Liputan6.com, Jakarta Aqiqah adalah tradisi agama Islam yang dilakukan sebagai tanda syukur atas kelahiran seorang anak. Melalui aqiqah, orang tua mempersembahkan hewan kurban sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT. Tradisi ini biasanya dilakukan tujuh hari setelah kelahiran anak. Dalam Islam, aqiqah dianggap sebagai salah satu bentuk ibadah yang dianjurkan untuk dilakukan oleh orang tua.
Baca Juga
Advertisement
Terdapat beberaoa tata cara yang harus diikuti dalam melaksanakan aqiqah. Dalam melaksanakan aqiqah, orang tua disarankan untuk berdoa agar Allah memberikan kelancaran dan keberkahan dalam mengurus persiapan aqiqah. Kemudian, orang tua harus memilih hewan kurban yang sesuai dengan kemampuan keuangan mereka. Biasanya, domba atau kambing jantan bisa menjadi pilihan yang populer. Setelah itu, hewan kurban tersebut disembelih dengan tata cara yang halal, yaitu dengan menyebut nama Allah.
Dalam Islam, melaksanakan aqiqah hukumnya sangat dianjurkan. Aqiqah termasuk dalam bentuk ibadah sunnah muakkad (sunnah yang dianjurkan dengan sangat kuat). Oleh karena itu, umat Muslim dianjurkan untuk melaksanakan aqiqah sebagai tanda syukur atas kelahiran anak. Aqiqah juga bisa menjadi sarana untuk mengokohkan ikatan keluarga dan mempererat silaturahmi dengan sanak saudara, tetangga, dan masyarakat sekitar. Momen ini juga bisa dimanfaatkan untuk berbagi rezeki dan memberikan bantuan kepada yang membutuhkan.
Waktu terbaik untuk melaksanakan aqiqah adalah tujuh hari setelah lahirnya bayi. Namun, jika ada kendala tertentu yang menyebabkan aqiqah tidak bisa dilaksanakan pada hari ketujuh, maka aqiqah bisa ditunda hingga bayi berusia dua atau tiga tahun. Hal ini sesuai dengan pendapat beberapa ulama yang membolehkan penundaan aqiqah. Namun, sebaiknya aqiqah dilaksanakan sesegera mungkin agar kelahiran anak bisa diumumkan dan memperoleh berkah dari Allah SWT.
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (1/3/2024) tentang doa aqiqah.
Mengenal Aqiqah dalam Islam
Aqiqah dalam Islam adalah sebuah perayaan yang dilakukan untuk menyambut kelahiran bayi. Aqiqah umumnya dilakukan oleh orang tua bayi sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas karunia-Nya.
Secara harfiah, aqiqah berasal dari bahasa Arab yang berarti "memotong". Pelaksanaan aqiqah dilakukan pada hari ke-7 setelah kelahiran bayi. Pada hari tersebut, orang tua bayi melakukan pemotongan hewan ternak seperti kambing atau domba yang telah disediakan sebelumnya.
Daging hewan tersebut kemudian dibagikan kepada keluarga dan tetangga yang hadir sebagai bentuk berbagi kebahagiaan. Selain itu, aqiqah juga memiliki makna sosial, yaitu mengajarkan nilai-nilai kepedulian dan saling berbagi kepada sesama yang membutuhkan.
Aqiqah juga melibatkan berbagai amalan lainnya seperti memberikan nama kepada bayi, mencukur rambut bayi, dan memberikan sumbangan kepada orang yang membutuhkan. Aqiqah merupakan tradisi yang masih dijalankan dan dipahami oleh umat Islam di seluruh dunia, sebagai salah satu cara untuk merayakan kelahiran seorang anak dan menunjukkan kebahagiaan serta rasa syukur kepada Allah SWT.
Advertisement
Doa Aqiqah
Ada beberapa doa aqiqah yang bisa dibaca oleh orang tua. Melansir Dream, berikut doa aqiqah:
1. Doa Aqiqah saat Menyembelih Hewan
Berikut adalah doa aqiqah saat menyembelih hewan:
بِسْمِ اللهِ وَاللهُ أَكْبَرُ [ اللهم مِنْكَ وَلَكَ ] اللهم تَقَبَّلْ مِنِّي هَذِهِ عَقِيْقَةُ ...
Bismillâhi walLâhu Akbar. Allahumma minka wa laka. Allahumma taqabbal minni. Hadzihi ‘aqiqatu…(sebutkan nama bayi).
