Sukses

10 Penyakit Setelah Lebaran yang Harus Diwaspadai, Perhatikan Konsumsi Makanan

Salah satu penyakit yang sering timbul setelah Lebaran adalah penyakit maag.

Liputan6.com, Jakarta Setelah merayakan Hari Raya Idul Fitri dengan sukacita dan kebahagiaan, beberapa dari kita mungkin harus waspada terhadap penyakit yang mungkin muncul setelah perayaan tersebut. Setelah periode liburan yang panjang, perubahan pola makan, serta peningkatan konsumsi makanan yang kaya lemak dan gula, tubuh dapat mengalami berbagai gangguan kesehatan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui tentang penyakit yang harus diwaspadai setelah Lebaran agar dapat melakukan tindakan pencegahan yang tepat.

Salah satu penyakit yang sering timbul setelah Lebaran adalah penyakit maag. Perubahan pola makan yang tiba-tiba, seperti mengonsumsi makanan pedas, asam, dan berlemak dalam jumlah yang berlebihan, dapat memicu gejala maag seperti nyeri perut, mual, dan muntah. Oleh karena itu, disarankan untuk mengonsumsi makanan yang lebih sehat dan tidak berlebihan setelah Lebaran, serta menghindari makanan yang dapat memicu gejala maag.

Selain itu, perubahan pola tidur saat merayakan Lebaran juga dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti insomnia. Stres dan kelelahan yang dialami selama liburan dapat mengganggu tidur dan mengakibatkan kesulitan dalam tidur nyenyak. Untuk menghindari insomnia, penting untuk memiliki rutinitas tidur yang konsisten dan menjaga suasana yang tenang dan nyaman di kamar tidur.

Terakhir, meningkatnya konsumsi makanan manis selama Lebaran juga dapat berkontribusi pada risiko penyakit gigi seperti karies. Gula yang terkandung dalam kue-kue Lebaran dapat menyebabkan kerusakan gigi jika tidak dijaga dengan baik. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan menggosok gigi setelah mengonsumsi makanan manis, serta menjaga pola makan yang seimbang dan konsumsi makanan yang rendah gula.

Dengan mengetahui penyakit yang harus diwaspadai setelah Lebaran, kamu dapat mengambil tindakan pencegahan yang tepat dan menjaga kesehatan kita setelah perayaan ini. Jaga pola makan yang sehat, istirahat yang cukup, serta rajin menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar untuk menjaga kesehatan diri dan keluarga. Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Minggu (31/3/2024) tentang penyakit setelah Lebaran.

2 dari 6 halaman

1. Kadar Kolesterol Tinggi

Setelah perayaan Lebaran yang meriah dan penuh dengan makanan lezat, kita sering kali dihadapkan dengan masalah kesehatan seperti peningkatan kadar kolesterol. Kadar kolesterol adalah jumlah lemak yang terdapat dalam darah.

Setelah Lebaran, banyak orang cenderung mengonsumsi makanan yang tinggi lemak, seperti daging berlemak, kue-kue manis, dan hidangan berminyak. Konsumsi makanan tinggi lemak ini dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol dalam darah. Kolesterol yang berlebih dalam tubuh dapat menyumbat pembuluh darah, meningkatkan risiko penyakit jantung, dan berbagai masalah kesehatan lainnya.

Untuk mencegah peningkatan kadar kolesterol setelah Lebaran, kamu perlu mengatur pola makan. Hindari makanan tinggi lemak serta konsumsi makanan sehat, seperti buah-buahan, sayuran, dan protein rendah lemak. Selain itu, penting juga untuk tetap aktif dan berolahraga setelah Lebaran guna menjaga keseimbangan tubuh dan mengurangi risiko penyakit setelah Lebaran.

