Sukses

Bagaimana Cegukan Bisa Terjadi? Pahami Komplikasi dan Cara Penanganannya

Cegukan adalah kondisi fisik yang dapat dialami oleh siapapun, mulai dari bayi hingga orang dewasa.

Liputan6.com, Jakarta Cegukan atau singultus merupakan fenomena yang umum terjadi di mana otot diafragma secara tak terkendali menegang atau berkontraksi. Udara yang masuk ke dalam paru-paru secara otomatis dan mendadak, menyebabkan katup saluran pernapasan menutup dengan cepat, menciptakan suara ‘hik’.

Cegukan adalah kondisi fisik yang dapat dialami oleh siapapun, mulai dari bayi hingga orang dewasa. Bahkan, cegukan dapat terjadi bahkan pada janin yang belum lahir. Cegukan sendiri bukanlah penyakit, melainkan respons fisiologis tubuh terhadap stimulus tertentu, seperti makan terlalu cepat, konsumsi minuman berkarbonasi, atau bahkan stres. 

Pada kebanyakan kasus, cegukan berlangsung hanya untuk jangka waktu singkat dan tidak membahayakan kesehatan. Namun, ada kasus langka di mana cegukan dapat menjadi persisten dan berlangsung selama berhari-hari atau bahkan berbulan-bulan. Ini mungkin menandakan adanya masalah kesehatan yang lebih serius yang perlu ditangani. Berikut ulasan lebih lanjut tentang cegukan yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (1/3/2024).

2 dari 5 halaman

Penyebab Cegukan

Cegukan adalah fenomena yang terjadi ketika otot diafragma, yang merupakan otot yang memisahkan rongga dada dan perut, berkontraksi secara tak terduga dan tiba-tiba. Otot diafragma biasanya berkontraksi saat kita bernapas, menarik udara ke dalam paru-paru, dan merelaksasikan diri saat kita menghembuskan napas. Namun, ketika terjadi kontraksi otot diafragma yang tak terkendali, udara masuk ke dalam paru-paru dengan cepat, menyebabkan katup saluran pernapasan menutup secara mendadak dan menghasilkan suara 'hik'.

Penyebab cegukan bisa sangat bervariasi, mulai dari pemicu yang sederhana hingga masalah medis yang lebih serius. Cegukan sementara umumnya dipicu oleh faktor-faktor seperti makan terlalu banyak atau terlalu cepat, konsumsi makanan pedas atau panas, minuman bersoda atau beralkohol, menelan terlalu banyak udara, atau mengalami perubahan suhu yang tiba-tiba. Faktor emosional seperti kegugupan, kegembiraan, atau stres juga dapat menjadi pemicu cegukan.

Namun, jika cegukan berlangsung lebih dari 2 hari, ini dapat menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius. Beberapa kondisi medis yang dapat menyebabkan cegukan berkepanjangan meliputi gangguan sistem pencernaan seperti gastritis, tukak lambung, atau penyakit radang usus, gangguan metabolik seperti diabetes atau gangguan elektrolit, gangguan saraf seperti peradangan pada saluran napas atau tumor di leher, gangguan pada otak seperti stroke atau tumor, gangguan di rongga dada seperti pneumonia atau asma, gangguan jantung, gangguan mental seperti kecemasan atau stres, serta riwayat operasi pada dada atau perut.

Selain itu, penggunaan obat-obatan tertentu juga dapat menjadi penyebab cegukan berkepanjangan sebagai efek sampingnya. Obat-obatan seperti steroid, obat bius, obat penenang, obat kemoterapi, dan lain sebagainya, telah diketahui dapat memicu cegukan.

Dalam kasus cegukan yang berkepanjangan, penting untuk segera berkonsultasi dengan profesional medis untuk menentukan penyebab yang mendasarinya dan merencanakan pengobatan yang sesuai. Hal ini dapat melibatkan diagnosa lebih lanjut dan penanganan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan yang mendasarinya dan mengurangi gejala cegukan yang berkepanjangan.

3 dari 5 halaman

Komplikasi yang Mungkin Muncul Akibat Cegukan

Meskipun cegukan umumnya tidak membahayakan kesehatan, kondisi ini memiliki potensi komplikasi yang perlu diperhatikan, terutama jika kondisi tersebut berlangsung dalam jangka waktu yang lama atau persisten. Berikut komplikasi yang mungkin terjadi akibat cegukan.

1. Berat Badan Turun dan Dehidrasi

Cegukan yang berlangsung secara kronis dan sering dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk makan dan minum dengan normal, sehingga dapat menyebabkan penurunan berat badan dan risiko dehidrasi.

2. Insomnia

Kondisi cegukan yang terus-menerus bahkan saat seseorang tertidur dapat mengganggu pola tidur dan menyebabkan kesulitan tidur serta sering terbangun di malam hari, mengakibatkan gangguan tidur atau insomnia.

3. Kelelahan

Cegukan kronis dapat memberikan beban tambahan pada tubuh dan mengganggu pola makan dan minum, sehingga menyebabkan kelelahan yang berkepanjangan.

4. Kesulitan Berkomunikasi

Selain mengganggu asupan makanan dan minuman, cegukan yang persisten juga dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain, terutama jika cegukan tersebut terjadi secara terus-menerus.

