Liputan6.com, Jakarta - Gangguan Kecemasan Umum (GAD) adalah kondisi mental yang menandai kecemasan yang berlebihan, berlarut-larut, dan sulit dikendalikan. Orang dengan GAD sering merasa khawatir atau cemas tentang berbagai hal dalam kehidupan sehari-hari, bahkan tanpa alasan yang jelas.
Baca Juga
Advertisement
Dalam situasi ketika penderita anxiety disorder curhat, mereka biasanya akan mengungkapkan berbagai kekhawatiran dan ketakutan yang mengganggu, seperti kesulitan tidur, badan gemetar, atau sulit bernapas. Cara menghadapi curhat penderita anxiety disorder membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang kondisinya.
Penting untuk mendengarkan dengan penuh empati dan tanpa menghakimi, serta memberikan dukungan yang sesuai dengan preferensi dan kebutuhan mereka. Selain itu, membentuk komunikasi yang terbuka dapat membantu membangun kepercayaan dan memfasilitasi pertukaran informasi yang lebih efektif antara penderita anxiety disorder dan pendampingnya.
Perhatikan juga gejala fisik yang muncul saat penderita anxiety disorder curhat, seperti sulit tidur, badan gemetar, atau jantung berdebar. Ini dapat membantu dalam menyesuaikan pendekatan yang tepat dalam memberikan dukungan.
Berikut Liputan6.com ulas tentang cara menghadapi curhat penderita anxiety disorder berbagai literatur kesehatan, Senin (25/3/2024).
1. Dengarkan dengan empati
Saat seseorang menghadapi kecemasan atau anxiety disorder, mereka sering kali membutuhkan seseorang yang bisa mendengarkan dengan penuh perhatian. Dengarkan curhatan mereka tanpa mengganggu, interupsi, atau menilai. Berikan perhatian penuh terhadap apa yang mereka sampaikan, dan tunjukkan bahwa Anda menghargai perasaan mereka.
Misalnya, saat mereka bercerita tentang kekhawatiran mereka terhadap situasi tertentu, Anda bisa merespons dengan, "Aku bisa memahami bahwa situasi ini membuatmu merasa cemas. Ceritakan lebih lanjut tentang bagaimana perasaanmu."
2. Berikan dukungan
Penting untuk menunjukkan bahwa Anda ada di sana untuk mendukung mereka dalam menghadapi kecemasan mereka. Berikan mereka dukungan moral dan emosional dengan cara menyemangati dan memberi dorongan. Kata-kata seperti, "Aku di sini untukmu, kita akan melewati ini bersama-sama," bisa membuat mereka merasa didukung dan tidak sendirian dalam perjuangan mereka melawan kecemasan.
3. Bentuk komunikasi yang terbuka
Dorong mereka untuk berbicara tentang perasaan mereka tanpa rasa takut atau malu. Pastikan komunikasi antara Anda dan mereka tetap terbuka dan jujur, sehingga mereka merasa nyaman untuk berbagi apa yang mereka rasakan. Tunjukkan bahwa Anda siap mendengarkan tanpa menghakimi. Misalnya, Anda bisa bertanya, "Apa yang bisa aku lakukan untuk membantumu merasa lebih baik?" sebagai upaya untuk membuka ruang percakapan yang terbuka.
4. Hindari mengatakan “cukup rileks” atau “sudahlah jangan khawatir”
Hindari memberikan pernyataan yang bisa dianggap meremehkan atau mengesampingkan perasaan mereka. Sebaliknya, tunjukkan empati dan pemahaman atas kecemasan mereka. Hindari membuat mereka merasa bahwa kecemasan mereka dianggap remeh.
Contohnya, Anda bisa mencoba mengungkapkan pemahaman Anda terhadap keadaan mereka dengan kalimat seperti, "Aku mengerti bahwa ini sulit bagimu. Bagaimana aku bisa membantumu?" ini akan membuat mereka merasa didengar dan dipahami.
5. Bantu mereka untuk mendapatkan cara yang tepat mengatasi anxiety
Dorong mereka untuk mencari bantuan profesional jika diperlukan dan tawarkan saran atau bantuan dalam mencari solusi yang sesuai. Berikan dukungan dalam upaya mereka untuk mengatasi kecemasan mereka dengan menunjukkan bahwa Anda ada di sana untuk mendukung mereka dalam proses tersebut. Misalnya, Anda bisa menyarankan mereka untuk mencari bantuan dari seorang psikolog atau terapis, dan menawarkan bantuan dalam mencari sumber daya yang tepat.
