Liputan6.com, Jakarta Minggu Palma menjelang Paskah di Indonesia merupakan perayaan yang dilakukan umat Kristiani setiap tahunnya. Perayaan Minggu Palma mengacu pada peristiwa kedatangan Yesus Kristus ke Yerusalem, sebelum akhirnya disalibkan. Umat Kristen merayakan hari ini, dengan mengadakan prosesi mengarak dan melambaikan daun palem sebagai simbol menyambut kedatangan Yesus.
Baca Juga
Advertisement
Daun palem yang dianggap suci ini, juga sering kali digunakan sebagai hiasan dalam gereja-gereja pada Minggu Palma. Di negara-negara Barat, seperti Spanyol dan Italia, prosesi Minggu Palma menjelang Paskah dilakukan dengan mengelilingi kota. Umat Kristiani akan berjalan menanti kedatangan Yesus, serta menyanyikan lagu-lagu pujian sambil memegang daun palem, sebagai simbol kesetiaan dan hormat kepada Yesus.
Rangkaian acara Minggu Palma menjelang Paskah ini, dimulai dengan misa khusus yang dikenal sebagai Misa Palma. Selain itu, ada juga pembacaan liturgi yang menceritakan tentang perjalanan Yesus dari Yerusalem ke Bukit Zaitun, di mana Dia akhirnya ditangkap. Minggu Palma menjadi momen penting bagi umat Kristiani, untuk merenungkan sengsara dan kematian Yesus.
Perayaan ini mengingatkan setiap orang, akan kasih Allah dan mengajarkan nilai-nilai pengorbanan, serta kehidupan Yesus yang penuh dengan kebaikan dan pengampunan. Berikut ini penjelasan tentang Minggu Palma menjelang Paskah yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (25/3/2024).Â
Â
Minggu Paskah Menjelang Paskah
Minggu Palma ditandai sebagai awal dari serangkaian perayaan Pekan Suci yang mendahului perayaan Paskah atau Kebangkitan Yesus, memiliki signifikansi yang mendalam dalam tradisi Kristen. Hari ini diperingati sebagai hari dielu-elukannya Yesus, saat memasuki Yerusalem yang secara simbolis dikaitkan dengan lambang kemenangan dan martir atas kematian, terutama melalui pemberian daun palem kepada umat Katolik dalam misa gereja.
Simbolisme dari daun palem dalam Minggu Palma mencerminkan makna kemenangan dan hubungannya, dengan simbol Kristen secara keseluruhan. Daun palem telah lama digunakan untuk melambangkan kemenangan martir atas kematian, sering kali dihubungkan dengan kesyahidan. Dalam konteks kisah Yesus, daun palem juga menandakan kemenangan-Nya saat memasuki Yerusalem, sebagaimana yang diceritakan dalam Yohanes 12:12-13.
Warna hijau pada daun palem menunjukkan pertumbuhan dan musim semi, simbolis dari kemenangan musim semi atas musim dingin atau kehidupan atas kematian. Warna ini juga menyiratkan makna amal dan pembersihan dari dosa. Pada hari Minggu Palma, umat Kristen mengibarkan daun palem sambil bernyanyi, mengungkapkan partisipasi mereka dalam perjalanan Yesus menuju Yerusalem. Tindakan ini juga mencerminkan harapan akan kedatangan Kota Allah, di mana kedamaian akan ditemukan. Minggu Palma yang juga dikenal sebagai Minggu Sengsara, tidak hanya merayakan masuknya Yesus ke Yerusalem tetapi juga mengingat penderitaan-Nya.
Dalam prosesi Minggu Palma, umat gereja mendengarkan pembacaan kisah sengsara Yesus dari Injil. Meskipun kisah ini juga dibacakan dalam liturgi Jumat Agung, pemaknaannya berbeda. Pembacaan kisah sengsara Yesus pada Minggu Palma bertujuan, untuk menegaskan bahwa kemuliaan Yesus tidak hanya terletak pada kedatangan-Nya di Yerusalem, tetapi juga pada kematian-Nya di kayu salib. Perayaan Minggu Palma bermakna untuk mengenang kedatangan Yesus ke Yerusalem, sebelum disalibkan dan dielu-elukan oleh orang banyak. Penetapan Minggu Palma sebagai awal Pekan Suci, didasarkan pada pekan terakhir Yesus berada di Yerusalem. Makna dari daun palma yang dilambaikan adalah bentuk pujian, atas kemenangan Yesus Kristus yang telah bangkit dari kematian.
Â
Advertisement
Perayaan Paskah
Paskah sebagai hari peringatan kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, menandai kemenangan-Nya atas kematian. Dalam peristiwa ini, Yesus mengorbankan diri-Nya untuk menebus dosa dan kesalahan umat manusia, memberikan harapan bagi mereka yang ditebus dengan darah-Nya. Asal kata "Paskah" berasal dari Alkitab Ibrani dan diterjemahkan sebagai "melewatkan", menggambarkan pembebasan bangsa Yahudi dari perbudakan di Mesir.
