Sukses

Apa Itu Pelecehan Seksual? Ini Kategori, Ciri dan Cara Melaporkannya

Pengertian, kategori, ciri dan cara menghadapi pelecehan seksual

Liputan6.com, Jakarta Apa itu pelecehan seksual? Pelecehan seksual merujuk pada tindakan yang melibatkan eksploitasi seksual terhadap individu tanpa seizin atau persetujuan mereka. Dalam konteks ini, apa yang menjadi fokus utama adalah penyalahgunaan kekuasaan atau otoritas untuk memaksa seseorang melakukan tindakan atau menerima perlakuan yang bersifat seksual, yang sering kali berujung pada pengalaman yang traumatis dan merugikan secara psikologis. 

Pelecehan seksual dapat bermacam-macam bentuknya, mulai dari komentar kasar dan lelucon cabul, hingga tindakan fisik seperti menyentuh atau memaksa aktivitas seksual. Penting untuk memahami apa itu pelecehan seksual yang tidak hanya terjadi dalam konteks fisik, tetapi juga dapat melibatkan interaksi non-fisik seperti percakapan yang tidak pantas atau konten berbasis seksual yang tidak diinginkan. 

Oleh karena itu, pemahaman yang komprehensif tentang apa itu pelecehan seksual sangat penting dalam upaya melindungi hak dan kesejahteraan individu dari tindakan yang merugikan tersebut. Dengan meningkatnya kesadaran tentang pelecehan seksual, penting bagi masyarakat untuk mendukung upaya pencegahan, perlindungan, dan penegakan hukum terhadap kasus-kasus pelecehan seksual. 

Untuk lebih jelasnya tentang apa itu pelecehan seksual, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, pengertian, kategori, ciri dan cara menghadapi pelecehan seksual pada Selasa (19/3).

2 dari 5 halaman

Jadi Apa Itu Pelecehan Seksual?

Menurut Komnas Perempuan, pelecehan seksual merujuk pada tindakan-tindakan yang memiliki nuansa seksual dan dilakukan melalui kontak fisik atau non-fisik yang ditujukan pada bagian tubuh atau seksualitas seseorang. Contohnya adalah siulan, main mata, komentar atau ucapan dengan konten seksual, penampilan materi pornografi, serta ekspresi keinginan seksual secara tidak pantas. 

Selain itu, pelecehan seksual juga mencakup sentuhan atau colekan pada bagian tubuh tertentu, gerakan atau isyarat yang bersifat seksual. Akibatnya, korban dapat merasa tidak nyaman, tersinggung, atau merasa dirinya direndahkan martabatnya. Selain itu, pelecehan seksual juga bisa berdampak pada kesehatan dan keselamatan korban, serta menyebabkan berbagai masalah psikologis dan emosional.

Yang perlu dipahami adalah bahwa pelecehan seksual bukan hanya masalah seks semata. Intinya adalah adanya penyalahgunaan kekuasaan dan otoritas, di mana pelaku mungkin mencoba meyakinkan dirinya sendiri dan korban bahwa perilaku pelecehan yang dilakukan sebenarnya adalah ekspresi dari ketertarikan seksual atau keinginan romantis. Hal ini seringkali menjadi bentuk manipulasi yang merugikan korban secara psikologis dan emosional.

Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa pelecehan seksual tidak boleh dianggap remeh dan harus ditangani dengan serius. Korban pelecehan seksual perlu mendapatkan perlindungan dan dukungan, sementara pelaku harus bertanggung jawab atas tindakan mereka dan tidak boleh mengabaikan dampak yang ditimbulkan terhadap korban. Langkah-langkah preventif dan edukasi juga penting untuk mencegah terjadinya pelecehan seksual di masyarakat dan lingkungan sekitar.

 
3 dari 5 halaman

Kategori Pelecehan Seksual

Pelecehan seksual, menurut kategorinya, dapat dibagi menjadi lima jenis yang mencakup berbagai perilaku yang tidak pantas dan merugikan korban secara fisik, emosional, dan psikologis.

