Sukses

BAB Berdarah Tapi Tidak Sakit Bisa Jadi Masalah Serius, Ketahui Penyebabnya

BAB berdarah tapi tidak sakit biasanya disebabkan oleh wasir hingga makanan olahan.

Liputan6.com, Jakarta Banyak orang mungkin mengalami situasi yang membingungkan, saat melihat BAB berdarah tapi tidak sakit. BAB berdarah merupakan kondisi di mana darah muncul dalam tinja, karena masalah kesehatan yang terjadi di saluran pencernaan. Meskipun gejala ini tidak disertai dengan rasa sakit, namun bisa menjadi tanda adanya masalah serius yang perlu mendapat perhatian medis.

Salah satu penyebab paling umum dari BAB berdarah tapi tidak sakit adalah wasir. Wasir adalah kondisi pembengkakan dan peradangan pada pembuluh darah di daerah anus dan rektum. Kondisi ini dapat menyebabkan adanya darah segar yang muncul saat buang air besar.

Meskipun tidak disertai dengan rasa sakit, ada beberapa tanda lain yang dapat mengindikasikan adanya wasir, seperti gatal-gatal di area anus, perasaan tidak puas setelah buang air besar dan kehilangan darah saat buang air besar.

Selain itu, BAB berdarah tapi tidak sakit bisa juga disebabkan oleh polip usus. Polip usus adalah pertumbuhan jinak di dinding usus. Jika polip ini pecah atau teriritasi saat proses pencernaan, maka bisa menyebabkan darah muncul dalam tinja, tanpa disertai rasa sakit. Meskipun umumnya polip usus bersifat jinak, namun beberapa jenis polip tertentu bisa berubah menjadi kanker jika tidak diobati.

Berikut ini penyebab BAB berdarah tapi tidak sakit yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (28/3/2024). 

2 dari 4 halaman

BAB Berdarah Makanan Pemicu

Buang air besar berdarah adalah kondisi yang seringkali mengejutkan, serta mengkhawatirkan bagi banyak orang. Namun, beberapa orang mungkin mengalami BAB berdarah tapi tidak sakit, nyeri atau ketidaknyamanan yang signifikan di daerah perut atau perut bagian bawah. Ada beberapa masalah kesehatan yang bisa menjadi penyebab buang air besar berdarah tanpa rasa sakit. Salah satunya adalah wasir, yaitu pembengkakan atau peradangan pada bagian dalam atau sekitar anus. Wasir bisa disebabkan oleh konstipasi kronis, diare, atau bahkan karena tekanan yang berlebihan saat buang air besar.

Jika Anda mengalami buang air besar berdarah tanpa rasa sakit, sangat penting untuk memeriksakan diri ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan dan tes untuk menentukan penyebab pastinya. Dengan diagnoisis yang tepat, dapat ditentukan juga langkah-langkah pengobatan yang diperlukan. Adapun beberapa makanan yang menjadi pemicu diantaranya:

1. Makanan

Salah satu faktor yang dapat memicu kondisi ini adalah konsumsi makanan pedas. Makanan pedas dapat merangsang perut dan usus, meningkatkan produksi asam lambung, dan mempercepat pergerakan usus. Hal ini dapat menyebabkan iritasi dan peradangan pada saluran pencernaan, yang pada akhirnya dapat mengakibatkan BAB berdarah. Selain itu, makanan pedas juga dapat memperburuk kondisi sudah ada, seperti tukak lambung, gastritis, maupun wasir. Makanan pedas dapat merangsang dan memperparah iritasi pada daerah yang sudah sensitif.

 

2. Makanan Tinggi Gluten

Salah satu penyebab umum dari BAB berdarah tanpa rasa sakit adalah makanan tinggi gluten. Gluten adalah protein yang ada dalam gandum, barley, dan rye. Beberapa orang memiliki sensitivitas atau intoleransi terhadap gluten, yang dikenal sebagai penyakit celiac. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan pada usus kecil yang pada gilirannya, dapat menyebabkan BAB berdarah. Makanan tinggi gluten seperti roti, pasta, biskuit dan makanan olahan, seringkali menjadi pemicu bagi orang dengan intoleransi gluten.

3. Produk Olahan Susu Sapi

Masalah ini seringkali terjadi karena adanya gangguan pada saluran pencernaan. Susu sapi adalah bahan utama dalam berbagai produk olahan seperti yoghurt, keju dan es krim yang populer dikonsumsi oleh banyak orang. Salah satu penyebab paling umum dari BAB berdarah yang tidak sakit ini, adalah gangguan pada saluran pencernaan, seperti tukak lambung atau wasir. Konsumsi produk olahan susu sapi yang berlebihan atau tidak seimbang dapat memperburuk kondisi tersebut.