5. Depresi

Beberapa studi menunjukkan bahwa cegukan yang persisten dapat meningkatkan risiko depresi klinis, mungkin karena dampaknya yang mengganggu terhadap kualitas hidup dan kesejahteraan psikologis.

6. Pemulihan Luka yang Lambat

Cegukan yang terjadi secara terus-menerus dapat mengganggu proses penyembuhan luka pascaoperasi, memperpanjang waktu pemulihan, dan meningkatkan risiko infeksi atau komplikasi lainnya setelah tindakan operasi.

4 dari 5 halaman

Prosedur Pemeriksaan Cegukan Akut

Pemeriksaan cegukan akut yang berlangsung lebih dari 2 hari biasanya dimulai dengan pemeriksaan fisik oleh dokter, yang terutama berfokus pada pemeriksaan saraf terkait keseimbangan, koordinasi, kekuatan otot, refleks, saraf sensorik, dan penglihatan. Ini bertujuan untuk mengevaluasi apakah ada gangguan neurologis atau penyakit lain yang mungkin menjadi penyebab cegukan.

Selanjutnya, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang guna mencari tahu penyebab cegukan, yang meliputi:

1. Tes Darah

Tes darah dapat dilakukan untuk melihat adanya tanda-tanda infeksi, fungsi hati, dan ginjal yang mungkin berkontribusi terhadap timbulnya cegukan.

2. Pemindaian

Pemindaian seperti foto Rontgen, CT scan, atau MRI dapat dilakukan untuk mendeteksi kelainan yang memengaruhi saraf, seperti tumor, cedera, atau peradangan, yang mungkin menjadi penyebab cegukan.

3. Endoskopi

Endoskopi dapat digunakan untuk melihat langsung kondisi kerongkongan atau saluran pernapasan, seperti adanya iritasi atau penyempitan yang dapat memicu cegukan.

4. Elektrokardiografi (EKG)

Pemeriksaan EKG dapat dilakukan untuk memeriksa kondisi jantung, karena beberapa gangguan jantung tertentu juga dapat menjadi penyebab cegukan.

Prosedur pemeriksaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab cegukan secara lebih akurat, sehingga pengobatan yang tepat dapat diberikan sesuai dengan kondisi yang mendasarinya. Dengan demikian, setelah hasil pemeriksaan tersebut didapatkan, dokter dapat merencanakan penanganan yang sesuai dan memberikan perawatan yang optimal untuk mengatasi cegukan secara efektif.

5 dari 5 halaman

Penanganan Cegukan Ringan

Cegukan ringan sering kali hilang dengan sendirinya tanpa perlu penanganan khusus. Namun, jika ingin meredakannya lebih cepat, ada beberapa cara yang dapat dicoba, berikut diantaranya.

1. Tahan Napas

Menahan napas selama beberapa detik dapat membantu meningkatkan kadar karbondioksida dalam darah, yang kemudian dapat membantu merelaksasi otot-otot diafragma dan menghentikan cegukan. Teknik ini sederhana dan dapat dilakukan dengan menarik napas dalam-dalam, menahan napas selama beberapa detik, dan kemudian mengeluarkannya perlahan-lahan.

2. Tarik Napas dengan Kantong Kertas

Menghirup dan menghembuskan napas ke dalam dan dari dalam kantong kertas dapat membantu meningkatkan kadar karbondioksida dalam tubuh. Ini kemudian merangsang refleks napas dan membantu merelaksasi otot-otot yang terlibat dalam cegukan.

3. Konsumsi Jeruk Nipis atau Lemon

Mengunyah jeruk nipis atau lemon dapat memberikan rangsangan asam yang dapat merangsang saraf vagus dan membantu menghentikan cegukan.

4. Minum Air Hangat

Minum air hangat dapat merangsang saraf vagus dan membantu merelaksasi otot-otot yang terlibat dalam cegukan. Ini juga dapat membantu melembutkan jalan napas dan meredakan iritasi yang mungkin menjadi pemicu cegukan.

5. Minum Air dengan Sedotan

Minum air dengan sedotan sambil menutup hidung dapat membantu memberikan stimulasi pada saraf vagus dan mengalihkan perhatian dari cegukan, membantu menghentikannya.

6. Menjulurkan Lidah

Menjulurkan lidah keluar dapat memberikan distraksi fisik yang dapat membantu menghentikan cegukan. Ini mungkin karena aksi menggerakkan otot-otot di sekitar tenggorokan dan merangsang saraf yang terlibat dalam refleks cegukan.

7. Duduk Memeluk Lutut

Duduk dengan posisi kaki ditekuk dan memeluk lutut dapat memberikan tekanan pada area perut dan diafragma, yang dapat membantu merelaksasi otot-otot tersebut dan menghentikan cegukan.

8. Menekan Diafragma

Memberikan tekanan lembut pada area diafragma dapat membantu merelaksasi otot-otot yang terlibat dalam cegukan dan menghentikan refleks tersebut.

9. Makan Madu dan Gula

Mengonsumsi makanan yang manis seperti madu atau gula dapat merangsang refleks menelan dan merelaksasi otot-otot yang terlibat dalam cegukan. Ini juga dapat mengalihkan perhatian dari sensasi cegukan.