1. Pertama, pelecehan gender merupakan tindakan yang mengekspresikan sikap seksis yang merendahkan atau menghina wanita. Ini bisa berupa komentar merendahkan, gambar atau tulisan yang melecehkan wanita, lelucon cabul, atau humor yang menyinggung seks atau perempuan secara umum.

2. Kedua, perilaku menggoda adalah tindakan seksual yang tidak diinginkan dan tidak pantas. Contohnya adalah ajakan seksual yang terus-menerus meski telah ditolak, memaksa lawan jenis untuk makan malam atau berkencan, mengirimkan surat atau panggilan telepon yang tak henti-henti, dan tindakan serupa.

3. Ketiga, penyuapan seksual terjadi saat ada permintaan aktivitas seksual atau perilaku seksual lainnya dengan janji imbalan. Hal ini bisa dilakukan secara terang-terangan atau dengan cara halus, tetapi tetap merupakan bentuk pelecehan seksual yang serius.

4. Keempat, pemaksaan seksual adalah tindakan memaksa korban melakukan aktivitas seksual atau perilaku seksual lainnya dengan ancaman hukuman atau konsekuensi negatif lainnya. Contohnya adalah ancaman terhadap pekerjaan atau karier korban, hingga ancaman fisik seperti pembunuhan.

5. Kelima, pelanggaran seksual adalah tindakan yang melanggar batas-batas fisik korban, seperti menyentuh, meraba, atau meraih secara paksa, serta penyerangan seksual. Ini termasuk dalam kategori pelecehan seksual yang paling serius dan dapat memiliki dampak traumatis yang mendalam pada korban.

Penting untuk mengidentifikasi dan mengenali berbagai jenis pelecehan seksual ini agar dapat mengambil tindakan pencegahan dan perlindungan yang tepat, serta memberikan dukungan yang dibutuhkan kepada korban. Langkah-langkah seperti memberikan edukasi tentang hak-hak individu, memperkuat kebijakan anti-pelecehan seksual, dan memberdayakan korban untuk melaporkan tindakan pelecehan dapat membantu mengurangi prevalensi pelecehan seksual di masyarakat.

4 dari 5 halaman

Ciri-ciri Pelecehan Seksual

Berikut adalah beberapa ciri-ciri pelecehan seksual yang penting untuk diidentifikasi dan diwaspadai, serta tindakan yang dapat diambil jika mengalami situasi tersebut:

  • Menyentuh tubuh dengan tujuan seksual tanpa seizin: Pelecehan seksual bisa terjadi ketika seseorang menyentuh tubuh Anda secara tidak pantas tanpa izin. Ini tidak hanya mencakup area tubuh yang sensitif, tetapi juga termasuk tindakan seperti mencoba merangkul atau memegang tangan tanpa seizin terlebih dahulu. Penting untuk mengenali bahwa tindakan ini merupakan bentuk pelecehan seksual yang tidak dapat ditoleransi.
  • Mengucapkan lelucon seksual yang tidak pantas: Seringkali, pelaku pelecehan seksual akan menggunakan lelucon yang berkaitan dengan seks sebagai cara untuk mempermainkan atau merendahkan korban. Meskipun bercanda adalah hal yang umum, namun jika lelucon tersebut menyinggung atau membuat orang merasa tidak nyaman terkait bentuk tubuh atau seksualitasnya, maka hal tersebut termasuk dalam ciri pelecehan seksual.
  • Catcalling atau ajakan tak diinginkan: Catcalling adalah tindakan yang dilakukan oleh orang yang tidak dikenal dengan mengajak seseorang berkencan, berkenalan, atau menyampaikan motif lain yang tidak diinginkan secara terus-menerus. Ini seringkali membuat korban merasa terganggu, tidak aman, dan merasa direndahkan.
  • Ajakan berhubungan intim secara langsung atau tersirat: Pelaku pelecehan seksual mungkin akan mengajak korban berhubungan intim secara langsung atau dengan cara tersirat yang tidak diinginkan. Tindakan ini dapat berupa ajakan yang mengganggu, memaksa, atau menekan korban untuk melakukan aktivitas seksual yang mereka tidak setuju.
  • Menempelkan anggota tubuh secara sengaja: Ada juga situasi di mana seseorang dengan sengaja menempelkan anggota tubuhnya ke orang lain, terutama dalam situasi yang sesak seperti pada kendaraan umum. Ini bisa menjadi tindakan yang mengganggu dan meresahkan korban, serta termasuk dalam ciri pelecehan seksual yang perlu diwaspadai.

