Sukses

10 Hari Terakhir Ramadhan Disebut Lailatul Qadar, Begini Gambarannya

10 hari terakhir Ramadan disebut Lailatul Qadar, umat Muslim di seluruh dunia berbondong-bondong meraih keberkahan dan ampunan Allah SWT.

Liputan6.com, Jakarta - 10 hari terakhir Ramadan sering disebut Lailatul Qadar. Di momen ini, umat Muslim di seluruh dunia berbondong-bondong meraih keberkahan dan ampunan Allah SWT. Kehadiran momen yang begitu istimewa ini menjadi titik puncak dalam ibadah umat Islam, yang dipenuhi dengan harapan dan semangat untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

Dari Masjid Naif di Dubai hingga masjid-masjid di seluruh penjuru dunia, umat Muslim mengisi malam-malam terakhir Ramadan dengan sholat, dzikir, dan doa. Ada harapan bisa mendapatkan Lailatul Qadar dan ampunan serta keberkahan dari-Nya.

Untuk mendapatkan Lailatul Qadar di 10 hari terakhir Ramadan, umat Muslim dianjurkan untuk meningkatkan amalan-amalan ibadah yang penuh keberkahan. Dalam buku "Bunga Rampai Bincang Syariah" karya Hafid (2022) dan berbagai literatur Islam, beberapa amalan yang dianjurkan adalah memperbanyak sholat sunah, mengikuti salat Isya dan Subuh berjemaah, serta membaca Al-Qur'an dengan khusyuk dan tadabbur.

Amalan-amalan tersebut diyakini dapat membuka pintu ampunan dan keberkahan dari Allah SWT, serta meningkatkan kesadaran spiritual umat Muslim dalam menjalani ibadah di 10 hari terakhir Ramadhan yang disebut Lailatul Qadar.

Selain itu, umat Muslim juga diajak untuk berzikir, beristigfar, bersedekah, dan mengajak keluarga untuk ikut menjalani ibadah dalam memperbanyak amal kebajikan di malam Lailatul Qadar. Dari hadis-hadis yang diriwayatkan oleh para sahabat, tergambar betapa pentingnya momen tersebut dalam meningkatkan keimanan dan ketakwaan umat Islam.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam penjelasannya, Rabu (3/4/2024).

2 dari 3 halaman

10 Hari Terakhir Ramadhan Disebut Lailatul Qadar

Menurut kepercayaan Islam, 10 hari terakhir Ramadan memiliki makna yang sangat istimewa karena di dalamnya terdapat malam yang disebut Lailatul Qadar. Kementerian Agama (Kemenag RI), menjelaskan Lailatul Qadar adalah malam ketika Allah pertama kali menurunkan wahyu Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril.

Malam yang juga dikenal sebagai malam kemuliaan ini dipercaya terjadi pada salah satu dari sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan.

"Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al Quran) pada malam lailatul qadar. Tahukah kamu, apakah malam qadar itu? Malam qadar adalah lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu, turunlah malaikat-malaikat dan Jibril dengan izin Tuhan mereka, (membawa segala urusan), (seluruh malam itu) sejahtera sampai terbit fajar." (QS. al-Qadar ayat 1-5)

Lailatul Qadar dipercaya terjadi pada malam ganjil di antara 10 hari terakhir Ramadan, yakni pada malam 21, 23, 25, 27, atau 29. Keistimewaan malam ini sangat besar, seperti yang telah dijelaskan oleh para ulama. Salah satunya adalah bahwa Lailatul Qadar memiliki keutamaan sebagai malam pengampunan dan malam penuh keberkahan.

Rasulullah SAW mengabarkan kepada kami tentang Lailatul Qadar, beliau bersabda: dia (Lailatul Qadar) di bulan Ramadhan di puluhan yang akhir yaitu malam 21, 23, 25, 27 atau malam 29, atau di akhir malam Ramadhan. Barang siapa mengerjakan bangun untuk beribadah pada malam itu karena iman dan mengharap ridho Allah, niscaya diampuni dosanya yang telah lalu dan yang akan datang. (HR. Ahmad)

Bahkan, dalam hadis disebutkan bahwa malam tersebut lebih baik daripada seribu bulan. Situasi malam Lailatul Qadar menjadi sangat bersejarah bagi umat Islam karena merupakan momen di mana takdir manusia dicatat.

"Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh hari yang terakhir dari bulan Ramadhan. Bila salah seorang diantara kamu merasakan lemah atau lelah, maka jangan kamu kalah dalam mencarinya pada tujuh malam terakhir (bulan Ramadhan)". (Hadits Shahih, riwayat Muslim: 1989)

Meskipun Rasulullah tidak secara pasti menyebutkan kapan Lailatul Qadar terjadi, beliau memberikan petunjuk tentang ciri-ciri malam tersebut. Salah satu ciri yang disebutkan adalah matahari terbit pada pagi harinya dengan keindahan yang istimewa, tidak bersinar kuat layaknya biasanya, seperti bulan purnama, dan tidak dihalalkan bagi setan untuk keluar bersama matahari pagi itu.

