Sukses

Doa Buka Puasa Dzahaba Dzoma'u, Ini Bedanya dengan Allaahumma Lakasumtu

Doa Dzahaba Dzoma'u mengharapkan pahala yang ditetapkan oleh Allah SWT atas ibadah puasa yang telah dilakukan.

Liputan6.com, Jakarta - Muslim yang berpuasa, sebelum menyantap hidangan berbuka, dianjurkan untuk membaca doa buka puasa Dzahaba Dzoma'u. Doa ini mengandung makna yang menggambarkan kondisi fisik seseorang setelah menunaikan ibadah puasa, di mana dahaga telah hilang dan kerongkongan telah basah, menandakan bahwa waktu berbuka telah tiba.

Selain itu, doa Dzahaba Dzoma'u juga mengharapkan pahala yang ditetapkan oleh Allah SWT atas ibadah puasa yang telah dilakukan. Ini merupakan doa yang sangat penting dalam ibadah puasa bagi umat Islam.

Bedanya, doa buka puasa Dzahaba Dzoma'u dengan Allaahumma Lakasumtu terletak pada makna dan fokusnya. Doa dzahaba dzoma'u lebih menekankan pada kondisi fisik dan harapan akan pahala. Sementara Allaahumma Lakasumtu lebih menekankan pada hubungan pribadi dengan Allah dan pengakuan atas kasih sayang-Nya.

Meskipun keduanya merupakan doa yang sah dan dianjurkan oleh Rasulullah SAW, perbedaan makna dan fokusnya perlu dipahami dengan seksama oleh umat muslim.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam doa buka puasa Dzahaba Dzoma'u yang dimaksudkan, Rabu (20/3/2024).

2 dari 4 halaman

Doa Buka Puasa Dzahaba Dzoma'u Tulisan Arab

Begini tulisan Arab doa buka puasa Dzahaba yang dimaksudkan:

 

ذَهَبَ الظَّمَأُ، وابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وثَبَتَ اْلأَجْرُ إِنْ شَاءَاللهُ

Dzahabazh dzhoma’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya Allah.

Artinya:

"Telah hilanglah dahaga, telah basahlah kerongkongan, semoga ada pahala yang ditetapkan, jika Allah menghendaki." (HR. Abu Daud)

 

Doa buka puasa Dzahaba disunnahkan oleh Rasulullah SAW sebagaimana dijelaskan dalam kitab Fath al-Muin. Bahwa, "Disunnahkan bagi seseorang untuk mengucapkan setelah berbuka: 'Allahumma laka sumtu, wa 'ala rizqika aftartu, wa yazid (jika berbuka dengan air): Dzhahaba dzama'u wabtallatil 'uruqu, watsabatal ajru in sha Allahu ta'ala."

Doa buka puasa Dzahabazh Dzhoma’u memiliki makna yang menggambarkan kondisi fisik seseorang setelah menunaikan ibadah puasa. Dalam doa ini, umat Islam menyatakan bahwa dahaga telah hilang dan kerongkongan telah basah, menandakan bahwa waktu berbuka telah tiba.

Selain itu, umat Islam juga berharap agar Allah SWT menetapkan pahala atas ibadah puasanya, mengisyaratkan kepada keyakinan akan keadilan dan kemurahan Allah dalam membalas setiap amal baik yang dilakukan hamba-Nya.

 

3 dari 4 halaman

Perbedaan Doa Buka Puasa Dzahaba Dzoma'u dengan Allaahumma Lakasumtu

Sementara itu, doa buka puasa "Allaahumma lakasumtu wabika aamantu wa'alaa rizqika afthortu birahmatika yaa arhamar-roohimiin" mengandung makna yang lebih luas. Begini tulisan Arab doa buka puasa Allaahumma Lakasumtu:

 

اَللّٰهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ

Allaahumma lakasumtu wabika aamantu wa'alaa rizqika afthortu birahmatika yaa arhamar-roohimiin.

