Liputan6.com, Jakarta Kesurupan atau yang dikenal juga sebagai Possession Trance Disorder adalah suatu gangguan psikologis yang ditandai dengan hilangnya kendali atau pengaruh jiwa seseorang. Kesurupan sering kali disertai dengan gejala-gejala fisik seperti tiba-tiba pingsan, tubuh yang terguncang-guncang, tatapan kosong, dan berbicara dengan suara yang berbeda.
Banyak orang percaya bahwa kesurupan adalah hal yang bersifat supernatural dan terkait dengan hal-hal mistis. Namun, dari sudut pandang ilmu medis dan psikologis, kesurupan banyak memiliki penjelasan yang lebih rasional. Beberapa faktor yang dikaitkan dengan kemungkinan terjadinya kesurupan adalah gangguan kejiwaan seperti histeria, gangguan identitas disosiatif, serta pengaruh sosial dan budaya tertentu.
Salah satu faktor yang diyakini berperan penting dalam terjadinya kesurupan adalah sugesti atau sugesti negatif yang kuat dari lingkungan sekitar. Sugesti negatif ini dapat memengaruhi pikiran dan tubuh seseorang, membuatnya merasa dirasuki oleh entitas tidak kasat mata.
Advertisement
Terapi psikologis seperti hipnosis dan konseling dapat membantu individu yang menderita kesurupan untuk mengatasi masalah mereka. Penting bagi kita untuk mencari pemahaman yang lebih mendalam tentang kesurupan, agar dapat memberikan dukungan dan penanganan yang tepat kepada individu yang mengalaminya.
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (2/4/2024) tentang kesurupan tapi sadar.
Kesurupan atau Possession trance disorder
Kesurupan atau Possession Trance Disorder adalah kondisi di mana individu mengalami perubahan perilaku yang signifikan ditandai dengan hilangnya sebagian atau seluruh integrasi pikiran, memori, identitas diri, kontrol gerakan tubuh, serta lingkungan sekitar. Biasanya, orang yang mengalami kesurupan tapi sadar akan mengalami perubahan drastis dalam kepribadian dan perilaku mereka, termasuk suara, gerakan tubuh, bahkan penggunaan bahasa yang berbeda.
Kesurupan tapi sadar sering diyakini sebagai fenomena spiritual atau supranatural, di mana individu menjadi medium bagi entitas atau roh lain. Dalam budaya Indonesia, kesurupan diyakini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti ketidakseimbangan spiritual, trauma masa lalu, atau bahkan godaan setan.
Menurut sains, fenomena ini diidentifikasi sebagai gangguan kejiwaan yang dikenal sebagai Dissociative Trance Disorder (DTD). Dalam literatur medis, DTD diartikan sebagai Gangguan Kesurupan, di mana individu mengalami perubahan kesadaran dan merasa menjadi makhluk atau orang lain. Meskipun sering dikaitkan dengan praktik keagamaan atau tradisional, kesurupan tapi sadar menjadi fokus kajian sains untuk memahami mekanisme di balik fenomena ini.
Namun, dalam beberapa kasus, kondisi ini juga bisa dihubungkan dengan masalah psikologis atau psikiatrik seperti gangguan kepribadian batas atau gangguan depersonalisasi. Oleh karena itu, penting untuk menggabungkan pendekatan spiritual dan medis dalam merawat individu yang mengalami kesurupan tapi sadar.
Advertisement
Penyebab Kesurupan
Kesurupan atau gangguan trance keadaan menjadi perhatian masyarakat dan telah lama menjadi topik yang diperdebatkan di Indonesia. Meskipun beberapa orang menyakini bahwa kesurupan tapi sadar adalah fenomena spiritual atau berhubungan dengan alam gaib, para ahli medis telah mengidentifikasi beberapa penyebab medis yang mungkin menjadi faktor pemicu kesurupan.
Berikut adalah beberapa faktor penyebab kesurupan menurut medis:
1. Gangguan neurologis: Beberapa gangguan neurologis seperti epilepsi fokal, gangguan kejang non-epileptik, dan migrain bisa memicu keadaan trance atau kesurupan. Ketika otak mengalami sinyal listrik yang tidak normal atau gangguan pada sirkuit neuron, individu tersebut bisa mengalami perubahan kesadaran atau keadaan trance.
2. Gangguan psikiatri: Beberapa kondisi psikiatrik seperti gangguan disosiatif identitas, gangguan psikotik, dan gangguan bipolar dapat menyebabkan seseorang mengalami kesurupan. Kondisi-kondisi ini dapat mempengaruhi persepsi dan kesadaran seseorang, yang akhirnya menyebabkan terjadinya keadaan trance.
