Liputan6.com, Jakarta Apakah Anda pernah merasakan kerinduan untuk memiliki buah hati namun belum kunjung berhasil hamil meskipun telah berusaha dengan berbagai cara? Atau mungkin Anda merupakan pasangan suami istri yang ingin merencanakan kehamilan lebih awal dengan dukungan medis yang tepat? Program hamil menjadi jawaban bagi banyak pasangan yang mengalami tantangan dalam merencanakan kehadiran buah hati.Â
Baca Juga
Advertisement
Melalui layanan kesehatan khusus program hamil, dokter dapat memberikan pemeriksaan menyeluruh dan perencanaan yang mendalam untuk menjalani masa kehamilan dengan sehat dan aman. Bagi wanita yang telah berusaha hamil selama 1 tahun tanpa berhasil, program hamil menjadi pilihan yang penting untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kesuburan.Â
Tidak hanya itu, program ini juga memberikan perhatian khusus pada wanita yang pernah mengalami keguguran, membantu mereka merencanakan kehamilan lebih awal dengan pemantauan yang intensif. Namun, program hamil tidak hanya ditujukan bagi wanita saja. Pria dengan riwayat medis tertentu juga dapat memanfaatkannya untuk memastikan kesehatan reproduksi mereka yang optimal, sehingga memaksimalkan peluang terjadinya kehamilan dengan dukungan medis yang terintegrasi.Â
Untuk informasi lebih lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber prosedur dan pilihan jenis program hamil, pada Jumat (22/3).
Prosedur Program Hamil
Prosedur konsultasi program hamil di klinik fertilitas melibatkan beberapa langkah yang penting untuk memastikan penanganan yang tepat sesuai dengan kondisi medis pasangan suami istri yang mengalami kesulitan dalam konsepsi alami. Berikut adalah penjelasan lengkapnya:
1. Wawancara Medis:
Wawancara medis merupakan langkah awal dalam konsultasi program hamil di mana dokter spesialis kandungan akan melakukan tanya jawab secara mendalam dengan pasangan. Hal ini meliputi:
- Riwayat siklus menstruasi wanita, termasuk lamanya siklus, pola menstruasi, dan adanya gangguan seperti haid tidak teratur.
- Jenis alat kontrasepsi yang pernah digunakan oleh wanita dan lama penggunaannya.
- Obat-obatan yang dikonsumsi, termasuk vitamin, herbal, dan mineral, serta catatan vaksinasi yang telah dilakukan.
- Gaya hidup pasangan, termasuk pola makan, olahraga, dan kebiasaan merokok atau mengkonsumsi alkohol.
- Riwayat kesehatan, termasuk adanya penyakit seperti asma, diabetes, hipertensi, atau riwayat kelainan genetik.
- Riwayat hubungan seksual pasangan, termasuk frekuensi dan waktu hubungan seksual yang dilakukan.
- Riwayat tindakan medis sebelumnya yang pernah dijalani oleh pasangan, seperti operasi atau pengobatan tertentu.
2. Pemeriksaan Fisik:
Setelah wawancara medis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik yang meliputi:
- Pemeriksaan panggul dan payudara wanita untuk mengetahui kondisi organ reproduksi dan kesehatan payudara.
- Pemeriksaan tanda-tanda vital, seperti tekanan darah, denyut jantung, dan suhu tubuh.
- Pengukuran tinggi dan berat badan masing-masing pasangan untuk menilai status gizi dan kesehatan secara umum.
3. Pemeriksaan Lanjutan:
Setelah pemeriksaan fisik, dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui lebih detail gangguan kesuburan yang mungkin dialami oleh suami maupun istri. Pemeriksaan ini meliputi:
- Analisis sperma untuk menilai jumlah, motilitas, dan morfologi sperma pada suami.
- USG skrotum, vasografi, dan biopsi testis untuk mengetahui kondisi kesehatan reproduksi pada suami.
- USG kandungan dan histerosalpingografi untuk mengevaluasi kondisi rahim, indung telur, dan saluran tuba falopi pada istri.
Selain metode pemeriksaan di atas, terdapat pemeriksaan penunjang lainnya yang perlu dilakukan seperti:
- Pemeriksaan TORCH untuk mendiagnosis penyakit infeksi tertentu pada wanita yang dapat memengaruhi kehamilan.
- Tes darah lengkap untuk menilai kondisi kesehatan secara umum.
- Cek golongan darah untuk mengantisipasi inkompatibilitas ABO atau rhesus antara pasangan.
- Tes urine untuk mendeteksi adanya infeksi atau gangguan metabolik.
- Pap smear untuk memeriksa kesehatan leher rahim dan deteksi dini kanker serviks.
