Liputan6.com, Jakarta - Refleks adalah gerak otomatis yang terjadi sebagai tanggapan terhadap rangsangan eksternal pada tubuh. Mekanisme ini terjadi secara cepat dan tanpa disadari, memainkan peran penting dalam menjaga keselamatan dan kesehatan tubuh.
Contoh dari gerak refleks adalah bersin dan batuk, ketika tubuh secara otomatis merespons untuk membersihkan saluran pernapasan dari iritasi atau benda asing.
Bersin dan batuk adalah dua contoh yang paling umum dari refleks yang dimiliki oleh manusia. Ketika partikel asing atau iritan masuk ke saluran pernapasan, tubuh secara refleks akan bereaksi dengan bersin atau batuk untuk mengeluarkan benda tersebut.
Advertisement
Pentingnya memahami refleks adalah untuk mengetahui bahwa tubuh manusia memiliki mekanisme bawaan yang membantu melindungi dirinya dari bahaya lingkungan. Pemahaman tentang ciri, fungsi, contoh, dan mekanisme refleks, dapat lebih memahamkan cara tubuh bereaksi terhadap stimulus eksternal.
Berikut Liputan6.com ulas tentang refleks, ciri, fungsi, contoh, dan dua mekanismenya, Rabu (6/3/2024).
Refleks Gerak Otomatis
Refleks adalah gerakan otomatis yang terjadi sebagai respons terhadap rangsangan dari luar yang diberikan pada suatu organ atau bagian tubuh yang terkena. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), refleks adalah bentuk tanggapan tubuh yang tidak disengaja dan tidak dipertimbangkan secara sadar.
Ini berarti bahwa refleks terjadi tanpa disadari dan spontan sebagai tanggapan terhadap rangsangan eksternal.
Gerak refleks merupakan bagian penting dari mekanisme pertahanan tubuh. Sebagaimana yang dijelaskan dalam buku Anatomi & Fisiologi Untuk Paramedis oleh Evelyn C. Pearce, gerak refleks adalah respons tubuh yang cepat terhadap stimulus lingkungan. Gerakan ini terjadi jauh lebih cepat daripada gerakan sadar, karena prosesnya tidak melibatkan pemikiran atau pengolahan informasi di otak.
Contoh sederhana refleks adalah ketika seseorang menarik tangannya secara refleks ketika menyentuh permukaan yang panas, lalu bersin dan batuk saat ada benda asing yang masuk ke tubuh melalui saluran tersebut.
Ciri Utama dan Fungsinya
Ciri-ciri utama dari gerak refleks adalah kecepatan dan ketidakdipersiapannya. Sebagaimana yang dikutip dari buku At a Glance Farmakologi Medis oleh M. J. Neal, gerakan refleks adalah terjadi tanpa adanya perencanaan atau persiapan sebelumnya.
Hal ini berbeda dengan gerakan sadar yang melibatkan pemikiran dan perencanaan sebelum dilakukan. Gerak refleks juga terjadi dengan cepat, hampir secara instan setelah rangsangan terjadi.
Fungsi utama dari gerak refleks adalah untuk melindungi tubuh dari bahaya dan mempertahankan keseimbangan fisiologisnya. Ketika seseorang menarik tangannya secara refleks dari permukaan yang panas, ini adalah contoh bagaimana gerak refleks membantu melindungi tubuh dari cedera atau kerusakan lebih lanjut.
Gerak refleks juga membantu dalam menjaga keseimbangan tubuh, seperti ketika seseorang secara refleks menyeimbangkan diri setelah tersandung atau melintasi permukaan yang tidak rata.
Advertisement
Contoh Gerak Refleks
1. Refleks Penglihatan (Refleks Pupil)
Ketika cahaya jatuh pada retina mata, pupil secara refleks akan menyempit (mengerut) untuk mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke dalam mata. Ini membantu menjaga tingkat cahaya yang optimal untuk penglihatan.
2. Refleks Mengedip (Blink Reflex)
Ketika ada objek yang mendekati mata dengan cepat atau terjadi rangsangan mekanis pada area sekitar mata, manusia akan merespons dengan refleks mengedip untuk melindungi mata dari bahaya atau rangsangan.
3. Refleks Batuk (Cough Reflex)
Refleks batuk terjadi sebagai respons terhadap iritasi atau sumbatan pada saluran pernapasan. Ketika saluran pernapasan teriritasi, tubuh akan secara refleks menghasilkan gerakan batuk untuk membersihkan saluran pernapasan dari materi yang mengganggu.
