Sukses

Health Belief Model adalah Teori Tentang Bagaimana Individu Mempercayai Gaya HIdup Sehat

Salah satu konsep utama dalam Health Belief Model adalah persepsi ancaman, yang mengacu pada keyakinan individu tentang seberapa rentan mereka terhadap penyakit atau kondisi kesehatan tertentu.

Liputan6.com, Jakarta HBM atau Health Belief Model adalah sebuah kerangka teoritis yang digunakan dalam promosi kesehatan dan program pencegahan penyakit. Model ini bertujuan untuk menjelaskan dan meramalkan perubahan perilaku kesehatan individu. HBM merupakan salah satu model yang paling sering digunakan dalam memahami perilaku kesehatan karena mengidentifikasi elemen-elemen kunci yang memengaruhi perilaku kesehatan seseorang.

Salah satu konsep utama dalam Health Belief Model adalah persepsi ancaman, yang mengacu pada keyakinan individu tentang seberapa rentan mereka terhadap penyakit atau kondisi kesehatan tertentu. Ketika seseorang merasa rentan terhadap ancaman kesehatan, mereka cenderung lebih mungkin untuk mengambil tindakan pencegahan atau mengubah perilaku mereka untuk mengurangi risiko tersebut. 

Persepsi terhadap keparahan kondisi kesehatan juga memainkan peran penting, karena semakin serius individu menganggap suatu kondisi, semakin besar kemungkinan mereka untuk mengambil tindakan yang diperlukan. Selain itu, persepsi manfaat juga memengaruhi perilaku kesehatan, karena individu cenderung lebih mungkin untuk melakukan tindakan kesehatan jika mereka percaya bahwa tindakan tersebut akan memberikan manfaat yang signifikan bagi kesehatan mereka.

Berikut ulasan lebih lanjut tentang Health Belief Model adalah kerangka teoritis untuk menjelaskan perubahan perilaku kesehatan individu, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (20/3/2024).

2 dari 3 halaman

Mengenal Health Belief Model

Health Belief Model adalah sebuah teori psikologis yang dikembangkan pada awal 1950-an oleh para ilmuwan sosial di Dinas Kesehatan Amerika Serikat. Tujuan utama HBM adalah untuk memahami dan memprediksi perilaku kesehatan individu dengan berfokus pada sikap, keyakinan, dan persepsi individu terhadap faktor-faktor yang memengaruhi perilaku kesehatan. 

Model ini awalnya dikembangkan untuk menjelaskan kurangnya partisipasi masyarakat dalam program pencegahan penyakit dan tes skrining untuk deteksi dini penyakit tertentu, seperti proyek skrining tuberkulosis. Dalam HBM, persepsi individu terhadap ancaman kesehatan, keparahan kondisi, dan manfaat dari tindakan kesehatan menjadi faktor kunci dalam menentukan kemauan dan kemampuan seseorang untuk mengadopsi perilaku kesehatan yang diperlukan. 

Misalnya, seseorang yang merasa rentan terhadap penyakit tertentu dan percaya bahwa penyakit tersebut memiliki konsekuensi serius akan cenderung lebih termotivasi untuk mengambil tindakan pencegahan atau perubahan perilaku.

Namun, selain faktor-faktor tersebut, hambatan-hambatan yang dirasakan seperti biaya, waktu, atau ketidaknyamanan juga dapat mempengaruhi keputusan individu dalam mengadopsi perilaku kesehatan. Sinyal atau isyarat untuk bertindak, seperti informasi atau pengingat tentang pentingnya tindakan kesehatan, juga dapat memfasilitasi perubahan perilaku.

Selain itu, Health Belief Model juga mempertimbangkan faktor-faktor individual lainnya seperti usia, jenis kelamin, kepribadian, dan self-efficacy (keyakinan dalam kemampuan diri) sebagai faktor yang memengaruhi motivasi seseorang untuk mengubah perilaku kesehatannya. Model ini terus mengalami modifikasi dan pengembangan seiring dengan hasil penelitian dan perkembangan teori psikologi dan perilaku kesehatan.

Dalam konteks pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan, Health Belief Model tetap menjadi salah satu model yang paling umum digunakan karena dapat memberikan pandangan yang komprehensif tentang faktor-faktor yang memengaruhi perilaku kesehatan individu dan dapat digunakan sebagai dasar untuk merancang program-program yang efektif dalam meningkatkan kesadaran dan motivasi untuk mengadopsi perilaku kesehatan yang positif.

3 dari 3 halaman

Bagaimana Health Belief Model Memengaruhi Individu

Health Belief Model (HBM) memiliki dampak yang signifikan pada individu dalam hal memengaruhi perilaku kesehatan mereka. Berikut bagaimana HBM memengaruhi individu.

1. Persepsi Keparahan (Perceived Severity)

Ketika seseorang memahami keparahan konsekuensi dari tidak mengubah perilaku kesehatan mereka, seperti menyadari bahwa merokok dapat menyebabkan kanker paru-paru yang fatal, mereka cenderung lebih termotivasi untuk mengadopsi perilaku kesehatan yang lebih baik atau menghentikan perilaku yang merugikan kesehatan.

2. Persepsi Kerentanan (Perceived Susceptibility)

Individu yang merasa rentan terhadap penyakit atau kondisi tertentu, seperti memiliki riwayat keluarga dengan penyakit jantung, lebih cenderung untuk meningkatkan kesadaran mereka terhadap faktor-faktor risiko dan mengambil tindakan pencegahan yang sesuai, seperti mengubah pola makan atau rutin berolahraga.

3. Persepsi Manfaat (Perceived Benefits)

Jika individu percaya bahwa mengadopsi perilaku kesehatan tertentu akan memberikan manfaat yang signifikan bagi kesehatan mereka, seperti percaya bahwa berolahraga secara teratur akan meningkatkan kesehatan jantung, mereka lebih cenderung untuk melakukannya.

4. Persepsi Hambatan (Perceived Barriers)

Hambatan-hambatan seperti biaya, kenyamanan, atau kesulitan teknis dapat menghalangi individu untuk mengadopsi perilaku kesehatan. Namun, dengan adanya program-program kesehatan yang menyediakan solusi yang mudah diakses dan terjangkau, individu dapat mengatasi hambatan-hambatan tersebut.

5. Tanda untuk Bertindak (Cues to Action)

Faktor eksternal seperti informasi kesehatan, kampanye promosi kesehatan, atau pengalaman pribadi dapat menjadi pemicu bagi individu untuk mengambil tindakan kesehatan. Misalnya, melihat iklan tentang manfaat berhenti merokok bisa menjadi tanda bagi seseorang untuk mencoba berhenti merokok.

6. Self-Efficacy

Keyakinan individu dalam kemampuan mereka untuk mengadopsi dan mempertahankan perilaku kesehatan tertentu juga memainkan peran penting. Individu yang percaya bahwa mereka memiliki kemampuan untuk mengubah perilaku mereka dan mengatasi hambatan yang mungkin muncul, lebih mungkin untuk berhasil dalam mengadopsi perilaku kesehatan tersebut.

Dengan memahami faktor-faktor ini dan menggunakan pendekatan yang sesuai dengan Health Belief Model, para ahli kesehatan dapat merancang intervensi yang lebih efektif untuk mendorong perubahan perilaku kesehatan yang positif. Ini mencakup meningkatkan kesadaran individu tentang pentingnya kesehatan, menghilangkan atau mengurangi hambatan-hambatan yang mungkin ada, memberikan informasi yang relevan dan memotivasi, serta memperkuat keyakinan individu dalam kemampuan mereka untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan mereka.

Â