4. Makanan yang Mengandung Fruktosa

Fruktosa adalah jenis gula alami yang sering ditemukan dalam banyak makanan dan minuman seperti buah-buahan, madu, sirup jagung tinggi fruktosa dan minuman bersoda. Namun, konsumsi fruktosa yang berlebihan dapat menyebabkan masalah pencernaan, terutama bagi mereka yang memiliki sensitivitas terhadap fruktosa. Saat fruktosa dikonsumsi, saluran pencernaan mungkin tidak dapat mencernanya dengan baik, menyebabkan fermentasi di usus dan peradangan di saluran pencernaan. Hal ini dapat menyebabkan berbagai masalah, termasuk diare, perut kembung, dan BAB berdarah.

 

3 dari 4 halaman

Penyebab

1. Wasir

Wasir, juga dikenal sebagai ambeien, adalah salah satu faktor umum yang menyebabkan BAB berdarah tanpa rasa sakit. Kondisi ini terjadi ketika vena di sekitar anus atau rektum, mengalami pembengkakan atau peradangan. Wasir dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk tekanan yang berlebihan pada saluran pencernaan, sembelit kronis, kehamilan, atau duduk atau berdiri dalam waktu lama. Gejala paling umum dari wasir adalah adanya darah merah terang dalam tinja atau pada tisu toilet setelah BAB. Meskipun wasir tidak biasanya menyebabkan rasa sakit, penderitanya mungkin mengalami sensasi gatal atau tidak nyaman di daerah anus. Pada beberapa kasus, wasir dapat keluar secara fisik dari anus, ini disebut sebagai wasir eksternal yang dapat menyebabkan rasa sakit dan pembengkakan.

 

2. Infeksi bakteri

BAB berdarah tapi tidak sakit, dapat menandakan adanya masalah kesehatan yang terjadi di saluran pencernaan, terutama pada bagian akhir usus besar atau rektum. Salah satu penyebab umum dari kondisi ini adalah infeksi bakteri. Infeksi bakteri seperti Shigella, Salmonella, atau Campylobacter dapat menyebabkan peradangan pada selaput lendir usus besar, yang kemudian dapat mengakibatkan terjadinya pendarahan saat buang air besar. Selain itu, infeksi bakteri juga dapat mengganggu keseimbangan mikroorganisme di dalam saluran pencernaan, menyebabkan peradangan dan luka pada dinding usus.

 

3. Disentri

Disentri atau yang sering disebut juga dengan istilah "bab berdarah", merupakan kondisi di mana seseorang mengalami perdarahan pada saat buang air besar. Meskipun begitu, disentri tidak selalu menyebabkan rasa sakit yang signifikan pada penderitanya. Kondisi ini biasanya terjadi karena adanya masalah kesehatan di saluran pencernaan, terutama pada usus manusia. Infeksi bakteri atau virus seperti Shigella, Salmonella, atau Campylobacter merupakan penyebab umum dari disentri.

Selain itu, faktor seperti konsumsi air atau makanan yang terkontaminasi juga bisa menyebabkan terjadinya disentri. Meskipun tidak terasa sakit, disentri tetaplah merupakan kondisi serius yang harus diperhatikan. Gejala yang umumnya terkait dengan penyakit ini adalah diare berdarah, demam, mual, muntah, dan kram perut. Jika tidak ditangani dengan baik, disentri bisa berpotensi menyebabkan dehidrasi yang berbahaya bagi tubuh.

 

4. Fisura ani

Fisura ani adalah kondisi ketika terjadi luka atau pecahnya kulit di sekitar anus yang menyebabkan terjadinya BAB berdarah. Meskipun disebabkan oleh kerusakan kulit, kondisi ini seringkali tidak menimbulkan rasa sakit yang berarti pada saat buang air besar. Fisura ani sering terjadi akibat sembelit kronis atau seringnya mengejan saat buang air besar. Aktivitas ini dapat menyebabkan tekanan berlebih pada anus, yang memicu terjadinya luka pada kulit di daerah tersebut. Meskipun tidak terasa sakit, BAB berdarah tetaplah menjadi hal yang perlu diperhatikan. Ketika terjadi luka pada anus, tinja yang melewati area tersebut dapat menyebabkan iritasi pada kulit yang berdarah, memperparah kondisi tersebut.

 

5. Fistula ani

Fistula ani adalah kondisi medis yang menghasilkan luka atau saluran kecil di daerah sekitar anus. Meskipun mungkin terasa tidak nyaman atau mengganggu, fistula ani secara umum tidak menyebabkan rasa sakit yang signifikan. Namun, ketika fistula ini mengalami infeksi, maka penderita bisa mengalami gejala persepsi bab berdarah. Fistula ani sering kali disebabkan oleh infeksi abses anal yang tidak diobati dengan baik. Abses anal adalah kantong pembengkakan yang terisi nanah di sekitar anus. Jika abses ini tidak dikeluarkan nanahnya, kemungkinan besar akan membentuk saluran fistula.