3. Penggunaan obat-obatan: Beberapa jenis obat-obatan, terutama obat psikotropika atau obat anti kecemasan, dapat menyebabkan efek samping berupa perubahan kesadaran atau keadaan trance. Dalam beberapa kasus, penyalahgunaan obat atau overdosis juga dapat menyebabkan kesurupan.
Meskipun kesurupan sendiri memiliki banyak penjelasan medis, penting untuk diingat bahwa setiap kasus kesurupan harus dievaluasi secara individual dan tidak semua kasus memiliki penyebab yang sama. Oleh karena itu, konsultasikan dengan ahli medis untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat jika mengalami gejala kesurupan.
Gejala Kesurupan
Kesurupan atau dikenal juga sebagai possession trance disorder adalah kondisi ketika seseorang mengalami perubahan perilaku yang tidak biasa atau asing yang diyakini disebabkan oleh perkembangan kepribadian yang terpisah. Berikut ini adalah beberapa gejala kesurupan tapi sadar menurut medis:
1. Perubahan Perilaku: Pada saat terjadi kesurupan, individu yang terpengaruh dapat menunjukkan perubahan perilaku yang mencolok dan tidak biasa. Misalnya, mereka dapat berbicara dalam suara berat atau rendah, dan tiba-tiba mengamuk atau menangis tanpa alasan yang jelas.
2. Perubahan Fisik: Kesurupan juga dapat disertai dengan perubahan fisik yang dapat diamati oleh orang di sekitar mereka. Beberapa tanda umum termasuk gerakan tubuh yang tidak terkendali, mata yang juling, atau otot yang kaku.
3. Amnesia: Setelah periode kesurupan berakhir, individu tersebut cenderung mengalami amnesia terhadap kejadian yang terjadi saat mereka dalam kondisi kesurupan. Mereka mungkin tidak ingat apa yang terjadi atau apa yang mereka katakan selama masa tersebut.
4. Manifestasi Budaya: Kesurupan dapat juga terkait dengan praktik budaya tertentu. Dalam beberapa masyarakat, kesurupan dianggap sebagai bentuk komunikasi dengan dunia spiritual atau metafisik.
Penting untuk mencatat bahwa gejala kesurupan harus dianalisis secara menyeluruh dan didiagnosis oleh ahli medis yang berkompeten. Hal ini diperlukan untuk memastikan bahwa gejala tidak disebabkan oleh masalah kesehatan lainnya. Penderita yang mengalami gejala kesurupan harus segera mencari bantuan medis untuk evaluasi dan perawatan yang tepat.
Advertisement
Penanganan Kesurupan
Berikut adalah beberapa poin penanganan kesurupan tapi sadar menurut medis:
1. Pemeriksaan Medis: Tahap awal dalam penanganan kesurupan adalah melakukan pemeriksaan medis menyeluruh untuk mencari penyebabnya. Hal ini dapat meliputi wawancara medis, pemeriksaan fisik, tes laboratorium, dan penunjang lainnya.
2. Terapi Obat: Dalam beberapa kasus, penggunaan obat-obatan dapat membantu mengendalikan gejala kesurupan. Medis dapat meresepkan obat antipsikotik untuk mengurangi gejala dan membatasi kejadian kesurupan.
3. Konseling Psikologis: Terapi kognitif dan perilaku dapat membantu individu yang mengalami kesurupan untuk memahami dan mengatasi memori traumatis atau stress yang mungkin menjadi pemicunya. Konseling juga dapat membantu mengubah pola pikir yang tidak sehat.
4. Terapi Psikoterapi: Dalam beberapa kasus, terapi psikoterapi individu atau kelompok dapat membantu mengidentifikasi dan mengatasi faktor pemicu atau masalah emosional yang mendasari kesurupan.
5. Dukungan Keluarga: Dukungan keluarga sangat penting dalam proses penyembuhan. Keluarga harus memberikan dukungan emosional dan membantu memastikan kepatuhan individu terhadap pengobatan dan terapi yang direkomendasikan.
6. Penanganan Penyakit Penyerta: Kadang-kadang, kesurupan dapat terjadi sebagai akibat dari penyakit fisik atau mental tertentu. Penyakit penyerta tersebut perlu ditangani dan diobati untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kesurupan.
Penanganan kesurupan menurut medis melibatkan pendekatan komprehensif yang mencakup evaluasi medis, terapi obat, dukungan psikologis, dan perawatan penyakit penyerta. Tim medis dapat membantu individu dan keluarga untuk mengatasi dan mengendalikan gejala kesurupan yang mempengaruhi kualitas hidup.