Artinya: “Dengan menyebut asma Allah. Allah Maha Besar. Ya Allah, dari dan untuk-Mu. Ya Allah, terimalah dari kami. Inilah aqiqahnya … (sebutkan nama bayi).”
2. Doa Aqiqah Setelah Mencukur Rambut Bayi
Ada juga doa aqiqah saat meniup ubun-ubun bayi setelah dicukur. Berikut adalah bacaannya:
اللَّهُمَّإِنِّيأُعِيذُهَابِكَوَذُرِّيَّتَهَامِنَالشَّيْطَانِالرَّجِيمِ
Allâhumma innî u’îdzuhâ bika wa dzurriyyatahâ minasy syaithânir rajîm.
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon perlindungan untuk dia dan keluarganya dari setan yang terkutuk.”
3. Doa Walimah Aqiqah
Berikut adalah doa aqiqah atau doa walimah al-aqiqah yang bisa sahabat Dream baca:
اللهماحْفَظْهُمِنْشَرِّالْجِنِّوَالْإِنْسِوَأُمِّالصِّبْيَانِوَمِنْجَمِيْعِالسَّيِّئَاتِوَالْعِصْيَانِوَاحْرِسْهُبِحَضَانَتِكَوَكَفَالَتِكَالْمَحْمُوْدَةِوَبِدَوَامِعِنَايَتِكَوَرِعَايَتِكَأَلنَّافِذَةِنُقَدِّمُبِهَاعَلَىالْقِيَامِبِمَاكَلَّفْتَنَامِنْحُقُوْقِرُبُوْبِيَّتِكَالْكَرِيْمَةِنَدَبْتَنَاإِلَيْهِفِيْمَابَيْنَنَاوَبَيْنَخَلْقِكَمِنْمَكَارِمِالْأَخْلَاقِوَأَطْيَبُمَافَضَّلْتَنَامِنَالْأَرْزَاقِاللهماجْعَلْنَاوَإِيَّاهُمْمِنْأَهْلِالْعِلْمِوَأَهْلِالْخَيْرِوَأَهْلِالْقُرْآنِوَلَاتَجْعَلْنَاوَإِيَّاهُمْمِنْأَهْلِالشَّرِوَالضَّيْرِوَالظُّلْمِوَالطُّغْيَانِ
Allâhummahfadzhu min syarril jinni wal insi wa ummish shibyâni wa min jamî’is sayyiâti wal ‘ishyâni wahrishu bihadlânatika wa kafâlatika al-mahmûdati wa bidawâmi ‘inâyatika wa ri’âyatika an-nafîdzati nuqaddimu bihâ ‘alal qiyâmi bimâ kalaftanâ min huqûqi rububiyyâtika al-karîmati nadabtanâ ilaihi fîmâ bainanâ wa baina khalqika min makârimil akhlâqi wa athyabu mâ fadldlaltanâ minal arzâqi. Allâhummaj’alnâ wa iyyâhum min ahlil ‘ilmi wa ahlil khairi wa ahlil qur`âni wa lâ taj’alnâ wa iyyâhum min ahlisy syarri wadl dloiri wadz dzolami wath thughyâni.
Artinya: “Ya Allah, jagalah dia (bayi) dari kejelekan jin, manusia ummi shibyan, serta segala kejelekan dan maksiat. Jagalah dia dengan penjagaan dan tanggungan-Mu yang terpuji, dengan perawatan dan perlindunganmu yang lestari. Dengan hal tersebut aku mampu melaksanakan apa yang Kau bebankan padaku, dari hak-hak ketuhanan yang mulia. Hiasi dia dengan apa yang ada diantara kami dan makhluk-Mu, yakni akhlak mulia dan anugerah yang paling indah. Ya Allah, jadikan kami dan mereka sebagai ahli ilmu, ahli kebaikan, dan ahli Al-Qur’an. Jangan kau jadikan kami dan mereka sebagai ahli kejelekan, keburukan, aniaya, dan tercela.”
Hukum Aqiqah Anak
Setelah mengenali doa aqiqah anak perempuan yang benar, kamu juga perlu mengetahui hukumnya. Hukum aqiqah anak perempuan dan laki-laki merujuk pada hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ibnu Majah.
Yang artinya: "Setiap anak tergadaikan dengan aqiqahnya yang disembelih pada hari ke tujuh, dicukur (rambutnya), dan diberi nama." (HR. Tirmidzi no. 2735, Abu Dawud no. 2527, Ibnu Majah no. 3165. Hadits ini dishahihkan oleh Al-Albani dalam kitab al-Irwa' no. 1165).
