Liputan6.com, Jakarta Menyusui merupakan proses alami yang memberikan nutrisi esensial dan perlindungan bagi bayi baru lahir. Ini adalah momen penting dalam perjalanan ibu dan bayi, di mana ASI menjadi sumber gizi terbaik yang secara unik disesuaikan dengan kebutuhan tumbuh kembang bayi. Proses menyusui juga menciptakan ikatan emosional yang kuat antara ibu dan bayi, menciptakan hubungan yang intim dan mendalam.
Baca Juga
Advertisement
Selain memberikan nutrisi optimal, menyusui juga memiliki manfaat kesehatan yang signifikan bagi kedua belah pihak. Bagi bayi, ASI mengandung antibodi dan zat kekebalan lainnya yang membantu melindungi dari infeksi dan penyakit. Sementara itu, bagi ibu, menyusui membantu pulih lebih cepat pasca persalinan, mengurangi risiko kanker, dan mendukung kesehatan mental.
Dalam konteks kesehatan global, penting untuk terus mendukung dan mempromosikan praktik menyusui yang eksklusif dan berkelanjutan. Hal ini tidak hanya memberikan manfaat kesehatan yang tak ternilai bagi bayi dan ibu, tetapi juga berkontribusi pada keseimbangan ekologis dan keberlanjutan lingkungan.
Untuk panduan lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber pengertian dan manfaat menyusui, serta posisi dan hal-hal yang penting untuk diperhatikan saat menyusui pada Senin (18/3/2024).
Apa Itu Menyusui?
Menyusui, yang juga dikenal sebagai meneteki atau nenenin dalam bahasa Inggris (breastfeeding), merupakan proses penting dalam memberikan nutrisi kepada bayi atau anak kecil menggunakan air susu ibu (ASI) yang dihasilkan oleh payudara ibu. Proses ini melibatkan bayi menggunakan refleks menghisap untuk mengambil dan menelan susu yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Bukti dari berbagai penelitian eksperimental menyimpulkan bahwa ASI adalah sumber gizi terbaik untuk bayi. Kandungan nutrisi yang lengkap dan alami dalam ASI membuatnya menjadi pilihan utama untuk memberi makan bayi. Meskipun demikian, para ahli masih terlibat dalam perdebatan seputar durasi yang optimal untuk menyusui dan sejauh mana risiko penggunaan susu formula bagi bayi.
Penting untuk dicatat bahwa bayi dapat disusui oleh ibunya sendiri atau oleh wanita lain yang memberikan ASI. Selain itu, ASI juga dapat diperah dan diberikan melalui berbagai alat menyusui seperti botol susu, cangkir, sendok, atau pipet. Meskipun susu formula merupakan alternatif bagi ibu yang tidak bisa atau memilih untuk tidak menyusui, kualitas susu formula tidak sebaik ASI menurut konsensus para ahli.
Di banyak negara, pemberian susu formula terkait dengan risiko tinggi kematian bayi akibat diare. Namun, jika susu formula dibuat dengan hati-hati menggunakan air bersih dan sesuai prosedur, risiko tersebut dapat diminimalkan. Meskipun demikian, pemerintah dan organisasi kesehatan internasional, seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Akademi Dokter Anak Amerika (American Academy of Pediatrics), dan Departemen Kesehatan, secara konsisten mempromosikan menyusui sebagai metode terbaik untuk memberi gizi pada bayi selama setidaknya tahun pertama kehidupannya, dan bahkan lebih lama jika memungkinkan.
Advertisement
Manfaat Menyusui Bagi Ibu dan BayiÂ
Menyusui memberikan berbagai manfaat bagi ibu dan bayi, baik secara fisik maupun emosional. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang manfaat menyusui bagi keduanya:
Manfaat untuk Bayi
- Nutrisi Optimal: ASI mengandung nutrisi lengkap yang dibutuhkan bayi untuk tumbuh dan berkembang dengan optimal. Ini termasuk protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral yang penting bagi kesehatan bayi.
- Perlindungan dari Penyakit: ASI mengandung antibodi dan zat kekebalan lainnya yang membantu melindungi bayi dari infeksi dan penyakit. Ini termasuk perlindungan terhadap diare, infeksi saluran pernapasan, infeksi telinga, dan penyakit kronis lainnya.
- Pertumbuhan Otak yang Optimal: Kandungan nutrisi dalam ASI, terutama asam lemak omega-3 dan omega-6, membantu dalam perkembangan otak dan sistem saraf bayi, serta mendukung fungsi kognitif yang sehat.
- Mengurangi Risiko Alergi: Menyusui dapat membantu mengurangi risiko bayi mengalami alergi makanan, kulit, dan alergi lainnya karena ASI mengandung zat yang melindungi tubuh dari reaksi alergi.
- Memperkuat Ikatan Emosional: Proses menyusui membangun ikatan emosional yang kuat antara ibu dan bayi. Sentuhan kulit dengan kulit saat menyusui juga membantu memperkuat ikatan ini.
Manfaat untuk Ibu
- Pemulihan Pasca Persalinan: Menyusui dapat membantu tubuh ibu pulih lebih cepat pasca persalinan karena merangsang kontraksi rahim dan membantu mengurangi risiko perdarahan.
- Mengurangi Risiko Kanker: Menyusui dapat mengurangi risiko kanker payudara dan ovarium pada ibu. Ini karena menyusui membantu menyeimbangkan hormon dan mengurangi jumlah sel yang berpotensi menjadi kanker.