 

2. Flu dan Batuk

Flu dan batuk adalah penyakit yang sering muncul setelah Lebaran dan perlu diwaspadai. Flu, juga dikenal sebagai influenza, merupakan infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan, seperti hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Gejalanya antara lain demam, pilek, sakit kepala, batuk, tenggorokan terasa sakit, dan kelelahan. Flu dapat menyebar melalui udara atau kontak langsung dengan penderita.

Batuk, sementara itu, merupakan refleks tubuh untuk membersihkan saluran pernapasan dari benda asing atau lendir. Batuk dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau alergi. Gejala batuk antara lain tenggorokan gatal, pembengkakan, dan produksi lendir yang berlebihan. Batuk juga dapat disertai dengan pilek, demam, dan kelelahan.

Keduanya, flu dan batuk, dapat menular dengan mudah dari satu orang ke orang lain melalui kontak fisik atau udara yang terkontaminasi droplet. Selama musim Lebaran, ketika interaksi sosial meningkat, risiko penularan juga meningkat. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga kebersihan dan menghindari kontak dengan orang yang mengalami gejala flu dan batuk.

Untuk mencegah penyakit ini, disarankan untuk mencuci tangan dengan sabun secara teratur, menggunakan masker jika perlu, menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin, serta menjaga daya tahan tubuh dengan pola makan sehat, istirahat yang cukup, dan olahraga. Jika sudah terinfeksi flu atau batuk, segera konsultasikan dengan tenaga medis dan hindari kontak dengan orang lain untuk mencegah penularan lebih lanjut.

3 dari 6 halaman

3. Mag

Mag atau magh adalah singkatan dari mual dan muntah. Penyakit ini umumnya dialami setelah Lebaran akibat makan berlebihan dan konsumsi makanan yang berat sehingga mengganggu sistem pencernaan. Pada masa Lebaran, kebanyakan orang cenderung makan dengan porsi yang besar dan sering mengonsumsi makanan yang berlemak, berminyak, atau berat seperti daging sapi, kambing, dan berbagai makanan manis.

Mag muncul karena adanya peningkatan asam lambung dan gangguan pada lambung yang dapat menyebabkan rasa tidak nyaman di perut, rasa penuh, mual, muntah, dan rasa tidak enak. Gejala-gejala ini dapat mengganggu kenyamanan sehari-hari dan mengurangi nafsu makan.

Untuk mencegah mag setelah Lebaran, penting untuk mengatur pola makan dengan bijak dan seimbang, menghindari makanan berlemak dan berat dalam jumlah yang berlebihan. Penting juga untuk makan dalam porsi yang moderat, mengunyah makanan dengan baik, dan menghindari makanan pedas, berminyak, serta penggunaan obat-obatan yang dapat mempengaruhi produksi asam lambung. Mengonsumsi buah-buahan segar dan sayuran juga disarankan untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan.

Jika mengalami gejala mag setelah Lebaran, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Dokter dapat memberikan saran dan obat-obatan yang sesuai untuk mengatasi gejala-gejala mag dan memulihkan kesehatan pencernaan yang terganggu.

 

4. Diare

Diare adalah salah satu penyakit yang harus diwaspadai setelah Lebaran. Hal ini disebabkan oleh perubahan pola makan yang drastis selama bulan puasa dan juga konsumsi makanan yang berlebihan saat Lebaran.

Selama bulan puasa, tubuh terbiasa dengan pola makan yang teratur dan terkontrol. Namun, saat Lebaran kamu cenderung mengonsumsi makanan yang berat, manis, dan berlemak dalam jumlah yang lebih banyak daripada biasanya. Hal ini dapat menyebabkan gangguan pada sistem pencernaan kita.

Diare ditandai dengan buang air besar yang encer dan sering. Gejala lain yang mungkin muncul adalah kram perut, mual, dan muntah. Jika diare tidak diobati dengan tepat, dapat menyebabkan dehidrasi yang berbahaya. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan dan mengobati diare dengan benar.

