Sukses

Dewi Yul adalah Penyanyi Lawas Keturunan Bangsawan, Simak Profil dan Kariernya

Dewi Yull memiliki keturunan bangsawan dari Kesultanan Mangkunegaran Surakarta dan bangsawan Melayu Palembang.

Liputan6.com, Jakarta Dewi Yul adalah salah satu penyanyi populer di Indonesia pada era 1990-an. Lahir pada 15 Mei 1961 di Jakarta, Dewi Yull memiliki nama asli Raden Ajeng Dewi Pudjiati. Ia memulai karirnya di dunia musik pada tahun 1978, dengan merilis album pertama yang membuat namanya semakin dikenal di kancah musik Indonesia.

Dewi Yul dikenal dengan suara emasnya yang merdu, serta gaya bernyanyinya yang begitu khas. Lagu-lagu hitsnya seperti "Kasih" dan "Cinta Hampa" masih dikenang hingga saat ini. Ia juga terkenal sebagai penyanyi yang sering berkolaborasi dengan musisi ternama, salah satunya adalah Candra Darusman.

Selain kiprahnya di dunia musik, banyak yang tidak menyadari bahwa Dewi Yull juga merupakan keturunan bangsawan dari Kesultanan Mangkunegaran Surakarta dan bangsawan Melayu Palembang. Dewi juga pernah mengungkap bahwa sang kakek buyut adalah Pahlawan Nasional, R.M Tirto Adhi Soerjo.

Keturunan bangsawan inilah yang memberikan sentuhan kebangsawanan dalam gaya dan karier musiknya. Meskipun kini sudah tidak sering tampil di panggung musik, namun karir Dewi Yull di dunia hiburan tetap dikenang dan dihormati oleh penggemar setianya. Suaranya yang merdu dan kiprahnya sebagai cucu seorang pahlawan nasional, membuat Dewi Yul menjadi salah satu ikon di zamannya.

Berikut ini profil Dewi Yul yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (25/3/2024). 

 

2 dari 3 halaman

Profil Singkat Dewi Yul

Dewi Yull merupakan salah satu ikon dalam industri hiburan Indonesia pada era 1980-an dan 1990-an. Namanya dikenal sebagai penyanyi pop yang sukses, serta meraih popularitas sebagai pemain film dan sinetron. Selain dikenal sebagai penyanyi solo, Dewi Yull juga sering berkolaborasi dengan almarhum Broery Pesolima atau dikenal dengan nama Broery Marantika. Kolaborasi mereka menghasilkan sejumlah lagu duet yang menjadi hit pada tahun 1990-an, yang masih dikenang oleh banyak penggemar hingga saat ini.

Dewi Yull, yang memiliki nama lengkap Raden Ajeng Dewi Pudjiati, lahir di Cirebon pada tanggal 10 Juni 1961. Saat ini, pada usia 60 tahun, ia tetap aktif dalam industri hiburan, terutama dalam bidang film. Salah satu filmnya yang terkenal adalah "Penginapan Bu Broto". Tidak hanya terkenal dalam dunia hiburan, Dewi Yull juga memiliki latar belakang keluarga yang menarik. Ia berasal dari keturunan bangsawan, baik dari Kesultanan Mangkunegaran Surakarta maupun bangsawan Melayu Palembang. Selain itu, Dewi juga pernah mengungkapkan bahwa kakek buyutnya adalah Pahlawan Nasional, R.M. Tirto Adhi Soerjo.

R.M. Tirto Adhi Soerjo, atau lebih dikenal sebagai Tirto, dijuluki sebagai Bapak Pers Nasional. Beliau terkenal sebagai pendiri Medan Prijaji, koran pertama yang dikelola oleh pribumi dengan sumber daya dan perusahaan sendiri. Warisan keluarga Dewi yang kaya akan sejarah dan prestasi ini juga memberikan inspirasi dalam kariernya di dunia hiburan. Perjalanan karier Dewi Yull di industri musik dimulai dari perjalanan yang tidak mudah. Ia mulai terjun ke dunia hiburan dengan mengikuti berbagai lomba menyanyi. Kesuksesan pertamanya datang ketika ia berhasil meraih kemenangan dalam lomba tingkat provinsi Jawa Barat pada tahun 1977. Prestasinya membawa Dewi ke kompetisi tingkat nasional, meskipun pada saat itu ia hanya berada di posisi keempat, namun hal tersebut tidak mengurangi semangatnya dalam mengejar karier di dunia musik.

 

3 dari 3 halaman

Perjalanan Karier

Dewi Yull adalah contoh perjalanan karier yang penuh dengan dedikasi dan semangat, serta menjadi inspirasi bagi banyak orang dalam menjalani impian mereka di dunia hiburan.  Pada tahun 1980, Dewi Yull memulai debutnya dalam dunia film dengan peran utama dalam film berjudul "Gadis", yang disutradarai oleh Abbas Akup, di mana ia dipasangkan dengan aktor Ray Sahetapy.

Kemudian, pada tahun 1985 dan 1987, Dewi Yull mendapatkan nominasi untuk kategori Pemeran Utama Wanita Terbaik dalam Festival Film Indonesia untuk perannya dalam film "Kembang Kertas" dan "Penyesalan Seumur Hidup". Selain berkiprah dalam dunia perfilman, Dewi Yull juga aktif di layar kaca dengan berperan dalam beberapa sinetron, termasuk "Losmen" dan "Dr. Sartika" yang ditayangkan di TVRI.

Masuk ke era 1990-an hingga awal 2000-an, Dewi Yull memasuki masa keemasan dalam karier musiknya dengan film "Cinta Laki-laki Biasa". Beberapa lagu yang dirilisnya seperti "Kau dan Aku Sama", "Kau Bukan Dirimu", dan "Kini Baru Kau Rasa" menjadi hit di kalangan penggemar musik Indonesia. Kolaborasinya dengan Broery Marantika juga mencatat sukses besar dengan album duet seperti "Jangan Ada Dusta di Antara Kita", "Rindu yang Terlarang", dan "Kharisma Cinta".

Prestasi Dewi Yull dalam dunia musik juga diakui dengan meraih empat piala Anugerah Musik Indonesia (AMI), termasuk kategori Duo/Kolaborasi Pop Terbaik pada tahun 1998 dan 2000 (bersama Broery), serta Penyanyi Pop Wanita Terbaik pada tahun 2000 dan 2001. Dewi Yull menikah dengan Ray Sahetapy pada tahun 1981 dan memiliki empat orang anak, di antaranya adalah Gizca Puteri Agustina Sahetapy (1982 - 2010), Rama Putra (1991), Panji Surya (1993), dan Mohammad Raya Sahetapy (2001).

Pada tahun 2004, Dewi Yull dan Ray Sahetapy resmi bercerai. Namun, pada tahun 2008, Dewi menikah kembali dengan Srikaton. Anak ketiganya, yang dikenal dengan nama Surya Sahetapy, menghadapi cobaan dengan divonis tuli sejak lahir. Namun, hal tersebut tidak menghalangi Surya untuk mengejar pendidikan, dan ia berhasil menyelesaikan pendidikan diploma di Institut Teknologi Rochester, New York dengan gelar Cum Laude pada tahun 2019.