Sukses

9 Tips Puasa untuk Penderita Asam Lambung, Jangan Pernah Lewatkan Makan Sahur

Puasa tidak perlu dihindari oleh penderita asam lambung, karena ada beberpa tips agar tetap bisa berpuasa meski memiliki GERD.

Liputan6.com, Jakarta Puasa Ramadhan merupakan salah satu ibadah yang wajib dilakukan oleh umat Muslim di seluruh dunia. Namun, bagi sebagian orang yang menderita asam lambung atau GERD (Gastroesophageal Reflux Disease), puasa menjadi tantangan tersendiri. Antara lain karena terbatasnya waktu untuk makan dan minum, serta perubahan pola makan yang harus dilakukan selama bulan puasa.

Penderita asam lambung atau GERD umumnya mengalami gejala seperti nyeri pada dada, mulas, dan rasa terbakar di dada atau tenggorokan. Ketika melakukan puasa, mereka harus berhati-hati dalam mengatur pola makan agar tidak memicu gejala yang lebih parah.

Meski begitu, puasa tidak perlu dihindari oleh penderita asam lambung. Dengan beberapa tips yang tepat, puasa pun tetap bisa dilakukan dengan nyaman. Bagi kamu yang memiliki masalah asam lambung atau GERD, berikut adalah sejumlah tips berpuasa untuk penderita asam lambung, seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (4/3/2024).

2 dari 6 halaman

1. Usahakan Tidak Melewatkan Sahur

Puasa dapat menjadi periode yang menantang bagi penderita asam lambung atau GERD. Pada siang hari, ketika perut kosong tanpa makanan dan cairan, asam lambung dapat meningkat, menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan. Oleh karena itu, penting bagi penderita asam lambung untuk tidak melewatkan sahur.

Sahur adalah makanan terakhir yang dikonsumsi sebelum memulai puasa. Dengan mengonsumsi makanan saat sahur, perut tidak akan kosong selama puasa.  Melewatkan sahur dapat memperparah kondisi asam lambung di siang hari. Ketika perut kosong, asam lambung cenderung naik lebih tinggi, menyebabkan gejala GERD seperti sakit ulu hati, nyeri dada, dan mual. 

Oleh karena itu, sangat penting bagi penderita asam lambung untuk tidak melewatkan sahur selama puasa. Dengan mengonsumsi makanan yang tepat saat sahur, perut tidak akan kosong selama puasa dan risiko terjadinya peningkatan produksi asam lambung dapat dikurangi.

2. Perhatikan Asupan Makanan Saat Sahur dan Berbuka

Bagi para penderita asam lambung, puasa dapat menimbulkan beberapa masalah kesehatan, terutama ketika mereka tidak memperhatikan asupan makanan yang tepat selama sahur dan berbuka. Penting untuk memperhatikan jenis makanan yang dikonsumsi untuk menghindari naiknya asam lambung.

Ada beberapa makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi selama puasa untuk membantu mengurangi gejala asam lambung. Sayuran hijau seperti bayam dan brokoli mengandung serat yang tinggi dan dapat membantu mengurangi produksi asam lambung. Buah-buahan seperti pisang dan melon juga memiliki efek menenangkan pada perut dan dapat membantu mengurangi gejala GERD.

Selain itu, makanan seperti oatmeal, kacang-kacangan, dan nasi merah juga dianjurkan untuk dikonsumsi selama puasa. Oatmeal mengandung serat yang tinggi dan dapat membantu mengurangi gejala asam lambung. Kacang-kacangan mengandung lemak sehat dan protein yang dapat membantu meningkatkan pencernaan. Nasi merah juga mengandung serat yang tinggi dan memiliki efek menenangkan pada perut.

Dengan memperhatikan asupan makanan yang tepat selama sahur dan berbuka, para penderita asam lambung dapat mengurangi gejala GERD untuk menjalani ibadah puasa dengan nyaman. 