6. Tetap tenang dan sabar
Di tengah situasi yang mungkin tegang atau stres, penting untuk tetap tenang dan sabar. Hindari menunjukkan kegelisahan atau frustrasi, karena hal ini bisa memperburuk keadaan mereka. Berikan dukungan yang konsisten dan menenangkan, sambil menunjukkan bahwa Anda akan tetap bersama mereka dalam perjalanan menghadapi kecemasan.
Misalnya, Anda bisa mencoba mengatakan, "Aku di sini untukmu, tidak peduli seberapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melewati ini," sebagai bentuk jaminan bahwa Anda akan terus mendukung mereka meskipun dalam kondisi yang sulit.
Advertisement
Gejala Fisik Anxiety Disorder Menurut Kemenkes RI
Ini gejala fisik anxiety disorder menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI):
- Sulit tidur: Seseorang yang mengalami anxiety disorder seringkali kesulitan tidur atau mengalami gangguan tidur seperti insomnia. Mereka mungkin mengalami kesulitan untuk tertidur, bangun tengah malam dan sulit untuk kembali tidur, atau merasa tidur mereka tidak nyenyak.
- Badan gemetar: Gejala fisik lain dari anxiety disorder adalah badan gemetar atau gemetar pada tangan. Ini seringkali merupakan respons tubuh terhadap tingkat kecemasan yang tinggi dan gejala ini dapat terjadi secara sporadis atau terus-menerus.
- Mengeluarkan keringat secara berlebihan: Orang dengan anxiety disorder seringkali mengalami keringat berlebihan meskipun situasinya tidak memerlukan aktivitas fisik yang berat. Keringat berlebihan ini biasanya terjadi di tangan, ketiak, atau telapak kaki.
- Otot menjadi tegang: Kondisi kecemasan dapat menyebabkan otot-otot menjadi tegang atau kaku. Ini bisa menyebabkan rasa tidak nyaman atau sakit pada area otot yang tegang, terutama di leher, bahu, atau punggung.
- Jantung berdebar: Salah satu gejala fisik yang umum dari anxiety disorder adalah jantung berdebar atau detak jantung yang cepat. Ini bisa terjadi tanpa penyebab yang jelas dan meningkat saat individu mengalami kecemasan atau stres.
- Sesak napas: Rasa sesak napas atau sulit bernapas adalah gejala fisik lain yang sering terjadi pada orang dengan anxiety disorder. Ini bisa terjadi karena respon tubuh terhadap kecemasan yang meningkat atau karena perasaan tercekik yang muncul dalam situasi stres.
- Lelah: Kecemasan yang kronis dapat menyebabkan kelelahan atau kelesuan yang berkepanjangan. Orang dengan anxiety disorder mungkin merasa lelah secara fisik dan mental karena tubuh mereka terus-menerus berada dalam mode kewaspadaan tinggi.
- Sakit perut atau kepala: Gejala fisik seperti sakit perut atau sakit kepala juga dapat terjadi pada orang dengan anxiety disorder. Ini bisa disebabkan oleh respons tubuh terhadap stres atau kecemasan yang berlebihan.
- Pusing: Sensasi pusing atau pingsan adalah gejala lain yang dapat muncul pada individu dengan anxiety disorder. Ini bisa disebabkan oleh perubahan dalam aliran darah atau tekanan darah yang terjadi sebagai respons terhadap situasi kecemasan.
- Mulut terasa kering: Orang dengan anxiety disorder mungkin juga mengalami mulut kering atau rasa haus yang berlebihan. Kondisi ini bisa terjadi karena aktivitas kelenjar air liur yang berkurang akibat tingkat stres yang tinggi.
- Kesemutan: Sensasi kesemutan atau mati rasa pada bagian tubuh tertentu juga bisa menjadi gejala fisik anxiety disorder. Ini seringkali merupakan respons tubuh terhadap perubahan dalam aliran darah atau aktivitas saraf yang berhubungan dengan tingkat kecemasan yang tinggi.
Gejala-gejala fisik ini dapat bervariasi dari individu ke individu dan seringkali dapat mempengaruhi kualitas hidup sehari-hari. Penting untuk mengenali gejala-gejala ini dan mencari bantuan medis jika diperlukan untuk menangani kecemasan dengan tepat.