Liputan6.com, Jakarta Gangguan depresi mayor atau major depressive disorder (MDD) adalah depresi pada tahap berat yang ditandai dengan perasaan sedih mendalam dan berlangsung selama lebih dari 2 minggu. Menurut data dari tahun 2018, MDD menduduki peringkat ketiga sebagai penyebab timbulnya penyakit pada tingkat global. WHO memprediksi pada tahun 2030, MDD akan menjadi penyebab utama penyakit terbanyak di seluruh dunia.Â
Baca Juga
Advertisement
Penderita depresi mayor umumnya menunjukkan sejumlah gejala dominan yang dapat dikenali dengan mudah. Gejala gangguan depresi mayor dapat berbeda antar individu yang berupa perilaku maupun tanda fisik. Gejala gangguan depresi mayor dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan seseorang, termasuk pola pikir, suasana hati, dan perilaku, serta dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup yang signifikan.
Munculnya gejala gangguan depresi mayor pada seseorang dapat menjadi tanda bahwa orang tersebut membutuhkan bantuan profesional sesegera mungkin. Berikut ulasan lebih lanjut tentang gejala gangguan depresi mayor yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (28/3/2024).
Gejala Emosional Gangguan Depresi Mayor
Gejala gangguan depresi mayor sama dengan gangguan depresi ringan. Bedanya, gejala penderita depresi mayor lebih berat. Gejala gangguan depresi mayor umumnya muncul setiap hari dan berlangsung selama kurang lebih 2 minggu. Berikut gejala emosional gangguan depresi mayor.
1. Perasaan Putus Asa, Kesedihan, atau Kekosongan yang Luar Biasa
Individu yang mengalami depresi mayor seringkali merasakan perasaan putus asa, kesedihan yang mendalam, atau kekosongan emosional yang luar biasa. Hal ini bisa terjadi sepanjang hari dan berlangsung selama beberapa minggu.
2. Mudah Marah dan Tersinggung
Penderita depresi mayor cenderung lebih mudah marah dan tersinggung atas hal-hal kecil yang sebelumnya tidak menimbulkan reaksi negatif yang signifikan.
3. Frustrasi terhadap Diri dan Kehidupan
Mereka sering merasa frustrasi dan putus asa terhadap diri sendiri, kehidupan, dan situasi sekitar yang sulit diatasi.
4. Kehilangan Minat pada Aktivitas Favorit atau Hobi
Individu dengan depresi mayor mulai kehilangan minat dan gairah untuk melakukan aktivitas yang sebelumnya mereka nikmati atau menjadi hobi.
5. Kehilangan Gairah untuk Hubungan Seksual
Depresi mayor dapat menyebabkan penurunan gairah seksual yang signifikan, sehingga penderita kehilangan minat pada aktivitas seksual.
6. Rasa Cemas dan Gelisah yang Parah
Selain kesedihan, penderita depresi mayor juga sering mengalami rasa cemas dan gelisah yang berlebihan atau parah dibandingkan dengan kondisi biasanya.
7. Kesulitan dalam Membuat Keputusan Penting
Depresi mayor dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk membuat keputusan-keputusan penting dalam kehidupan sehari-hari.
8. Kesulitan Berkonsentrasi atau Mengingat Hal-hal Penting
Penderita depresi mayor sering mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi pada tugas-tugas atau aktivitas yang membutuhkan fokus, serta mengingat informasi yang penting.
9. Pikiran tentang Menyakiti Diri Sendiri, Kematian, dan Bunuh Diri
Salah satu gejala yang paling serius dari depresi mayor adalah banyak berpikir tentang menyakiti diri sendiri, kematian, atau bahkan bunuh diri. Pikiran-pikiran ini bisa menjadi tanda bahwa penderita membutuhkan bantuan profesional segera.
Tidak semua penderita depresi mayor akan mengalami semua gejala tersebut. Namun, jika seseorang mengalami beberapa dari gejala tersebut secara berkelanjutan selama periode yang panjang, sangat penting untuk mencari bantuan medis dan psikologis yang tepat.