Jika mengalami situasi pelecehan seksual, penting untuk segera mengambil tindakan seperti melapor ke petugas atau meminta pertolongan dari orang sekitar. Memberikan respons yang tegas dan menolak tindakan pelecehan juga merupakan langkah penting untuk melindungi diri sendiri dan mencegah kejadian serupa di masa depan.

5 dari 5 halaman

Cara Menghadapi Pelecehan Seksual

Menghadapi pelecehan seksual adalah suatu hal yang memerlukan keberanian, kehati-hatian, dan pengetahuan tentang langkah-langkah yang tepat untuk melindungi diri sendiri serta mengambil tindakan yang sesuai. Berikut adalah beberapa cara menghadapi pelecehan seksual:

  • Mempertahankan Ketenangan: Pertama-tama, penting untuk tetap tenang dan tidak panik saat menghadapi situasi pelecehan seksual. Menjaga ketenangan dapat membantu Anda mengambil langkah-langkah yang tepat dan membuat keputusan dengan jernih.
  • Berbicara dengan Pelaku: Jika aman untuk melakukannya, cobalah untuk berbicara dengan pelaku pelecehan seksual secara langsung dan tegas. Sampaikan bahwa perilaku mereka tidak dapat diterima dan Anda tidak mengizinkannya.
  • Mengambil Langkah Langsung: Jika pelaku tidak menghentikan perilakunya meskipun sudah Anda tegur, segera ambil langkah-langkah konkret untuk melindungi diri. Misalnya, beranjak dari tempat kejadian, mencari bantuan dari orang sekitar, atau meminta bantuan dari petugas keamanan atau pihak berwenang.
  • Menghubungi Pihak Berwenang: Jika situasi pelecehan seksual terjadi di tempat umum atau tempat kerja, segera laporkan kejadian tersebut kepada pihak berwenang seperti polisi, manajer tempat kerja, atau perwakilan yang berwenang.
  • Mencari Dukungan: Setelah mengalami pelecehan seksual, penting untuk mencari dukungan dari orang-orang terpercaya seperti teman, keluarga, atau konselor. Berbicara tentang pengalaman Anda dapat membantu mengurangi beban emosional dan memperoleh saran yang berguna dalam menghadapi situasi tersebut.
  • Mempertimbangkan Bantuan Profesional: Jika diperlukan, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari profesional seperti psikolog atau konselor yang memiliki pengalaman dalam mendampingi korban pelecehan seksual. Mereka dapat memberikan bimbingan dan dukungan yang lebih mendalam dalam menghadapi dampak psikologis dari pelecehan seksual.
  • Mengetahui Hak-hak Anda: Penting untuk mengetahui hak-hak Anda sebagai korban pelecehan seksual dan mencari informasi tentang prosedur hukum serta bantuan yang tersedia untuk mendapatkan keadilan dan perlindungan.

Menghadapi pelecehan seksual adalah suatu proses yang tidak mudah, namun dengan langkah-langkah yang tepat dan dukungan yang memadai, Anda dapat melindungi diri sendiri dan mengambil langkah-langkah untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.