Liputan6.com, Jakarta Penulisan kata di yang benar merupakan salah satu aspek penting dalam kaidah bahasa Indonesia. Penggunaan yang tepat dari kata di dapat meningkatkan kejelasan dan kesesuaian dalam penyampaian pesan. Sebagai kata depan, di harus dipisah dari kata yang mengikutinya ketika digunakan untuk menunjukkan tempat, nama, waktu, atau lokasi. Misalnya, dalam kalimat Di perpustakaan, anak-anak belajar dengan serius, penulisan yang benar adalah dengan memisahkan di dari kata perpustakaan karena di digunakan sebagai kata depan yang menunjukkan lokasi.
Selain itu, penulisan kata di yang benar juga berlaku ketika kata tersebut digunakan sebagai awalan dalam kata kerja pasif. Contoh penggunaannya adalah dalam kalimat Pembicara diundang untuk memberikan pidato pada acara tersebut. Di sini, di digunakan sebagai awalan yang menunjukkan peranannya sebagai imbuhan dalam kata kerja pasif. Penting untuk mengikuti aturan penulisan ini agar kalimat menjadi lebih jelas dan akurat.
Namun, perlu diingat bahwa penulisan kata di yang benar tidak dapat diubah menjadi kata kerja aktif dengan menambahkan imbuhan me-. Hal ini berlaku baik untuk penggunaan kata di sebagai kata depan maupun sebagai awalan. Dengan memahami kaidah yang benar dalam penggunaan kata di, kita dapat menghindari kesalahan tata bahasa dan menghasilkan tulisan yang lebih baik dan mudah dipahami.
Advertisement
Untuk lebih jelasnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber penjelasan penulisan kata di yang benar dalam kaidah bahasa Indonesia, pada Selasa (19/3).
Cara Menulis Kata Di yang Benar
Penulisan kata di dalam bahasa Indonesia memiliki dua cara yang benar tergantung pada perannya dalam kalimat, yaitu sebagai kata depan dan sebagai awalan. Mari kita bahas kembali informasi yang disampaikan dalam Kitab PUEBI mengenai cara menulis kata "di" yang benar.
1. Kata "di" sebagai Kata Depan:
Sebagai kata depan, "di" harus ditulis secara terpisah dengan kata yang mengikutinya. Hal ini berlaku ketika "di" digunakan di depan kata benda yang menyatakan tempat, nama, waktu, dan lokasi. Perlu diingat bahwa penggunaan "di" sebagai kata depan tidak dapat diubah menjadi kata kerja aktif dengan menambahkan imbuhan "me-".
Contoh penggunaan kata "di" sebagai kata depan:
- Ibu telah pulang dari rumah nenek di Bandung.
- Acara perpisahan akan diadakan di Bumi Perkemahan Cianjur.
- Di mana Nabila menginap selama Lebaran?
- Penyanyi itu membatalkan konsernya di Jakarta.
- Tiara rutin olahraga bersama sahabatnya di pagi hari.
Penting untuk dicatat bahwa kata depan "di" juga dapat diganti dengan kata "dari" dalam beberapa penggunaan. Misalnya, "di sini" bisa diubah menjadi "dari sini" tanpa mengubah struktur kalimat.
2. Kata "di" sebagai Awalan:
Sebaliknya, ketika "di" digunakan sebagai awalan, maka harus ditulis secara tersambung dengan kata yang mengikutinya. Hal ini terjadi ketika "di" diikuti oleh kata kerja pasif, yang dapat diubah menjadi kata kerja aktif dengan menambahkan imbuhan "me-".
Contoh penggunaan kata "di" sebagai awalan:
- Pidato Hari Kemerdekaan Indonesia dibaca oleh Presiden Joko Widodo.
- Setiap pulang sekolah Rani dijemput oleh ayahnya.
- Diana sering dipuji karena selalu juara satu di kelasnya.
