dan memberikan harta mereka untuk membantu kelompok dhuafa dan orang-orang miskin dalam menyongsong bulan Ramadan.

Sunnah Nisfu Syaban ini mengajarkan pentingnya berbagi dan menjaga hubungan baik dengan sesama. "Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti (orang-orang yang menabur) sebutir biji (benih) yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang Dia kehendaki. Allah Mahaluas lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-Baqarah ayat 261)

"Beribadahlah pada Allah SWT dengan sempurna jangan syirik, dirikanlah sholat, tunaikan zakat, dan jalinlah silaturahmi dengan orangtua dan saudara." (HR Bukhari).