Liputan6.com, Jakarta Sakit hati karena perkataan orang tua menurut Islam adalah pengalaman yang tak jarang dirasakan oleh banyak individu, dan dalam pandangan Islam, hal ini memiliki kedalaman makna serta tuntutan sikap yang penting. Merasa tersakiti oleh ucapan orang tua bisa menimbulkan luka emosional yang dalam, namun Islam mengajarkan bahwa sikap kita dalam menanggapinya juga haruslah sesuai dengan ajaran-Nya. Sakit hati karena perkataan orang tua, menurut Islam, tidak semata-mata tentang bagaimana kita merasakan diri kita sendiri, tetapi juga mengenai bagaimana kita meresponnya dengan penuh kesabaran dan pengertian.
Sakit hati karena perkataan orang tua menurut Islam dipandang sebagai ujian bagi keimanan dan kesabaran seseorang. Hal ini mengingatkan kita bahwa setiap peristiwa dalam kehidupan, termasuk cobaan emosional seperti ini, memiliki hikmah yang bisa kita ambil pelajaran darinya. Oleh karena itu, sikap kita dalam menghadapi sakit hati karena perkataan orang tua menurut Islam haruslah tercermin dari ketabahan dan ketulusan hati yang sesuai dengan ajaran agama.
Terkadang, dalam keadaan sakit hati, manusia cenderung terbawa emosi dan ingin merespons dengan cara yang tidak bijaksana. Namun, dalam pandangan Islam, menahan diri dan mempertahankan kesabaran adalah tindakan yang dianjurkan. Sikap ini tidak hanya menjaga hubungan baik antara anak dan orang tua, tetapi juga mencerminkan ketaatan kepada ajaran agama yang mengajarkan kasih sayang, pengertian, dan kebijaksanaan dalam setiap situasi kehidupan.
Advertisement
Untuk panduan lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber penjelasan bagaimana cara mengatasi sakit hati karena perkataan orang tua menurut Islam, Rabu (13/3/2024).
Sakit Hati Karena Perkataan Orang Tua Menurut Islam
Sakit hati yang muncul akibat perkataan orang tua seringkali merupakan pengalaman yang mendalam dan membingungkan. Meskipun dalam banyak kasus, niat dan tujuan orang tua mungkin baik, namun interaksi tersebut bisa saja menimbulkan luka emosional yang sulit disembuhkan. Rasanya seperti berada dalam sebuah pusaran emosi yang tak kunjung berakhir, terkadang membuat kita terjebak dalam pikiran-pikiran yang menyedihkan.
Terkadang, kita merasa kesal dan ingin membalas setiap perkataan yang menyakitkan dari orang tua dengan kata-kata yang sama menyakitkannya. Namun, penting untuk diingat bahwa mengendalikan emosi adalah kunci dalam situasi ini. Kita harus berusaha untuk menjaga lidah dan emosi kita agar tidak menyakiti orang tua kita dengan kata-kata yang kita ucapkan dalam kemarahan.
Walaupun begitu, restu dan doa terbaik bagi kita terletak pada orang tua kita. Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa orang tua juga bisa menyakiti hati anaknya. Mereka juga manusia biasa yang kadang-kadang khilaf dalam ucapannya sehingga tanpa disadari, mereka bisa membuat anak merasa sakit hati.
Dalam ajaran Islam, orang tua memiliki tanggung jawab untuk melindungi dan memberikan perlindungan kepada anak-anaknya. Namun demikian, anak-anak juga memiliki hak untuk dilindungi dan dijaga perasaannya oleh kedua orangtuanya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadis:
"Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Dari ibu, seorang anak mendapat tujuh puluh jenis kasih sayang. Setelah itu beliau bersabda, "Apakah kalian pernah melihat kasih sayang di luaran sana?" Para sahabat menjawab, "Tidak pernah." Maka beliau bersabda, "Sesungguhnya Allah Ta'ala memberikan kepada hamba-Nya sebelas puluh jenis kasih sayang. Dia memberikan kepada kalian dua puluh sembilan kasih sayang di dunia, dan satu kasih sayang di antara dua puluh sembilan itu dia letakkan pada umat manusia. Itulah yang menjadikan seorang hamba menyayangi anaknya. Ada juga seorang laki-laki yang menyayangi kambingnya. Lalu kalian perhatikan, apakah di kambing itu ada rasa takut (khawatir) terhadap rahimnya. Padahal rahim itu punya rasa takut (khawatir) terhadap anaknya." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Hadis di atas menunjukkan bahwa kasih sayang orang tua kepada anak adalah sangat besar, namun sebaliknya, anak juga berhak mendapatkan perlindungan dan kasih sayang dari orang tua. Allah SWT juga telah memerintahkan dalam Al-Qur'an, surah Al-Israa' (17): 23:
وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
"Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapa. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia."