- Dilarang membuang sampah di wilayah ini.
- Jenazah akan dimakamkan segera.
Perlu diingat bahwa ketika "di" digunakan sebagai awalan, kata kerja pasif dapat diubah menjadi kata kerja aktif dengan menambahkan imbuhan "me-". Misalnya, kata "dibuka" dapat diubah menjadi "membuka".
Dengan memahami perbedaan penggunaan "di" sebagai kata depan dan sebagai awalan serta cara penulisannya yang benar, kita dapat menghindari kesalahan dalam penulisan bahasa Indonesia.
Advertisement
Penulisan Kata di yang Benar, Kapan Harus Digabung?
Penggunaan kata "di" dalam bahasa Indonesia sering kali menimbulkan kebingungan terutama dalam hal apakah harus digabung dengan kata setelahnya atau tidak. Ada beberapa aturan yang dapat membantu dalam membedakan penggunaan kata "di" yang benar:
1. Menunjukkan peranannya sebagai imbuhan.
Ketika "di" digunakan sebagai imbuhan dalam kata kerja pasif, biasanya kata tersebut harus digabung dengan kata kerja pasifnya. Contoh:
- Ditinggalkan (pasif) menjadi meninggalkan (aktif).
2. Penggunaan di yang disambung jika diikuti oleh kata kerja pasif.
Ketika "di" diikuti oleh kata kerja pasif, biasanya kata tersebut juga digabung dengan kata kerja pasif tersebut. Contoh:
- Penumpang dioper bus lain (benar).
Namun, terdapat kesalahan yang sering terjadi dalam penggunaan "di" yang menyebabkan kebingungan. Berikut adalah beberapa contoh penggunaan "di" yang sering salah:
- Di alihkan (salah) → Dialihkan (benar)
- Di kejar (salah) → Dikejar (benar)
- Di oper (salah) → Dioper (benar)
Perhatikan bahwa penggunaan yang benar adalah menggabungkan "di" dengan kata kerja pasifnya, seperti dialihkan, dikejar, dan dioper.
Dalam penggunaan sehari-hari, penting untuk memperhatikan kaidah tata bahasa agar pesan yang disampaikan dapat dipahami dengan jelas tanpa kebingungan.
Penulisan Kata di yang Benar, Kapan Harus Dipisah?
Penggunaan kata "di" yang benar, kapan harus dipisah, adalah penting untuk dipahami agar tidak terjadi kesalahan dalam penulisan. Berikut adalah beberapa ciri-ciri dan contoh penggunaan kata "di" yang harus dipisah:
1. Kata Depan atau Penunjuk Tempat:
Jika "di" digunakan sebagai kata depan atau untuk menunjukkan tempat, nama, waktu, dan lokasi, maka harus dipisah dari kata yang mengikutinya. Contoh:
- Di pasar (benar)
- Di meja (benar)
- Di laci (benar)
- Di terminal (benar)
2. Tidak Dapat Diubah Menjadi Kata Kerja Aktif:
Ketika "di" digunakan untuk menyatakan lokasi atau tempat tanpa melibatkan kata kerja pasif yang dapat diubah menjadi aktif, maka harus dipisah dan tidak dapat diubah menjadi kata kerja aktif. Contoh:
- Di luar rumah (benar)
- Di sore hari (benar)
- Di perempatan (benar)
- Di puskesmas (benar)
3. Contoh Penggunaan Kata "di" yang Benar yang Ditulis Secara Terpisah:
- Di pasar (benar)
- Di gedung (benar)
- Di terminal (benar)
- Di perempatan (benar)
- Di kantor (benar)
Dengan memperhatikan ciri-ciri di atas, penggunaan kata "di" yang harus dipisah dapat lebih dipahami dan diaplikasikan dengan benar dalam penulisan sehari-hari. Hal ini penting untuk menghindari kesalahan tata bahasa yang dapat membingungkan pembaca.
Advertisement