Semua prosedur pemeriksaan tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat memengaruhi kesuburan pasangan, sehingga penanganan yang tepat dan personalisasi dapat diberikan dalam program hamil mereka.
Advertisement
Pilihan Program Hamil
Program hamil memiliki berbagai pilihan terapi berbantu (TRB) yang dapat dipilih sesuai dengan kondisi tubuh pasien setelah melakukan konsultasi dan skrining kesuburan. Salah satu pilihan yang sering digunakan adalah induksi ovulasi.
1. Induksi Ovulasi
Induksi ovulasi adalah suatu prosedur medis yang bertujuan untuk menstimulasi perkembangan dan pelepasan sel telur dari indung telur wanita. Hal ini umumnya direkomendasikan untuk wanita yang mengalami siklus haid tidak teratur atau gangguan ovulasi.Â
Proses ini dilakukan dengan menggunakan obat-obatan tertentu yang bertujuan untuk merangsang pelepasan sel telur serta meningkatkan jumlah sel telur yang matang pada setiap siklus haid, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya konsepsi atau pembuahan.
Dalam induksi ovulasi, terdapat beberapa jenis obat-obatan yang sering digunakan, antara lain:
- Clomiphene citrate: Obat ini berfungsi menghambat reseptor hormon estrogen guna merangsang produksi hormon FSH yang dapat menstimulasi pelepasan sel telur.
- Follicle Stimulating Hormone (FSH): Hormon ini digunakan untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan folikel yang mengandung sel telur.
- Human Menopausal Gonadotropin (hMG): Obat ini mengandung FSH dan LH yang digunakan untuk merangsang ovulasi pada wanita yang tidak merespons terhadap FSH saja.
- Human Chorionic Gonadotropin (hCG): Digunakan untuk merangsang pelepasan sel telur setelah folikel telah matang.
- Leuprolide dan gonadotropin sintetik inhibitor: Obat-obatan ini dapat digunakan untuk mengatur siklus haid dan menghambat pelepasan hormon yang mengatur ovulasi.
Pilihan terapi induksi ovulasi ini harus disesuaikan dengan kondisi medis dan respons tubuh pasien, serta selalu dilakukan di bawah pengawasan dan bimbingan dokter spesialis reproduksi. Dengan memilih terapi yang tepat, diharapkan peluang keberhasilan program hamil dapat ditingkatkan.
2. Intracytoplasmic Sperm Injection (ICSI)Â
Intracytoplasmic sperm injection (ICSI) adalah salah satu jenis program hamil yang dilakukan di laboratorium dengan cara menyuntikkan sperma secara langsung ke dalam sel telur. Hal ini biasanya dilakukan ketika jumlah sel sperma pria terlalu sedikit atau memiliki pergerakan yang kurang baik, sehingga proses pembuahan alami tidak dapat terjadi dengan mudah. ICSI merupakan bagian dari program bayi tabung (IVF) dan bertujuan untuk meningkatkan peluang keberhasilan pembuahan.
Proses ICSI dimulai dengan mengambil sel telur wanita secara langsung dari indung telur dan menyuntikkan satu sperma yang dipilih secara hati-hati ke dalam sel telur tersebut. Langkah ini memungkinkan sperma untuk secara langsung membuahi sel telur, meningkatkan kemungkinan terjadinya pembuahan dan pembentukan embrio yang kemudian akan dipindahkan ke dalam rahim wanita.
3. Inseminasi Buatan
Inseminasi buatan adalah prosedur medis yang dilakukan dengan memasukkan sperma langsung ke dalam rahim wanita saat terjadi ovulasi. Hal ini dilakukan melalui penggunaan selang khusus (kateter) yang dimasukkan ke dalam rahim untuk mengirimkan sperma secara langsung ke tempat yang tepat.
Prosedur ini biasanya direkomendasikan bagi pria yang memiliki jumlah sperma yang sedikit atau pergerakan sperma yang kurang baik. Inseminasi buatan bertujuan untuk meningkatkan jumlah sperma yang mencapai tuba falopi, tempat dimana pembuahan biasanya terjadi. Dengan demikian, peluang terjadinya pembuahan dan keberhasilan program hamil dapat ditingkatkan.
Advertisement
4. In Vitro Fertilization (IVF) atau Program Bayi Tabung
Program bayi tabung atau In Vitro Fertilization (IVF) merupakan salah satu tindakan medis yang bertujuan untuk memfasilitasi pembuahan sel telur oleh sel sperma di luar tubuh manusia, tepatnya di dalam laboratorium. Proses ini menjadi solusi bagi pasangan yang mengalami kesulitan dalam konsepsi alami atau memiliki kondisi medis tertentu yang menghambat terjadinya kehamilan.