Tentang makna tergadaikan dalam hadis tersebut, pendapat para ulama adalah anak yang tidak diaqiqahkan lalu meninggal dunia, maka anak itu tidak akan memberi syafaat bagi kedua orang tuanya. Hukum aqiqah anak adalah sunah muakkad menurut jumhur ulama.
Waktu Terbaik Aqiqah
Waktu terbaik untuk melaksanakan aqiqah adalah di hari ke-7 setelah kelahiran bayi. Seperti yang sudah diterangkan dengan jelas pada hadis yang diriwayatkan Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ibnu Majah sebelumnya.
Jika bayi lahir siang hari, maka sudah termasuk hari pertama dari tujuh hari. Sementara jika bayi dilahirkan pada waktu malam, tidak termasuk dalam hitungan. Hari pertama adalah hari berikutnya.
Namun ada juga sebagian yang menggunakan tata cara waktu aqiqah pada hari ke-14 atau ke-21 hari setelah kelahiran bayi. Menurut Mazhab Syafi’i, aqiqah tetap dapat dilaksanakan setelah melewati hari ke tujuh kelahiran bayi.
Jika anak meninggal dunia sebelum aqiqah, Mazhab Syafi’i tetap menganjurkan aqiqah walaupun anak tersebut telah meninggal dunia sebelum hari ke tujuh.
Advertisement
Tata Cara Aqiqah
Tata cara aqiqah anak perempuan dan laki-laki terdapat sedikit perbedaan, yaitu pada jumlah kambing yang disembelih, 1 ekor untuk anak perempuan, dan 2 ekor untuk anak laki-laki. Berikut tata cara aqiqah sesuai sunah:
1. Menyembelih Kambing
Tata cara aqiqah anak perempuan yang pertama adalah menyembelih kambing. Sementara jumlah kambing yang disembelih untuk aqiqah anak perempuan dan laki-laki ini disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan Abu Dawud yang artinya:
“Dari Ummu Kurz ia berkata, "Aku mendengar Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda 'Untuk seorang anak laki-laki adalah dua ekor kambing dan untuk akan perempuan adalah seekor kambing. Tidak mengapa bagi kalian apakah ia kambing jantan atau betina'." (HR. Abu Dawud no. 2834-2835).
Syarat kambing yang disembelih untuk aqiqah anak perempuan dan laki-laki ini sama dengan hewan kurban. Kambing yang berkualitas, baik dari segi jenis hingga usia, bebas dari cacat dan penyakit harus terpenuhi.
2. Memasak Daging Aqiqah
Jumhur ulama lebih mengajurkan untuk memasak daging aqiqah terlebih dahulu sebelum membagikannya kepada orang-orang. Hal itu diungkapkan dalam kitab Atahzib yang ditulis Imam Al-Baghawi.
Yang artinya: "Dianjurkan untuk tidak membagikan daging hewan aqiqah dalam keadaan mentah, akan tetapi dimasak terlebih dahulu kemudian diantarkan kepada orang fakir dengan nampan." (Imam Al-Baghawi dalam kitab Atahzib)
3. Memakan Sebagian Daging Aqiqah
Menurut hadis yang diriwayatkan al-Bayhaqi, daging aqiqah sebaiknya dimasak terlebih dahulu baru dibagikan. Berikut arti dari hadis tersebut:
Artinya: Aisyah r.a berkata, "Sunnahnya dua ekor kambing untuk anak laki-laki dan satu ekor kambing untuk anak perempuan. Ia dimasak tanpa mematahkan tulangnya. Lalu dimakan (oleh keluarganya), dan disedekahkan pada hari ketujuh." (HR al-Bayhaqi)
Dari hadis yang diriwayatkan al-Bayhaqi, sudah jelas disebutkan bahwa daging aqiqah sebagian dimakan. Sementara sebagiannya lagi dibagikan kepada orang-orang. Sebagian daging aqiqah diberikan kepada keluarga yang melaksanakan aqiqah. Sementara sisanya dapat dibagikan kepada tetangga ataupun fakir miskin.
4. Mencukur Rambut dan Memberikan Nama
Mencukur rambut bayi dan memberikan nama merupakan tata cara aqiqah berikutnya. Memberikan nama yang baik mencerminkan bagaimana akhlak dan imannya nanti kepada Allah SWT. Hukum mencukur rambut bayi saat melakukan aqiqah menurut pendapat yang kuat di kalangan ulama adalah sunah.
5. Mendoakan Bayi
Kamu dapat melafalkan doa aqiqah yang telah disebutkan sebelumnya.