Sukses

7 Tanda Malam Lailatul Qadar dan Dalilnya, Ini Perkiraan Waktunya

Tanda-tanda malam Lailatul Qadar dan dalilnya

Liputan6.com, Jakarta Malam Lailatul Qadar adalah malam yang penuh misteri dan keistimewaan dalam bulan Ramadan. Umat Islam selalu mencari tanda-tanda yang mengisyaratkan kedatangan malam yang lebih baik dari seribu bulan ini. Ada beberapa indikasi yang dapat menggambarkan kemuliaan Malam Lailatul Qadar, mulai dari cahaya yang memukau hingga perubahan warna matahari saat terbit. 

Hadits-hadits yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW menjadi petunjuk yang membingkai keajaiban malam ini, namun seringkali tetap menyimpan misteri yang membuat kita penasaran akan kebesaran dan kemuliaannya. Tanda-tanda ini memberikan petunjuk kepada umat Islam untuk dapat mengidentifikasi dan memanfaatkan malam yang lebih baik daripada seribu bulan tersebut dengan sebaik-baiknya.

Untuk informasi lebih lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber tanda-tanda malam Lailatul Qadar dan dalilnya, pada Kamis (28/3).

2 dari 4 halaman

Tanda-tanda Malam Lailatul Qadar

Malam Lailatul Qadar adalah malam yang istimewa bagi umat Islam, terutama dalam bulan Ramadhan. Keistimewaannya terletak pada keberkahan dan ampunan yang luar biasa dari Allah SWT. Malam ini dianggap lebih baik dari seribu bulan lainnya dan menjadi momen penting dalam mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

Terdapat beberapa tanda yang dapat memberikan petunjuk mengenai kedatangan Malam Lailatul Qadar, meskipun waktu pastinya tidak diketahui oleh siapapun kecuali Allah SWT. Beberapa tanda tersebut dapat ditemukan dalam hadits-hadits Nabi Muhammad SAW dan pengalaman umat Islam yang telah merasakan keajaiban malam tersebut.

1. Bulan Nampak Separuh Bulat

Salah satu ciri alam pada malam Lailatul Qadar adalah kemunculan bulan yang terlihat separuh bulatan. Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah menyebutkan:

"Kami pernah berdiskusi tentang Lailatul Qadar di sisi Rasulullah SAW, beliau berkata, 'Siapakah dari kalian yang masih ingat tatkala bulan muncul, yang berukuran separuh nampan?'" (HR. Muslim).

Hal ini menunjukkan bahwa kemunculan bulan separuh bulatan dapat menjadi petunjuk terjadinya Malam Lailatul Qadar.

 
3 dari 4 halaman

2. Malam yang Tenang, Damai, dan Tidak Panas

Tanda lain dari malam Lailatul Qadar adalah suasana ketenangan yang lebih baik dari malam-malam lainnya. Rasulullah SAW menjelaskan dalam haditsnya:

إنها ليلة سمحة طلقة لا حارة ولا باردة تجري على الناس رحمة فيها

Artinya: "Sesungguhnya malam itu adalah malam yang lembut, cerah, tidak panas, dan tidak dingin. Pada malam itu turun rahmat kepada manusia." (HR. Ahmad).

Dalam hadits ini, Rasulullah SAW menggambarkan bahwa Malam Lailatul Qadar dipenuhi dengan suasana yang tenang, damai, serta dianugrahi rahmat Allah yang melimpah kepada umat manusia.

 

3. Malam yang Penuh Cahaya

Malam Lailatul Qadar adalah malam yang dipenuhi dengan cahaya yang luar biasa, baik di langit maupun di bumi. Rasulullah SAW bersabda:

إنها ليلة طلقاء بيضاء كأنها صبح يومها لا تشبهها ليلة

Artinya: "Sesungguhnya malam itu adalah malam yang cerah putih seperti pagi harinya. Tidak ada malam yang menyerupainya." (HR. Ahmad).

Hadits ini menggambarkan keindahan malam Lailatul Qadar yang cahayanya begitu mempesona, seakan-akan menyamai kecerahan pagi hari yang penuh harapan dan keberkahan.