3 dari 6 halaman

3. Hindari Terlalu Banyak Minum dan Langsung Tidur setelah Makan

Salah satu tindakan yang perlu dihindari adalah minum air dalam jumlah yang berlebihan dan tidur langsung setelah makan. Terlalu banyak minum air setelah makan dapat menyebabkan perut kembung dan sulit mencerna makanan. Ini dapat menyebabkan peningkatan produksi asam lambung dan memicu gejala GERD, seperti nyeri di ulu hati dan mual.

Selain itu, jangan tidur langsung setelah sahur. Posisi tidur yang datar dapat menyebabkan asam lambung naik ke kerongkongan dan menyebabkan sensasi terbakar yang tak nyaman. Jika Anda merasa mengantuk setelah makan, ada baiknya tidur dengan posisi setengah duduk. Ini akan membantu menjaga asam lambung tetap di tempatnya dan mencegah gejala GERD.

Dengan menghindari minum air berlebihan dan tidur langsung setelah makan, Anda dapat mengurangi kemungkinan munculnya gejala asam lambung selama bulan puasa. Tetaplah memperhatikan pola makan yang sehat dan disiplin dalam menjaga kesehatan lambung Anda. Ingatlah bahwa menjaga keseimbangan antara ibadah puasa dan menjaga kesehatan tubuh adalah kunci untuk menjalani bulan Ramadhan dengan nyaman dan penuh berkah.

4. Buka Puasa Tepat Waktu

Buka Puasa Tepat Waktu sangatlah penting bagi penderita asam lambung. Bagi mereka yang menderita GERD, kebiasaan buruk menunda waktu berbuka dapat memperburuk gejala asam lambung. Efek buruk tersebut dapat mempengaruhi kualitas hidup dan kesehatan secara keseluruhan.

Perut membutuhkan waktu untuk mencerna makanan dan menggunakan asam lambung. Saat berpuasa, perut tidak makan dan minum sekitar selama 14 jam. Ketika waktu berbuka tiba, perut siap untuk mencerna makanan yang ada. Namun, jika waktu berbuka ditunda-tunda, perut akan terus melanjutkan produksi asam lambung. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan produksi asam lambung yang berlebihan, yang menjadikan gejala GERD semakin parah.

Oleh karena itu, sangat penting untuk berbuka puasa tepat waktu. Hindari menunda-nunda waktu berbuka hingga menjelang waktu berbuka puasa berikutnya. Pastikan untuk mengatur makanan yang seimbang, dengan memasukkan serat, protein, dan karbohidrat sehat dalam porsi yang tepat.

Dengan berbuka puasa tepat waktu, perut memiliki waktu yang cukup untuk mencerna makanan dan menggunakan asam lambung dengan efisien. Hal ini dapat membantu mengurangi gejala GERD dan memastikan kesehatan lambung yang optimal. Jadi, selama bulan puasa, jangan lupa untuk berbuka tepat waktu dan jaga kesehatan lambung Anda.

4 dari 6 halaman

5. Makan dengan Perlahan

Makan dengan perlahan sangat penting bagi penderita asam lambung saat berpuasa Ramadhan. Mengapa demikian? Saat kita makan terburu-buru, sering kali udara ikut tertelan dan dapat memicu rasa kembung pada perut. Hal ini dapat membuat asam lambung naik dan menimbulkan gejala GERD (Gastroesophageal Reflux Disease).

Selain itu, berbicara sambil makan juga dapat mengakibatkan perut terlalu banyak udara yang tertelan. Udara yang masuk ke dalam perut ini juga dapat menyebabkan perut kembung, menjadikan gejala GERD semakin parah.

Makan dengan perlahan sangat penting agar makanan dicerna dengan baik oleh tubuh. Proses pencernaan dimulai di mulut, ketika kita mengunyah makanan. Ketika makanan dikunyah dengan perlahan, makanan tercampur dengan air liur dan gula makanan dapat diurai dengan baik oleh enzim di dalam mulut. Ini memudahkan sistem pencernaan untuk mencerna makanan dengan lebih efisien.