 

6. Penyakit radang usus

Penyakit radang usus adalah salah satu masalah kesehatan yang dapat menyebabkan BAB berdarah tanpa disertai rasa sakit. Radang usus terjadi ketika saluran pencernaan, terutama usus halus atau usus besar, mengalami peradangan atau iritasi. Salah satu penyebab umum radang usus adalah gangguan iritasi pada saluran pencernaan. Faktor-faktor seperti kebiasaan makan yang tidak sehat, konsumsi makanan pedas atau yang mengandung alkohol, serta pola makan yang tidak teratur, dapat memicu peradangan pada usus. Selain itu, beberapa kondisi medis seperti penyakit Crohn atau kolitis ulserativa juga dapat menyebabkan radang usus.

7. Penyakit divertikulitis

Penyakit divertikulitis adalah kondisi yang menyebabkan peradangan atau infeksi pada divertikula, yaitu kantung-kantung kecil yang terbentuk pada dinding usus. Pada umumnya, divertikula ini tidak menimbulkan keluhan atau gejala yang signifikan, namun pada beberapa kasus, bisa terjadi peradangan yang menyebabkan infeksi dan rasa nyeri di perut. Gejala divertikulitis bervariasi, tetapi yang paling umum adalah nyeri perut yang seringkali terasa di sisi kiri bawah. Selain itu, penderitanya juga bisa mengalami kembung, sakit ketika buang air besar, diare, atau sembelit.

4 dari 4 halaman

Cara Mengatasi

1. Menggunakan kompres dingin

Bersama dengan nyeri dan keluar darah saat buang air besar, BAB berdarah juga bisa terjadi tanpa rasa sakit. Jika Anda mengalami kondisi ini, ada kemungkinan bahwa Anda mengalami masalah kesehatan di saluran pencernaan Anda. Salah satu cara yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi gejala dan melindungi area yang terkena, adalah dengan menggunakan kompres dingin. Kompres dingin dapat membantu mengurangi pembengkakan dan meredakan peradangan. Anda dapat melakukannya dengan merendam handuk bersih ke dalam air dingin lalu mengaplikasikannya di area yang terkena selama 15 menit.

2. Mengonsumsi makanan berserat dan minum air putih

Pada kebanyakan kasus, BAB berdarah tanpa rasa sakit tidak harus menjadi penyebab kekhawatiran yang serius. Namun, penting untuk tetap memperhatikannya dan segera berkonsultasi dengan dokter jika gejala berlangsung lama atau semakin parah. Salah satu cara yang dapat membantu mengatasi kondisi ini adalah dengan mengonsumsi makanan berserat yang tinggi dan minum air putih dalam jumlah cukup. Makanan berserat, seperti buah, sayuran, dan biji-bijian, dapat membantu melancarkan pencernaan dan mencegah sembelit. Selain itu, serat juga membantu menjaga kesehatan saluran pencernaan dan mengurangi risiko masalah seperti wasir.

 

3. Mandi sitz

Mandi sitz, atau yang juga dikenal sebagai mandi pelvis, merupakan salah satu pengobatan yang efektif untuk menyembuhkan BAB berdarah yang tidak menyebabkan rasa sakit. Kondisi ini sering terjadi akibat masalah kesehatan yang terjadi di saluran pencernaan seperti wasir, fisura ani, atau divertikulosis. Mandi sitz dilakukan dengan cara duduk dalam bak yang berisi air hangat. Air hangat ini akan membantu melonggarkan otot-otot di sekitar anus dan memperbaiki aliran darah. Selain itu, mandi sitz juga membantu membersihkan area tersebut dari kotoran yang mungkin dapat menyebabkan infeksi. Untuk melakukan mandi sitz, cukup isi bak dengan air hangat setinggi pinggang Anda. Setelah itu, duduk di dalam bak selama sekitar 15-20 menit. Lakukan mandi sitz ini beberapa kali sehari atau sesuai dengan anjuran dokter Anda.

4. Menggunakan krim atau salep

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi gejala tersebut, adalah dengan menggunakan krim atau salep. Krim atau salep yang digunakan biasanya mengandung bahan-bahan yang dapat membantu mengurangi peradangan, dan menyembuhkan luka di saluran pencernaan. Bahan-bahan seperti hydrocortisone atau lidocaine sering kali digunakan dalam produk-produk tersebut. Hydrocortisone dapat membantu mengurangi peradangan dan iritasi, sementara lidocaine dapat memberikan efek mati rasa sehingga mengurangi rasa tidak nyaman. Namun, penggunaan krim atau salep sebaiknya dilakukan setelah berkonsultasi dengan dokter. Dokter dapat memberikan saran yang lebih spesifik sesuai dengan kondisi Anda.