- Penurunan Berat Badan: Proses menyusui membantu membakar kalori tambahan, yang dapat membantu ibu dalam penurunan berat badan setelah kehamilan.
- Perlindungan Kesehatan Mental: Menyusui dapat memberikan rasa kenyamanan, kepuasan, dan koneksi emosional yang positif bagi ibu, membantu melawan stres dan depresi pasca persalinan.
- Ekonomi dan Lingkungan: Menyusui lebih ekonomis dan ramah lingkungan daripada menggunakan susu formula, karena tidak memerlukan biaya tambahan dan mengurangi limbah botol dan kemasan.
Dengan memperhatikan manfaat menyusui ini, banyak organisasi kesehatan dan pemerintah mendorong ibu untuk memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi, dan melanjutkan menyusui sambil memberikan makanan tambahan hingga dua tahun atau lebih jika memungkinkan.
Jenis Posisi Menyusui Bayi Baru Lahir
Proses menyusui bayi baru lahir merupakan bagian penting dalam perawatan bayi yang harus diperhatikan dengan baik, terutama oleh ibu yang baru pertama kali melakukannya. Meskipun tidak selalu lancar di awal, pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif tetap menjadi prioritas utama untuk kesehatan optimal bayi.
Berbagai posisi menyusui bayi baru lahir dapat membantu ibu untuk menemukan yang paling nyaman dan efektif. Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai berbagai posisi tersebut:
1. Side Lying
Posisi side lying cocok untuk ibu yang ingin menyusui sambil berbaring, terutama saat merasa lelah atau setelah operasi caesar. Bayi diletakkan di dekat payudara ibu dengan tubuhnya menghadap payudara.
2. Cradle Hold
Cradle hold merupakan posisi yang umum digunakan. Ibu menggendong bayi dengan satu tangan sambil menopang tubuhnya dengan tangan lainnya. Posisi ini cocok untuk bayi yang sudah terbiasa menyusu dan ukuran tubuhnya tidak terlalu besar.
3. Laid-Back Breastfeeding
Laid-back breastfeeding adalah posisi yang santai, di mana ibu bersandar pada bantal dan menyusui dengan bayi sejajar dengan dada. Posisi ini nyaman bagi banyak ibu, terutama yang baru pertama kali menyusui.
4. Sitting Baby
Posisi sitting baby cocok untuk ibu yang ingin menyusui saat duduk. Bayi duduk di pangkuan ibu dengan leher dan punggung lurus, memastikan bayi bisa bernapas dengan lancar.
5. Football Hold
Football hold adalah posisi di mana ibu menopang tubuh bayi di samping tubuhnya dengan lengan yang ditekuk. Posisi ini efektif untuk ibu pasca caesar atau untuk menyusui bayi kembar.
6. Posisi Berbaring
Posisi berbaring cocok untuk ibu yang ingin menyusui sambil berbaring, dengan menopang kepala dan punggung bayi menggunakan bantal. Pastikan bayi dapat mencapai puting payudara dengan nyaman dalam posisi ini.
7. Cross Cradle Hold
Cross cradle hold mirip dengan cradle hold, namun dengan lengan yang berlawanan dengan payudara yang digunakan untuk menyusui. Posisi ini membantu ibu melihat dan mengontrol perlekatan mulut bayi dengan puting payudara.
Â
Setiap ibu dan bayi mungkin memiliki preferensi posisi yang berbeda-beda. Penting untuk mencoba berbagai posisi dan menyesuaikan dengan kebutuhan dan kenyamanan masing-masing untuk memastikan proses menyusui berjalan lancar dan nyaman bagi ibu dan bayi.
Advertisement
Hal yang Harus Diperhatikan Saat Menyusui
Pentingnya pemberian Air Susu Ibu (ASI) bagi bayi tidak dapat diragukan lagi, mengingat ASI mengandung semua nutrisi esensial yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Praktik menyusui dimulai segera setelah kelahiran dan disarankan untuk diberikan secara eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi, kemudian dilanjutkan hingga dua tahun atau lebih, sesuai dengan rekomendasi kesehatan yang mengutamakan pemberian ASI dalam periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) untuk mencegah stunting dan mengoptimalkan kesehatan bayi.
Dilansir dari laman Kemenkes, dalam praktik menyusui, posisi dan perlekatan yang benar memainkan peran penting dalam kesuksesan dan kenyamanan bagi ibu dan bayi. Posisi yang tepat termasuk:
- Memastikan kepala dan badan bayi membentuk garis lurus
- Wajah bayi menghadap payudara dengan hidung berhadapan dengan puting susu
- Badan bayi dekat ke tubuh ibu
- Ibu menggendong atau mendekap badan bayi secara utuh
Sementara itu, perlekatan yang benar melibatkan:
- Bayi yang dekat dengan payudara dengan mulut terbuka lebar
- Dagu bayi yang menyentuh payudara
- Bagian areola yang lebih banyak terlihat di atas daripada di bawah mulut bayi
- Bibir bawah bayi yang memutar keluar
Tidak hanya ibu yang berperan penting dalam menyusui, tetapi juga dukungan dan lingkungan yang nyaman dari keluarga dan orang sekitarnya sangatlah penting. Dukungan ini mencakup pemahaman tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif, membantu ibu dalam menjaga kesehatan dan nutrisi agar dapat menghasilkan ASI yang cukup dan berkualitas, serta memberikan dukungan emosional dan psikologis untuk memastikan bahwa proses menyusui berlangsung dengan lancar dan menyenangkan bagi ibu dan bayi.