Ayat tersebut menggarisbawahi pentingnya berbuat baik kepada kedua orang tua, bahkan jika mereka mencapai usia tua dan lemah. Tidak hanya itu, kita juga dilarang mengeluarkan perkataan yang tidak sopan atau menyakitkan hati kepada mereka.
Dengan demikian, penting bagi kita untuk memahami bahwa hubungan antara orang tua dan anak adalah hubungan yang kompleks dan membutuhkan pengertian serta kasih sayang dari kedua belah pihak. Saling menghargai, mengerti, dan saling menjaga perasaan adalah kunci dalam menjaga keharmonisan keluarga, sebagaimana yang diajarkan dalam ajaran Islam.
Advertisement
Bagaimana Jika Terlanjur Sakit Hati kepada Orang Tua?
Sakit hati karena perkataan orang tua merupakan pengalaman yang sering kali membingungkan dan menyakitkan. Terlepas dari niat baik orang tua, kadang-kadang perkataan atau tindakan mereka bisa menyebabkan luka emosional yang dalam bagi anak. Namun, yang perlu diperhatikan bukanlah apa yang telah terjadi, melainkan bagaimana kita menanggapinya dengan bijaksana dan islami.
- Menahan Diri dan Bersabar: Ketika merasa tersakiti oleh perkataan atau tindakan orang tua, yang penting adalah menahan diri dan bersabar. Tidak perlu langsung merespon dengan kemarahan atau kebencian. Bersabarlah, tariklah diri dari situasi yang membuat kita semakin terluka, dan jangan memperpanjang konflik yang bisa merusak hubungan dengan orang tua.
- Mengucap Istighfar: Ketika emosi mulai menguasai diri dan kita merasa tergoda untuk membalas dengan perkataan yang menyakitkan, segeralah berlindung dengan istighfar. Mengucapkan istighfar membantu kita untuk menenangkan diri, mengendalikan emosi, dan menjaga hati agar tetap bersih dari kemarahan dan kebencian.
- Mengambil Waktu untuk Menenangkan Diri: Setelah situasi mereda, kita bisa mengambil waktu untuk menenangkan diri dan merenungkan semua hal dengan kepala dingin. Tidak ada salahnya untuk meminta waktu lebih dan menunda pembicaraan yang lebih dalam hingga kita merasa lebih siap secara emosional dan mental.
- Berbicara dengan Baik dan Lembut: Ketika sudah siap untuk berkomunikasi dengan orang tua, lakukanlah dengan sikap yang baik, lembut, dan penuh perhatian. Jangan melontarkan kata-kata yang bisa memperkeruh suasana, melainkan sampaikan pendapat dengan jelas namun dengan penuh kasih sayang dan pengertian. Berbicaralah dengan tatapan mata yang tulus dan perhatikan usaha serta kesabaran yang telah mereka lakukan demi membimbing kita.
Sementara itu, jika kita sudah terlanjur merasa sakit hati dan terluka oleh perkataan orang tua, ada beberapa langkah yang bisa diambil:
- Menenangkan Diri: Pertama-tama, tenangkan diri dan hindari membiarkan emosi menguasai. Fokuslah pada hal-hal positif yang pernah dilakukan oleh orang tua, sehingga pikiran kita menjadi lebih stabil dan positif.
- Mendoakan Kedua Orang Tua: Doakanlah kedua orang tua kita agar dosa-dosanya diampuni oleh Allah SWT, dan semoga mereka diberi hidayah dan kebaikan dalam setiap langkah kehidupan mereka. Doa adalah senjata terbaik untuk memohon kebaikan bagi orang tua yang mungkin tanpa disadari telah menyakiti hati kita.
- Berbicara dengan Kedua Orang Tua: Ketika sudah tenang, bicaralah dengan kedua orang tua secara langsung tanpa mengarah pada nasihat atau teguran. Sampaikanlah perasaan kita dengan baik-baik dan jelas, tanpa meninggikan suara atau menyalahkan. Berbicaralah secara terbuka dan jujur, namun tetap dengan penuh hormat dan kelembutan.
Dalam Islam, menghormati dan berbakti kepada orang tua adalah salah satu ajaran utama. Namun demikian, Allah SWT juga mengajarkan untuk menjaga hati dan emosi kita sendiri serta orang lain. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga hati kita sendiri, tetap berusaha untuk berkomunikasi dengan baik, dan selalu berdoa untuk kebaikan orang tua serta diri sendiri.