 

4. Matahari Terbit dengan Cerah

Salah satu tanda lainnya adalah terbitnya matahari pada pagi harinya dalam keadaan jernih, tanpa sinar yang menyilaukan. Hal ini dijelaskan dalam hadits yang menyebutkan:

"Malam itu adalah malam yang cerah, yaitu malam ke dua puluh tujuh (dari bulan Ramadlan). Dan tanda-tandanya ialah, pada pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa sinar yang menyorot." (HR. Ahmad).

Dalam hadits ini, Rasulullah SAW menegaskan bahwa malam Lailatul Qadar ditandai dengan matahari yang terbit dengan kecerahan yang khas, tidak menyilaukan, dan memberikan suasana yang tenang serta penuh berkah.

4 dari 4 halaman

5. Matahari Cenderung Berwarna Putih

Salah satu tanda yang mengiringi kehadiran malam yang mulia ini adalah perubahan dalam warna matahari saat terbit pada pagi harinya. Sebuah hadits yang diriwayatkan dari Ubay bin Ka'ab RA menggambarkan fenomena ini dengan indah:

هِيَ اللَّيْلَةُ الَّتِي أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم بِقِيَامِهَا هِيَ لَيْلَةُ صَبِيحَةِ سَبْ وَعِشْرِينَ وَأَمَارَتُهَا أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فِي صَبِيحَةٍ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ لَا شُعَاعَ لَهَا

Artinya: "Malam itu adalah malam yang cerah, yaitu malam kedua puluh tujuh (dari bulan Ramadan). Dan tanda-tandanya ialah pada pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa memancarkan sinar ke segala penjuru." (HR Muslim no. 762).

Dalam konteks spiritual, perubahan warna matahari saat terbit menjadi putih tanpa memancarkan sinar yang menyilaukan dianggap sebagai salah satu tanda kemuliaan Malam Lailatul Qadar. Warna putih yang murni dan tenang menggambarkan suasana ketenangan dan keberkahan yang turun pada malam tersebut.

 

6. Terjadi pada Sepuluh Malam Terakhir Ramadan

Malam Lailatul Qadar terjadi di antara sepuluh malam terakhir Ramadan, sesuai dengan perintah Nabi Muhammad SAW yang disampaikan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim:

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

Artinya: "Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan." (HR Bukhari dan Muslim).

Perintah ini menunjukkan pentingnya mencari dan memanfaatkan malam yang penuh berkah tersebut, karena kemuliaannya yang luar biasa dalam mendatangkan rahmat dan ampunan dari Allah SWT.

 

7. Terjadi pada Malam Ganjil

Lebih lanjut, Malam Lailatul Qadar cenderung terjadi pada malam-malam ganjil daripada malam-malam genap. Nabi Muhammad SAW menjelaskan hal ini dalam haditsnya:

لِتَاسِعَةٍ تَبْقَى لِسَابِعَةٍ تَبْقَى لِخَامِسَةٍ تَبْقَى لِثَالِثَةٍ تَبْقَى

Artinya: "Bisa jadi lailatul qadar ada pada sembilan hari yang tersisa, bisa jadi ada pada tujuh hari yang tersisa, bisa jadi pula pada lima hari yang tersisa, bisa juga pada tiga hari yang tersisa" (HR. Bukhari).

Dalam hadits ini, Nabi Muhammad SAW memberikan indikasi bahwa Malam Lailatul Qadar lebih mungkin terjadi pada malam-malam ganjil, yang dapat dihitung dari awal bulan Ramadan. Malam-malam ganjil yang dimaksud adalah malam ke-21, 23, 25, 27, dan 29, namun demikian, tidak menutup kemungkinan Malam Lailatul Qadar juga terjadi pada malam-malam yang tersisa dengan jarak yang berbeda.

Pencarian Malam Lailatul Qadar memang merupakan momen yang penuh keberkahan dan kesempatan untuk mendapatkan ampunan serta rahmat Allah SWT. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, dzikir, doa, dan tadarus Al-Quran di malam-malam terakhir Ramadan, khususnya pada malam-malam ganjil, sebagai upaya untuk meraih kemuliaan dan keberkahan dari Malam Lailatul Qadar.