Artinya:

"Ya Allah karena-Mu aku berpuasa, dengan-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah dan dengan rezeki-Mu aku berbuka (puasa), dengan rahmat-Mu, Ya Allah yang Tuhan Maha Pengasih."

Dalam doa ini, umat Islam menyatakan bahwa mereka berpuasa karena Allah, beriman kepada-Nya, serta berserah dan berharap kepada-Nya dalam segala hal, termasuk dalam urusan rezeki. Memohon rahmat Allah yang Maha Pengasih, umat Islam berharap agar ibadah puasa yang telah dilakukan diterima oleh Allah dan mendatangkan keberkahan dalam kehidupan mereka.

Doa Allaahumma Lakasumtumencerminkan sikap tawakal dan kepatuhan total terhadap kehendak Allah dalam menjalani ibadah sehari-hari. Ini doa buka puasa riwayat sahih sebagaimana dijelaskan dalam Kitab Hasyiyatul Bujairimi karya Sulaiman Bujairimi.

Perbedaan makna kedua doa buka puasa tersebut dapat dilihat dari fokusnya. Doa "Dzahabazh dzhoma’u" lebih menekankan pada kondisi fisik dan harapan akan pahala, sementara doa "Allaahumma lakasumtu" lebih menekankan pada hubungan pribadi dengan Allah dan pengakuan atas kasih sayang-Nya.

Meskipun demikian, kedua doa tersebut mencerminkan rasa syukur, ketaatan, dan harapan umat Islam kepada Allah SWT dalam menjalankan ibadah puasa.

4 dari 4 halaman

Ahli Gizi Larang Makan Berlebihan saat Buka Puasa

Berbuka puasa merupakan momen yang ditunggu-tunggu oleh umat Islam setelah seharian menahan lapar dan haus. Namun, penting untuk diingat bahwa Rasulullah Muhammad SAW tidak pernah mengajarkan untuk berbuka dengan berlebihan. Sebagaimana disampaikan oleh Pengadilan Agama Samarinda, makan dan minum boleh, namun jangan sampai berlebihan, karena Allah tidak menyukai perilaku yang berlebih-lebihan.

Firman Allah dalam surat al-A’raf ayat 31 dengan tegas menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan dalam konsumsi makanan dan minuman. "Makan dan minumlah tetapi jangan berlebihan, Karena Allah tidak suka kepada orang yang berlebihan."

Dikutip dari Buku Pintar 50 Adab Islam karya Arfiani juga menegaskan bahaya makan dan minum secara berlebihan saat berbuka puasa. Rasulullah SAW sendiri pernah bersabda bahwa perut yang terlalu penuh merupakan wadah yang paling buruk bagi manusia. Perilaku berlebihan ini tidak hanya dapat merugikan kesehatan, tetapi juga dapat menyia-nyiakan faedah puasa yang sebenarnya ingin dicapai.

Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk menjaga keseimbangan dan tidak terlalu berlebihan dalam mengonsumsi makanan dan minuman saat berbuka.

"Tidaklah anak Adam memenuhi suatu wadah yang lebih buruk daripada perutnya." (HR. Tirmidzi)

Ahli gizi Fungsional Health Promotore Master RSU Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara, Sri Mukhtar, menegaskan pentingnya memilih makanan yang tepat saat berbuka puasa. Mengutip dari Radio Republik Indonesia (RRI), Sri Mukhtar menyarankan untuk mengonsumsi makanan ringan yang mengandung sayuran serta karbohidrat kompleks seperti nasi, yang memberikan rasa kenyang dan energi yang lebih tahan lama.

Disarankan pula untuk melengkapi konsumsi dengan makanan berprotein tinggi, seperti telur, guna memastikan tubuh mendapatkan nutrisi yang cukup saat berbuka puasa.

Menghindari perilaku makan berlebihan pada saat sahur dan berbuka puasa merupakan bagian dari strategi puasa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Sebaliknya, disarankan untuk menyegerakan berbuka puasa saat adzan maghrib tiba, sesuai dengan tuntunan sunnah Rasulullah.