Para ulama juga mengikhtiarkan bahwa malam Lailatul Qadar terjadi pada malam yang terlihat terang-benderang, serta bagi orang yang mendapatkannya akan merasa bahwa doanya selalu dikabulkan dan memiliki dorongan untuk memperbaiki kualitas ibadahnya.

“… Dan sesungguhnya, ciri-ciri malam Lailatul Qadar adalah matahari di pagi harinya terbit dengan indah, tidak bersinar kuat, seperti bulan purnama, dan tidak pula dihalalkan bagi setan untuk keluar bersama matahari pagi itu." (HR. Ahmad)

Malam-malam pada 10 hari terakhir Ramadan menjadi momen yang sangat ditunggu-tunggu oleh umat Islam di seluruh dunia. Ketenangan dan kesucian malam tersebut menjadi waktu yang sangat berharga bagi umat Muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Keistimewaan dan keutamaan Lailatul Qadar dalam Islam mengajarkan umatnya untuk memperbanyak amal ibadah dan berdoa agar diberikan keberkahan serta pengampunan di malam yang penuh berkah tersebut.

3 dari 3 halaman

Gambaran Datangnya Malam Lailatul Qadar

Malam Lailatul Qadar dalam 10 hari terakhir Ramadhan adalah momen yang penuh dengan keistimewaan dan keberkahan bagi umat Muslim di seluruh dunia. Menurut Muhammad Adam Hussein, S.Pd, M. QHI, penulis buku "Sukses Berburu Lailatul Qadar", malam yang dipenuhi dengan cahaya keberkahan ini menampilkan suasana yang luar biasa terang-benderang di tengah malam yang biasanya gelap.

Cahaya tersebut menjadi tanda kebesaran Allah yang menerangi jalan hidup umat-Nya yang beruntung, memancarkan keberkahan dan keberadaan-Nya yang tak terbatas. "Pagi hari malam Lailatul Qadar, matahari terbit tidak menyilaukan, seperti bejana hingga meninggi" [ Hadits Riwayat Muslim 762 ]

Orang yang meraih Lailatul Qadar, seperti yang dijelaskan oleh Ustaz Ahmad Zaky dalam buku "Strategi Jitu Meraih Lailatul Qadar" karya Candra Nila Murti Dewojati, akan mengamati dengan penuh pengagungan setiap benda dan makhluk di muka bumi ini bersujud kepada Allah. Pengalaman spiritual yang luar biasa ini menggugah hati dan memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang kebesaran Sang Pencipta.

Aisyah berkata, "Saya pernah bertanya, 'Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika saya mendapati malam lailatul qadar, apa yang harus saya ucapkan pada malam tersebut?' Beliau menjawab, 'Hendaklah kamu membaca doa, 'Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu 'annii (Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan menyukai ampunan, maka ampunilah segala kesalahanku)." (HR Ahmad, Tirmidzi, Nasa'i & Ibnu Majah).

Selain itu, keberadaan malaikat pada malam Lailatul Qadar juga menjadi pengalaman yang luar biasa bagi mereka yang diberkahi oleh Allah. Merasakan kehadiran malaikat serta mendengar salam dan tutur katanya menjadi suatu kenikmatan spiritual yang tak terlupakan. Hal ini menunjukkan bahwa malam tersebut dihormati dan diberkahi oleh para malaikat sebagai pelayan Allah.

Orang yang mendapatkan Lailatul Qadar juga akan merasa bahwa segala doanya dikabulkan oleh Allah. Malam ini menjadi waktu yang sangat istimewa untuk berdoa dan memohon ampunan kepada-Nya. Selain itu, doa yang dilakukan pada malam ini juga akan dirasakan diterima oleh Allah, memberikan keberkahan dan kebahagiaan yang mendalam bagi mereka.

Dalam buku "Memantaskan Diri Menyambut Bulan Ramadhan" oleh Abu Maryam Kautsar Amru, ditegaskan bahwa Lailatul Qadar adalah malam yang sangat istimewa dan bernilai lebih baik dari 1000 bulan.

Tidak hanya itu, malam Lailatul Qadar juga membawa pengalaman mimpi yang istimewa bagi mereka yang diberkahi oleh Allah. Mimpi tentang cahaya yang bersinar di sekelilingnya menjadi tanda bahwa Allah memberikan pengalaman spiritual yang istimewa sebagai bagian dari berkah malam tersebut. Pengalaman mimpi ini menjadi suatu pengingat dan penguatan iman bagi mereka yang mengalaminya, mengingatkan mereka akan kebesaran dan kebaikan Allah SWT.