Untuk mencegah diare setelah Lebaran, ada beberapa langkah yang bisa diambil. Pertama, perhatikan pola makan dan hindari makanan yang berpotensi menyebabkan diare, seperti makanan yang tidak segar atau kurang higienis. Kedua, jaga kebersihan diri dengan mencuci tangan secara teratur dan menghindari kontak dengan orang yang menderita diare. Terakhir, pastikan tubuh terhidrasi dengan cukup minum air putih setiap hari.

Dengan menjaga pola makan yang sehat, kebersihan diri, dan hidrasi yang cukup, diare setelah Lebaran dapat dihindari. Tetap waspada dan segera konsultasikan ke dokter jika gejala diare berlangsung lebih dari 2-3 hari atau jika terjadi dehidrasi yang parah.

4 dari 6 halaman

5. Hipertensi

Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, merupakan salah satu penyakit yang harus diwaspadai pasca Lebaran. Hal ini disebabkan karena selama periode liburan, masyarakat cenderung mengonsumsi makanan yang lebih banyak mengandung garam dan lemak, seperti lauk pauk yang digoreng, dendeng, dan makanan olahan lainnya.

Hipertensi merupakan kondisi di mana tekanan darah seseorang meningkat secara konsisten, melebihi batasan normal. Jika dibiarkan tanpa pengobatan atau penanganan yang tepat, hipertensi dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit serius lainnya, seperti penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal.

Selama perayaan Lebaran, konsumsi makanan yang tinggi garam dapat mempengaruhi sistem keseimbangan cairan dalam tubuh. Garam terlarut dalam darah akan menaikkan tekanan darah, dan jika kondisi ini berlangsung terus-menerus, dapat menyebabkan timbulnya hipertensi.

Untuk mencegah hipertensi dan mengontrol tekanan darah, sangat penting untuk mengikuti pola makan sehat dengan mengurangi konsumsi garam, menghindari makanan olahan, dan lebih banyak mengonsumsi makanan yang rendah garam, seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian.

Lebaran adalah waktu di mana banyak orang bersantap bersama dan menikmati berbagai hidangan lezat. Namun, kita juga perlu mengingat bahwa kesehatan jantung dan kesejahteraan kita penting. Dengan menjaga pola makan yang sehat dan menghindari makanan tinggi garam, kita dapat mencegah risiko hipertensi pasca Lebaran.

 

6. Gula Darah Meningkat

Setelah perayaan Lebaran yang meriah dan penuh dengan makanan lezat, kita sering kali dihadapkan dengan masalah kesehatan seperti peningkatan gula darah. Gula darah adalah kadar glukosa yang terdapat dalam darah.

Makanan yang dikonsumsi saat Lebaran cenderung tinggi gula, seperti manisan, minuman bersoda, dan kue kering. Konsumsi gula yang berlebih dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah. Tingginya kadar glukosa dalam darah dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti diabetes dan obesitas.

Untuk mencegah peningkatan kadar gula darah setelah Lebaran, kamu perlu mengatur pola makan. Hindari makanan dengan gula berlebih dan konsumsi makanan sehat, seperti buah-buahan dan sayuran. Selain itu, penting juga untuk tetap aktif dan berolahraga setelah Lebaran guna menjaga keseimbangan tubuh dan mengurangi risiko penyakit setelah Lebaran.

5 dari 6 halaman

7. Asam Urat

Asam urat merupakan salah satu penyakit setelah Lebaran yang harus diwaspadai. Penyakit ini sering kali muncul setelah mengonsumsi makanan yang kaya akan purin, seperti daging merah, jeroan, serta makanan laut. Selama bulan puasa, kamu mungkin menghindari makanan-makanan tersebut, namun setelah Lebaran, kita cenderung mengonsumsinya dengan jumlah yang berlebihan.

Asam urat terjadi ketika kadar asam urat dalam darah meningkat. Hal ini dapat menyebabkan timbunan kristal asam urat di dalam sendi, terutama di jari tangan, kaki, dan lutut. Gejala yang muncul umumnya adalah nyeri sendi yang tiba-tiba, bengkak, kemerahan, dan kesulitan dalam bergerak.