4. Refleks Bersin (Sneeze Reflex)
Seperti refleks batuk, refleks bersin terjadi sebagai respons terhadap iritasi pada saluran pernapasan atas. Ini merupakan mekanisme tubuh untuk membersihkan saluran pernapasan dari debu, alergen, atau zat asing lainnya.
5. Refleks Menelan (Swallowing Reflex)
Refleks menelan terjadi ketika makanan atau cairan mencapai tenggorokan. Ini adalah gerakan refleks yang membantu memindahkan makanan atau cairan dari mulut ke kerongkongan dan kemudian ke saluran pencernaan.
6. Refleks Moro (Moro Reflex)
Refleks Moro adalah respons refleks pada bayi yang melibatkan gerakan tangan dan kaki yang tiba-tiba melebar dan kemudian menyusut. Ini biasanya terjadi sebagai respons terhadap suara keras atau perubahan mendadak dalam posisi tubuh bayi.
7. Refleks Mengisap (Sucking Reflex)
Refleks mengisap adalah gerakan refleks yang terjadi ketika sesuatu menyentuh bibir atau langit-langit mulut bayi. Ini adalah respons alami yang membantu bayi untuk menyusui atau mengonsumsi makanan.
8. Refleks Gag (Gag Reflex)
Refleks Gag terjadi ketika ada benda yang mencapai tenggorokan atau faring yang dapat membahayakan saluran pernapasan. Ini adalah respons tubuh untuk mencegah benda asing masuk lebih dalam ke dalam tubuh.
9. Refleks Gravitasi (Gravitational Reflex)
Refleks gravitasi terjadi ketika tubuh merespons perubahan posisi terhadap gravitasi bumi. Ini melibatkan pengaturan otot dan keseimbangan tubuh agar tetap stabil ketika posisi tubuh berubah.
10. Refleks Lendir (Ciliary Reflex)
Refleks lendir terjadi ketika lendir atau zat asing lainnya memasuki hidung. Ini adalah gerakan refleks yang memicu hidung untuk menghasilkan lendir lebih banyak sebagai mekanisme pertahanan tubuh untuk menangkap dan menghilangkan zat asing tersebut.
Â
Mekanisme Gerak Refleks
Evelyn menjelaskan ada dua mekanisme refleks atau gerak refleks pada manusia, yakni:
Mekanisme Monosinaptik
Mekanisme Monosinaptik adalah salah satu mekanisme refleks yang paling sederhana dalam sistem saraf. Proses ini terdiri dari dua jenis neuron, yaitu saraf aferen atau neuron sensorik yang menerima stimulus dari reseptor dan saraf eferen atau neuron motorik yang mengirimkan sinyal ke efektor untuk menghasilkan gerakan refleks.
Proses dimulai dengan adanya stimulus atau rangsangan dari luar yang diterima oleh reseptor. Reseptor kemudian mengirimkan sinyal listrik ke neuron sensorik yang membawa informasi ke sumsum tulang belakang. Dari sana, impuls listrik disampaikan melalui neuron motorik ke efektor, yang menghasilkan gerakan refleks.
Contoh sederhana dari gerakan refleks monosinaptik adalah ketika lutut dipukul atau ditekan, sehingga kaki secara otomatis merespons dengan menendang.
Mekanisme Polisinaptik
Mekanisme Polisinaptik, di sisi lain, adalah gerakan refleks yang lebih kompleks karena melibatkan neuron tambahan yang disebut neuron delay. Prosesnya dimulai dengan stimulus yang diterima oleh reseptor, yang kemudian mengirimkan sinyal ke neuron sensorik. Sinyal tersebut diteruskan ke sumsum tulang belakang, tetapi daripada langsung berhubungan dengan neuron motorik, impuls listrik melewati neuron delay terlebih dahulu sebelum mencapai neuron motorik.
Fungsi dari neuron delay adalah untuk memodulasi atau mengatur sinyal sebelum mencapai efektor. Sebagai contoh, dalam refleks lutut, ketika lutut dipukul, sinyal dari neuron sensorik mengaktifkan neuron delay sebelum mencapai neuron motorik. Hal ini memungkinkan refleks yang lebih kompleks, seperti keseimbangan tubuh yang terjaga ketika lutut tertimpa atau tertekuk.
Perbedaan Kedua Mekanisme
Perbedaan utama antara mekanisme monosinaptik dan polisinaptik terletak pada jumlah neuron yang terlibat dan kompleksitas respons gerak refleks. Mekanisme monosinaptik terdiri dari dua neuron sederhana, sementara mekanisme polisinaptik melibatkan interaksi yang lebih kompleks antara beberapa neuron, termasuk neuron delay.
Advertisement