Prosedur IVF dimulai dengan mengumpulkan sel telur yang matang dari pasien wanita melalui proses stimulasi ovulasi. Selanjutnya, sel sperma dari pasien pria juga dikumpulkan dan dipersiapkan untuk proses pembuahan. Di laboratorium, sel telur dan sel sperma akan disatukan secara khusus dalam kondisi yang optimal untuk pembuahan terjadi. Apabila proses pembuahan berhasil, embrio yang terbentuk akan dipelihara dan dibiarkan berkembang sebelum akhirnya dokter memindahkannya kembali ke dalam rahim pasien wanita untuk tumbuh dan berkembang lebih lanjut.
5. Pembedahan Tuba Falopi
Pembedahan tuba falopi merupakan prosedur medis yang dilakukan ketika kesulitan untuk hamil disebabkan oleh sumbatan atau masalah lain pada tuba falopi. Tuba falopi adalah saluran yang menghubungkan indung telur dan rahim, tempat dimana pembuahan biasanya terjadi. Sumbatan pada tuba falopi dapat menghambat perjalanan sel telur dari indung telur ke rahim, sehingga mengurangi peluang terjadinya kehamilan.
Prosedur pembedahan ini dilakukan dengan tujuan untuk membersihkan atau mengatasi masalah pada tuba falopi, sehingga memungkinkan sel telur untuk turun ke rahim dan berpotensi untuk dibuahi oleh sel sperma. Biasanya, kondisi sumbatan pada tuba falopi dapat disebabkan oleh endometriosis atau riwayat infeksi panggul sebelumnya. Melalui pembedahan tuba falopi yang tepat, diharapkan peluang terjadinya kehamilan dapat ditingkatkan bagi pasangan yang mengalami kesulitan dalam konsepsi alami.
Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Program Hamil
Program hamil adalah serangkaian tindakan medis yang direncanakan oleh dokter spesialis kandungan untuk membantu pasangan suami istri merencanakan kehamilan, terutama jika mereka menghadapi masalah kesuburan atau infertilitas. Penting untuk melakukan pemeriksaan dan konsultasi program kehamilan minimal 3 bulan sebelum merencanakan kehamilan untuk mengidentifikasi dan mengantisipasi gangguan kesuburan yang mungkin ada. Berikut adalah beberapa kondisi yang disarankan untuk menjalani program hamil:
- Wanita berusia di atas 30 tahun: Kualitas sel telur wanita dapat mengalami penurunan seiring bertambahnya usia, sehingga program hamil dapat membantu memonitor dan mengoptimalkan kesempatan kehamilan.
- Obesitas: Kondisi obesitas dapat memengaruhi produksi hormon reproduksi pada pria dan wanita, sehingga program hamil dapat membantu dalam menangani dampak obesitas terhadap kesuburan.
- Diabetes tipe 2: Penderita diabetes tipe 2 memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap masalah kesuburan, dan program hamil dapat membantu dalam manajemen kondisi tersebut selama proses kehamilan.
- Riwayat penyakit infeksi menular seksual (IMS): Penyakit IMS seperti HIV/AIDS, sifilis, dan lainnya dapat memengaruhi kesuburan, sehingga penting untuk melakukan konsultasi program hamil untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
- Kelainan genetik: Pasangan yang memiliki kelainan genetik seperti sindrom antifosfolipid atau fenilketonuria memerlukan perencanaan kehamilan yang cermat dan pemantauan khusus selama proses tersebut.
- Masalah ejakulasi pada pria: Masalah ejakulasi dapat menjadi faktor penyebab kesuburan pada pria, dan program hamil dapat membantu dalam menangani masalah ini.
- Gangguan hormonal: Gangguan hormonal pada pria atau wanita dapat menghambat proses kesuburan, sehingga konsultasi program hamil diperlukan untuk penanganan yang tepat.
- PCOS (Polycystic Ovary Syndrome): Wanita dengan PCOS memiliki tantangan tersendiri dalam proses kehamilan, dan program hamil dapat membantu dalam mengelola kondisi ini untuk meningkatkan peluang kehamilan.
- Kelainan pada rahim atau rongga panggul: Kelainan struktural pada rahim atau rongga panggul dapat memengaruhi kemampuan rahim untuk menopang kehamilan, sehingga perlu dilakukan penanganan khusus melalui program hamil.
- Peradangan pada tuba falopi atau endometriosis: Peradangan atau kondisi seperti endometriosis dapat mengganggu fungsi tuba falopi dan mempengaruhi kesuburan, sehingga program hamil dapat membantu dalam mengatasi masalah ini.
Dengan melakukan konsultasi program hamil, pasangan dapat mendapatkan perawatan yang sesuai dengan kondisi medis mereka untuk meningkatkan peluang kehamilan yang sehat dan sukses.
Advertisement