Dengan makan dengan perlahan, kita juga dapat merasakan sensasi kenyang dengan lebih cepat. Hal ini dapat membantu kita menghindari makan berlebihan dan menjaga berat badan tetap sehat. Oleh karena itu, saat berpuasa Ramadhan, penting bagi penderita asam lambung untuk makan dengan perlahan dan menghindari makan terburu-buru serta berbicara saat makan. Semoga tips ini bermanfaat bagi Anda yang memiliki masalah dengan asam lambung.

6. Makan dengan Porsi Kecil

Makan dengan porsi kecil merupakan salah satu tips bagi penderita asam lambung saat berpuasa. Dalam keadaan normal, lambung dapat menampung sekitar 1,5 liter makanan dan cairan. Namun, pada penderita asam lambung yang mengalami gastroesophageal reflux disease (GERD), tekanan pada lambung dapat meningkat dan menyebabkan naiknya asam lambung ke esofagus.

Maka dari itu, sangat penting bagi penderita asam lambung untuk membagi porsi makan menjadi lebih kecil selama periode berbuka dan sahur. Dengan makan dalam porsi kecil, lambung tidak akan terlalu penuh dan tekanan pada lambung dapat dikurangi. Sehingga, risiko terjadinya gejala asam lambung seperti sensasi terbakar di dada, nyeri ulu hati, dan mual dapat berkurang.

Selain itu, meningkatkan frekuensi makan juga merupakan hal yang disarankan bagi penderita asam lambung saat berpuasa. Dengan mengatur waktu dan jumlah makan yang lebih sering, proses pencernaan dapat berjalan lebih lancar dan asam lambung tidak akan terkumpul dalam waktu yang lama. Makanan kecil yang dikonsumsi secara teratur juga dapat membantu menjaga kadar glukosa darah dan energi tubuh.

Dengan demikian, bagi penderita asam lambung saat berpuasa, mengatur porsi makan menjadi lebih kecil dan meningkatkan frekuensi makan selama periode berbuka dan sahur dapat membantu mengurangi tekanan pada lambung. Dengan cara ini, risiko terjadinya gejala asam lambung dapat berkurang, sehingga puasa dapat dijalani dengan nyaman tanpa gangguan kesehatan.

5 dari 6 halaman

7. Hindari Makanan yang Dapat Memperburuk Gejala

Bagi penderita asam lambung atau GERD (gastroesophageal reflux disease), menjalani puasa dapat menjadi tantangan tersendiri. Pada saat berpuasa, terdapat beberapa makanan atau minuman yang sebaiknya dihindari agar tidak memperburuk gejala. Berikut ini adalah makanan dan minuman yang perlu dihindari saat berpuasa:

  1. Minuman berkafein: Minuman seperti kopi, teh, dan minuman energi mengandung kafein yang dapat meningkatkan produksi asam lambung. Menghindari minuman ini dapat membantu mengurangi gejala GERD.
  2. Minuman berkarbonasi: Minuman bersoda dan berkarbonasi dapat menyebabkan perut terasa penuh dan meningkatkan tekanan pada sfingter esofagus bagian bawah. Hal ini dapat memperburuk gejala GERD seperti rasa terbakar di dada.
  3. Makanan pedas: Makanan pedas dapat merangsang produksi asam lambung dan mengiritasi saluran cerna. Hindari makanan pedas seperti cabai, sambal, dan makanan berbumbu tinggi saat berpuasa.
  4. Makanan berlemak tinggi: Makanan tinggi lemak seperti daging berlemak, makanan cepat saji, serta makanan yang digoreng dapat memperlambat proses pencernaan dan membuat lambung bekerja lebih keras. Pilihlah makanan rendah lemak untuk menghindari gejala asam lambung yang mungkin muncul saat berpuasa.
  5. Makanan yang mengandung banyak asam: Buah-buahan seperti jeruk, lemon, tomat, serta makanan yang diasamkan seperti cuka dapat meningkatkan produksi asam lambung dan memperburuk gejala GERD. Hindarilah makanan yang mengandung tinggi asam untuk menjaga kesehatan lambung.