Advertisement
Gejala Fisik Gangguan Depresi Mayor
Gejala fisik gangguan depresi mayor merupakan manifestasi dari gangguan depresi berat yang kompleks. Kondisi psikologis dan emosional yang tidak stabil memang dapat memengaruhi kesehatan fisik individu secara keseluruhan. Perubahan fisik yang terjadi seringkali dapat terlihat oleh orang-orang di sekitarnya, seperti keluarga, teman, atau rekan kerja, dan bisa menjadi tanda untuk mencari bantuan medis dan psikologis yang sesuai. Berikut gejala fisik gangguan depresi mayor yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (28/3/2024).
1. Kesulitan Tidur (Insomnia) atau Hypersomnia
Penderita depresi mayor bisa mengalami kesulitan tidur (insomnia), yang ditandai dengan sulitnya untuk tidur atau sering terbangun di malam hari. Sebaliknya, beberapa individu juga bisa mengalami hypersomnia, yaitu tidur berlebihan yang tidak wajar.
2. Gangguan Pola Makan
Gejala ini bisa mencakup mengidam makanan secara berlebihan (overeating) atau bahkan kehilangan nafsu makan (loss of appetite). Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan berat badan yang signifikan.
3. Perubahan Berat Badan yang Signifikan
Penderita depresi mayor dapat mengalami perubahan berat badan yang cukup drastis, baik penambahan berat badan yang tidak diinginkan maupun penurunan berat badan yang signifikan dalam waktu yang relatif singkat, yaitu lebih dari 5 persen dari berat badan total dalam sebulan.
4. Masalah Fisik yang Tidak Semakin Membaik
Penderita depresi mayor juga sering mengalami masalah fisik seperti sakit kepala, nyeri tubuh, gangguan pencernaan, atau gejala lainnya yang tidak kunjung sembuh meskipun telah diberikan pengobatan yang tepat, dan tidak dapat dijelaskan secara medis.
5. Kelelahan yang Berlebihan
Penderita depresi mayor cenderung merasa cepat lelah secara fisik maupun mental, sehingga melakukan tugas-tugas sehari-hari yang sebelumnya dianggap mudah bisa terasa sangat sulit dan melelahkan.
Pentingnya Bantuan Profesional
Pentingnya bantuan profesional dalam mengatasi depresi mayor tidak boleh diabaikan, mengingat dampak serius yang dapat ditimbulkannya bagi individu yang terkena dampaknya. Gejala depresi mayor dapat bervariasi pada setiap orang, mulai dari perubahan mood yang signifikan hingga masalah fisik yang tidak dapat dijelaskan secara medis. Oleh karena itu, mengidentifikasi dan mengakui gejala-gejala ini adalah langkah awal yang penting.
Salah satu alasan utama untuk mencari bantuan profesional adalah karena depresi mayor cenderung bertahan lebih lama dan bahkan dapat berlangsung seumur hidup jika tidak ditangani dengan tepat. Dalam banyak kasus, depresi mayor juga dapat meningkatkan risiko terhadap perilaku merusak diri, termasuk pikiran bunuh diri. Konsultasi dengan ahli psikolog atau dokter ahli akan membantu dalam menentukan diagnosis yang tepat dan memberikan perawatan yang sesuai.
Self-diagnosis tidaklah disarankan karena bisa mengarah pada kesimpulan yang tidak akurat atau penanganan yang tidak tepat. Ahli kesehatan mental dilatih untuk mengidentifikasi gejala depresi mayor dan menyusun rencana pengobatan yang efektif, termasuk terapi psikologis dan penggunaan obat-obatan jika diperlukan. Mereka juga dapat memberikan dukungan emosional dan strategi koping yang dapat membantu individu mengatasi depresi dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Selain itu, pentingnya bantuan profesional juga terkait dengan kompleksitas depresi mayor sebagai gangguan mental. Faktor-faktor seperti kondisi sosial, lingkungan, genetik, dan peristiwa kehidupan dapat mempengaruhi perkembangan dan perjalanan depresi mayor. Dengan bantuan profesional, individu dapat memahami akar penyebab depresi mereka dan belajar cara mengelola stres serta mengatasi tantangan yang dihadapi.
Di era di mana stigma terhadap gangguan mental semakin berkurang, pentingnya mencari bantuan profesional untuk mengatasi depresi mayor juga membantu dalam memecahkan tabu dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan mental. Dengan mengatasi depresi mayor secara efektif, individu dapat mendapatkan dukungan yang mereka perlukan dan memulai perjalanan menuju pemulihan dan kesejahteraan yang lebih baik.
Â
Â
Advertisement