Sejarah Paskah memiliki dua versi, terutama dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Perayaan ini terjadi tiga hari setelah Yesus meninggal di kayu salib, menandakan bahwa kehidupan-Nya yang kekal telah diberikan kepada umat manusia. Perayaan Paskah dilakukan pada bulan April, dimulai pada hari Minggu pertama setelah purnama pertama atau setelah titik bulan semi. Kebangkitan Yesus membawa harapan baru bagi umat Kristiani. Mereka yang mempercayai-Nya menjadi anak-anak Tuhan, hidup dalam keberuntungan Kristus dan menegakkan ajaran-Nya.
Kebangkitan-Nya memastikan bahwa kepercayaan kepada-Nya tidaklah sia-sia, menghindarkan mereka dari kebinasaan dan membawa hidup abadi bersama-Nya. Oleh karena itu, perayaan paskah tidak hanya mengingatkan akan pengorbanan dan kebangkitan-Nya, tetapi juga menghadirkan transformasi dalam kehidupan orang percaya.
Peringatan Paskah memberikan perubahan dalam pandangan hidup, mengubah status dan kemurnian hati serta batin bagi mereka yang meyakini Yesus sebagai Juru Selamat. Melalui peringatan ini, umat Kristiani memahami bahwa ajaran-ajaran Injil adalah kebenaran yang tak terbantahkan dan bahwa mereka telah ditebus dari dosa dan siksaan maut oleh tindakan penebusan Tuhan. Dengan memperingati Paskah, umat Kristiani mengambil bagian dalam peristiwa yang membawa transformasi dan harapan bagi seluruh umat manusia.
Ibadah yang Dilakukan di Peringatan Paskah
Minggu Palma
Minggu Palma, atau Hari Minggu Palma Mengenangkan Sengsara Tuhan, adalah hari penting dalam liturgi Gereja Kristen, khususnya Gereja Katolik Roma. Perayaan ini jatuh pada hari Minggu sebelum Paskah. Minggu Palma mengacu pada peristiwa masuknya Yesus ke Yerusalem, yang dicatat dalam empat kitab Injil. Peristiwa ini ditandai dengan dielu-elukannya Yesus oleh banyak orang sebagai raja saat memasuki kota suci. Simbol dari Minggu Palma adalah daun palem, yang digunakan untuk menyatakan kemenangan Martir atas kematian. Yesus sering kali dikaitkan dengan simbol daun palem, mengacu pada kemenangan-Nya saat memasuki Yerusalem.
Jalan Salib
Jalan Salib, juga dikenal sebagai Via Dolorosa atau Jalan Penderitaan, adalah perjalanan rohani yang menggambarkan masa-masa terakhir Yesus sebelum disalibkan. Tradisi ini dimulai oleh Santo Fransiskus Assisi dan menjadi populer di seluruh Gereja Katolik Roma pada abad pertengahan. Jalan Salib terdiri dari 14 perhentian atau stasi, yang merupakan momen-momen penting dalam penderitaan Yesus, mulai dari penyaliban hingga pemakaman-Nya. Perjalanan ini memungkinkan umat Kristen untuk merenungkan penderitaan dan pengorbanan Yesus.
Kamis Putih
Kamis Putih, atau Kamis Suci, adalah hari pertama dalam rangkaian perayaan Paskah. Ini adalah hari di mana Yesus mengadakan Perjamuan Terakhir bersama murid-murid-Nya sebelum disalibkan. Tradisi ini diperingati dalam misa dengan ritus mencuci kaki umat, menirukan tindakan Yesus pada murid-Nya. Selama misa, Perjamuan Terakhir juga disimulasikan, di mana roti dan anggur dianggap sebagai tubuh dan darah Yesus.
Jumat Agung
Jumat Agung adalah hari di mana umat Kristen memperingati penyaliban dan kematian Yesus Kristus di Golgota. Meskipun tanggal pasti kematian Yesus tidak disebutkan dalam Alkitab, tradisi ini dilakukan pada hari Jumat sebelum Minggu Paskah. Pada Jumat Agung, gereja sering mengadakan ibadah khusus, termasuk pembacaan salib besar dan doa-doa khusus yang mengenang penderitaan Yesus.
Hari Pentakosta
Hari Pentakosta, juga dikenal sebagai Minggu Putih, adalah hari raya umat Kristen yang memperingati pencurahan Roh Kudus kepada para rasul di Yerusalem, seperti yang dijanjikan oleh Yesus setelah kebangkitan-Nya. Peristiwa ini terjadi 50 hari setelah Paskah. Pencurahan Roh Kudus berhasil membawa ribuan orang kepada iman dan menandai kelahiran gereja Kristen. Hari Pentakosta sering dirayakan dengan kebaktian khusus dan doa, untuk kehadiran Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya.
Advertisement