Untuk mencegah asam urat setelah Lebaran, ada beberapa langkah yang dapat diambil. Pertama, kita perlu membatasi konsumsi makanan yang kaya purin, terutama daging merah, jeroan, dan makanan laut. Kedua, hindari minuman beralkohol, karena dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Ketiga, perhatikan berat badan dan hindari peningkatan berat badan yang drastis, karena obesitas dapat memicu asam urat.

Selain itu, penting untuk tetap menjaga pola makan yang seimbang, mengonsumsi air putih yang cukup, dan berolahraga secara teratur. Jika memiliki gejala asam urat setelah Lebaran, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Dengan menjaga gaya hidup sehat, kita dapat mencegah terjadinya asam urat setelah Lebaran dan tetap menikmati hidangan Lebaran dengan aman.

 

8. Asam Lambung

Asam lambung bisa disebabkan oleh beragam faktor mulai dari makanan hingga kelelahan. Makanan yang bisa menyebabkan asam lambung adalah makanan asam, pedas, berlemak, dan mengandung gas.

Penyakit ini ditandai dengan gejala nyeri ulu hati, sensasi sesak napas, mual, muntah, hingga perut kembung. Untuk menghindari kenaikan asam lambung, pastikan menghindari atau mengurangi makanan pemicu. Pastikan juga untuk istirahat yang cukup untuk mencegah kenaikan asam lambung.

6 dari 6 halaman

9. Radang Tenggorokan

Radang tenggorokan merupakan salah satu penyakit yang perlu diwaspadai setelah merayakan Lebaran. Penyakit ini umumnya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri pada tenggorokan, yang dapat menyebabkan peradangan dan rasa sakit saat menelan atau berbicara.

Setelah Lebaran, banyak orang yang terlibat dalam kegiatan sosial seperti silaturahmi, berbuka bersama, dan saling bertukar ucapan selamat. Hal ini meningkatkan risiko penularan penyakit, terutama jika ada orang yang sedang mengalami radang tenggorokan dalam lingkungan tersebut.

Gejala radang tenggorokan dapat bervariasi, namun beberapa yang umum terjadi adalah sakit tenggorokan, demam rendah, batuk, nyeri saat menelan, dan pembengkakan kelenjar getah bening di leher. Jika tidak diobati dengan baik, radang tenggorokan dapat menyebabkan komplikasi serius seperti abses peritonsilar atau radang amandel.

Untuk mencegah penyakit ini, penting bagi kita untuk menjaga kebersihan diri, seperti rajin mencuci tangan, menggunakan masker saat berinteraksi dengan orang yang sakit, dan menghindari kontak langsung dengan orang yang memiliki gejala radang tenggorokan. Selain itu, menjaga daya tahan tubuh dengan makan makanan bergizi, istirahat yang cukup, dan olahraga juga dapat membantu mencegah penyakit ini. Jika mengalami gejala radang tenggorokan setelah Lebaran, segera temui dokter untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.

 

10. Kelelahan

Kelelahan dapat memicu berbagai penyakit menyerang kamu. Kelelahan biasanya terjadi karena terlalu banyak kegiatan saat Lebaran, terutama bersilaturahmi ke rumah keluarga atau teman serta jalan-jalan bersama keluarga.

Dengan padatnya jadwal kegiatan Lebaran sedangkan waktu libur yang hanya sebentar, dapat membuat kamu kelelahan karena memaksakan untuk melakukan semua aktivitas. Oleh karena itu, kondisi ini harus segera diatasi agar tubuh kembali fit dan bisa segera melakukan aktivitas harian setelah lebaran dengan baik. Jagalah kesehatan dengan mengonsumsi makanan sehat dan beristirahat dengan cukup selama Lebaran.

Â