Sukses

Batas Sahur Sampai Jam Berapa? Ini Waktu Terbaiknya

Batas waktu sahur yang benar bukan imsak, tetapi sampai adzan subuh berkumandang.

Liputan6.com, Jakarta - Sahur adalah aktivitas makanan dan minuman sebelum fajar menjelang waktu puasa. Pertanyaan yang sering muncul adalah, batas sahur sampai jam berapa agar puasa sah? Menurut berbagai sumber, batas sahur hingga adzan subuh berkumandang merupakan praktik yang dianjurkan, mengacu pada anjuran Rasulullah SAW dan pemahaman empat Imam mazhab.

Batas waktu sahur yang benar bukan imsak. Pahami bahwa batas waktu sahur yang benar sampai adzan subuh berkumandang, seperti yang diajarkan Rasulullah. Akan tetapi batasnya dipermudah dengan imsakiyah.

Dalam praktiknya, waktu terbaik untuk sahur adalah menjelang imsak, sesuai anjuran Rasulullah Muhammad SAW. Mengakhirkan sahur hingga sepertiga malam terakhir, ini juga membuat umat muslim dapat memaksimalkan waktunya untuk melaksanakan sholat malam, zikir, dan berdoa. Momen ini menjadi waktu yang istimewa bagi umat Islam untuk meraih keberkahan dalam menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan.

Berikut Liputan6.com ulas penjelasan lengkapnya agar lebih paham, Selasa (12/3/2024).

2 dari 3 halaman

Batas Sahur Sampai Jam Adzan Subuh Berkumandang

Batas sahur sampai jam berapa menjadi topik yang sering dibahas oleh umat muslim khususnya di bulan Ramadhan. Sahur, yang secara harfiah berarti makan sebelum fajar, merupakan salah satu sunnah berpuasa yang sangat dianjurkan dalam agama Islam. Meskipun tidak diwajibkan secara hukum, sahur memiliki nilai ibadah yang tinggi dan memberikan kekuatan bagi umat Muslim untuk menjalankan puasa dengan baik.

Sebenarnya batas sahur jam berapa? Menurut Dr. H. Abdur Rokhim, SQ, MA, dalam bukunya "9 Kenikmatan Bulan Ramadhan," pada zaman Nabi Muhammad SAW, istilah imsak tidak dikenal sebagai batas sahur seperti yang diterapkan di Indonesia saat ini.

Rasulullah dan para sahabat dulunya menjadikan batas sahur pada masuknya waktu Subuh, yang kemudian oleh masyarakat dikenal sebagai imsak. Jaraknya sekitar 50-60 ayat atau sekitar 10 menit sebelum Subuh. Imsak, menurut definisi dari situs resmi Universitas Muhammadiyah Jakarta, diartikan sebagai penanda waktu sepuluh menit sebelum Subuh.

Dalam sebuah hadis riwayat Anas bin Malik dari Zahid bin Tsabit, dia berkata:

"Kami makan sahur bersama Rasulullah Saw, kemudian (setelah makan sahur) kami berdiri untuk melaksanakan sholat. Aku (Anas bin Malik) berkata: "Berapa perkiraan waktu antara keduanya (antara makan sahur dengan shalat fajar)?" Zahid bin Tsabit berkata: "(seperti waktu yang dibutuhkan untuk membaca) 50 ayat."

Sementara itu, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan imsak sebagai saat dimulainya larangan melakukan hal-hal yang membatalkan puasa. Namun, Rizem Azid dalam bukunya "Salah Kaprah!" menyatakan bahwa hukum makan dan minum setelah imsak tetap diperbolehkan, karena batas sahur yang benar adalah masuknya waktu Subuh. Waktu imsak ditetapkan sebagai bentuk kehati-hatian karena fajar yang menjadi tanda dimulainya waktu puasa tidak selalu terlihat secara jelas.

Batas waktu sahur jam berapa yang sebenarnya adalah ketika terbit fajar shadiq atau adzan Subuh berkumandang, sesuai dengan pendapat empat Imam mazhab. Dasar pendapat ini diambil dari firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 187 yang menegaskan bahwa makan dan minum diperbolehkan hingga jelas perbedaan antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar.

"… Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian, sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam."

Dalam menjalankan ibadah puasa, penting bagi umat Islam untuk memahami bahwa sahur merupakan ibadah yang dianjurkan dan batas waktunya adalah hingga terbit fajar shadiq atau adzan Subuh berkumandang, sebagaimana yang ditegaskan dalam Al-Quran dan hadis Nabi.

“Bilal biasa mengumandangkan adzan di malam hari. Makan dan minumlah sampai kalian mendengar adzan Ibnu Ummi Maktum.” (HR. Bukhari no. 623 dalam Adzan, Bab “Adzan sebelum shubuh” dan Muslim no. 1092).

3 dari 3 halaman

Waktu Sahur Terbaik Mendekati Waktu Imsak

Menurut penjelasan dalam buku "Sifat Puasa Nabi dan 20 Amalan Ringkas di Bulan Ramadhan" karya dr. Raehanul Bahraen, M.Sc., Sp.PK, waktu terbaik untuk sahur adalah menjelang imsak. Rasulullah Muhammad SAW menganjurkan kepada umatnya untuk mengakhirkan sahur, menganggapnya sebagai waktu sahur yang tepat. Anjuran ini didukung oleh banyak hadis yang menguatkan pentingnya mengakhirkan sahur.

Salah satu hadis yang diperkuat adalah riwayat Imam Ahmad yang menyatakan, "Umatku berada dalam kebaikan selama menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur." Abu Bakar Al Kalabazi dalam kitab "Bahrul Fawaid" menjelaskan bahwa maksud waktu sahur yang tepat adalah mengakhirkan sahur hingga sepertiga malam terakhir.

Rasulullah SAW pernah menjawab pertanyaan mengenai malam yang paling didengar doanya, beliau menjawab, "Sepertiga terakhir malam." Dalam hadis lain, beliau juga menyatakan, "Mengakhirkan sahur ialah bagian dari fitrah." Maksud dari waktu sahur yang tepat dengan mengakhirkan sahur adalah untuk mengerjakannya di sepertiga terakhir malam, saat doa, ampunan, dan hajat dikabulkan oleh Allah SWT.

Mengakhirkan sahur bukan sekadar untuk makan dan minum, namun juga dimaksudkan agar diiringi dengan ibadah lain seperti salat malam, zikir, dan berdoa. Sepertiga malam terakhir adalah waktu yang sangat tepat untuk beribadah, dan Rasulullah SAW sendiri terbiasa bangun di sepertiga malam terakhir untuk melaksanakan salat malam.

Penjelasan mengenai waktu sahur yang tepat ini didasarkan pada kesaksian Hudzaifah yang pernah makan sahur bersama Rasulullah SAW, yang tercatat dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah. Kesaksian ini juga diperkuat oleh pengakuan Zaid bin Tsabit yang menyatakan bahwa dia pernah sahur bersama Rasulullah SAW, kemudian melaksanakan salat Subuh. Dalam buku "400 Kebiasaan Keliru dalam Hidup Muslim" karya Abdillah F. Hasan, disebutkan bahwa makan sahur lebih utama jika dilakukan di akhir waktu, sesuai dengan anjuran Rasulullah SAW.