Disamping menghindari makanan dan minuman di atas, penderita asam lambung perlu memperhatikan porsi makan yang lebih kecil dan menghindari makan terlalu cepat. Juga sebaiknya menghindari makan langsung sebelum tidur agar mengurangi risiko refluks asam saat tidur. Dengan mengikuti tips puasa untuk penderita asam lambung tersebut, diharapkan gejala GERD dapat dikelola dengan lebih baik selama menjalani ibadah puasa.

8. Hidrasi yang Cukup

Selama bulan puasa, mempertahankan hidrasi yang cukup sangat penting, terutama bagi penderita asam lambung. Minum air yang cukup selama waktu yang diizinkan dapat membantu menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh dan mencegah dehidrasi.

Dehidrasi dapat meningkatkan risiko terjadinya masalah pencernaan, termasuk refluks asam lambung atau GERD. Ketika tubuh kehilangan terlalu banyak cairan, asam lambung menjadi lebih konsentrasi dan dapat menyebabkan sensasi terbakar di dada atau tenggorokan. Oleh karena itu, penting bagi penderita asam lambung untuk terus mengonsumsi air yang cukup selama waktu yang diperbolehkan.

Selain itu, minumlah air setelah makan sahur atau berbuka puasa, bukan selama makan. Minum air saat makan dapat menyebabkan perut menjadi terlalu penuh dan meningkatkan tekanan pada otot sfingter esofagus, yang bertanggung jawab untuk mencegah refluks. Dengan mengonsumsi air setelah makan, Anda dapat membantu pencernaan dan mencegah terjadinya refluks asam lambung.

Selain minum air yang cukup, pastikan juga untuk menghindari makanan yang dapat meningkatkan produksi asam lambung, seperti makanan pedas, berlemak, atau berminyak. Mengatur pola makan dengan makan dalam porsi kecil tapi sering juga dapat membantu mengurangi gejala asam lambung.

Dengan menjaga hidrasi yang cukup selama bulan puasa dan mengikuti tips di atas, Anda dapat menjaga kesehatan pencernaan dan mengurangi risiko terjadinya masalah asam lambung. Tetaplah memperhatikan makanan yang dikonsumsi dan jaga keseimbangan cairan tubuh untuk menghadapi bulan puasa dengan nyaman.

 

6 dari 6 halaman

9. Pengelolaan Stres dan Istirahat yang Cukup

Selama bulan puasa, menjaga kesehatan lambung menjadi prioritas utama bagi penderita asam lambung atau GERD (Gastroesophageal Reflux Disease). Agar puasa berjalan lancar dan menghindari flare-up asam lambung, penting untuk mengelola stres dan mendapatkan istirahat yang cukup.

Mengelola stres merupakan faktor kunci dalam menjaga kesehatan lambung. Stress dapat memicu produksi asam lambung berlebih, memperlambat pencernaan, dan meningkatkan risiko terjadinya flare-up. Terutama selama bulan puasa, tekanan dan rutinitas yang berbeda dapat menjadi sumber stres. Oleh karena itu, penting untuk mencari cara-cara untuk mengurangi stres, seperti bermeditasi, berolahraga ringan, atau melakukan aktivitas yang menyenangkan.

Selain mengelola stres, mendapatkan istirahat yang cukup juga sangat penting. Kurang tidur dapat menyebabkan gangguan pada lambung dan meningkatkan risiko terjadinya flare-up asam lambung. Selama bulan puasa, tidur yang cukup dapat membantu menjaga keseimbangan produksi asam lambung dan mengurangi risiko gejala GERD. Pastikan untuk mengatur jadwal tidur yang konsisten dan menjaga kualitas tidur yang baik.

Dengan mengelola stres dan mendapatkan istirahat yang cukup, penderita asam lambung dapat menjaga kesehatan lambung selama bulan puasa. Dengan melakukan hal-hal ini, risiko flare-up asam lambung dapat dikurangi, menjadikan puasa lebih nyaman dan menyenangkan. Jangan lupa untuk tetap konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi mengenai pengelolaan asam lambung selama bulan puasa.