Liputan6.com, Jakarta Bahasa memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia sebagai alat komunikasi untuk berinteraksi sosial. Setiap negara memiliki bahasa resmi atau nasional yang menjadi identitas budaya mereka. Terdapat hampir 6.900 bahasa yang berbeda di dunia, 2.197 di antaranya digunakan di Asia dan 230 di Eropa. Namun, tidak semua bahasa memiliki tingkat kesulitan yang sama dalam pembelajarannya, terutama bagi penutur Bahasa Inggris.
Baca Juga
Advertisement
Mempelajari bahasa baru menjadi hal menarik karena memiliki banyak manfaat, termasuk meningkatkan peluang karir, keterampilan, dan kemampuan komunikasi saat berlibur di luar negeri. Belajar bahasa asing juga memainkan peran penting dalam memperluas cakupan pengetahuan seseorang, karena setiap bahasa mencerminkan cara pandang dan pengalaman unik dari komunitas yang menggunakannya. Namun, terdapat bahasa tersulit di dunia yang membuat belajar bahasa ketiga cukup menantang, terutama karena perbedaan penulisan hingga tata bahasanya yang rumit.
Menurut Foreign Service Institute (FSI), ada 15 bahasa tersulit di dunia untuk dipelajari oleh penutur Bahasa Inggris. Beberapa bahasa ini dianggap sulit karena tidak menggunakan huruf alfabet seperti Bahasa Inggris, sehingga memerlukan pendekatan pembelajaran yang berbeda. Menyelami tantangan belajar bahasa tersulit di dunia ini bisa menjadi pengalaman yang menarik dan menguji kemampuan seseorang dalam memahami berbagai sistem linguistik yang kompleks.
Berikut daftar bahasa tersulit di dunia yang telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, pada Munggu (7/4/2024).
1. Bahasa Mandarin
Salah satu tantangan utama dalam mempelajari Bahasa Mandarin adalah sistem penulisan karakternya yang berbeda dengan alfabet Latin. Bahasa ini menggunakan ribuan karakter yang harus dihafal, dan setiap karakter memiliki arti dan pengucapan yang unik.
Bahasa Mandarin menggunakan sistem nada atau tones, di mana setiap kata memiliki nada tertentu yang mengubah arti kata tersebut. Misalnya, kata "ma" bisa berarti "ibu", "kuda", "kasar", atau "memarahi" tergantung pada nada yang digunakan.
Selain itu, Bahasa Mandarin juga memiliki konteks budaya yang kaya dan kompleks, termasuk tata krama, tradisi tulisan karakter, dan sejarah yang mempengaruhi penggunaan bahasa sehari-hari.
2. Bahasa Polandia (Polski)
Bahasa Polandia terkenal dengan pola ejaan dan pengucapan yang rumit, terutama karena banyaknya konsonan dalam kata-kata mereka. Misalnya, kata "szczęście" yang berarti kebahagiaan memiliki kombinasi konsonan yang sulit diucapkan oleh penutur asing. Tidak hanya pengucapan yang menantang, tata bahasa Polandia juga cukup kompleks. Bahasa ini memiliki aturan ketat terkait dengan konjugasi kata kerja, pembentukan kata benda, dan penggunaan kasus dalam kalimat.
Dalam Bahasa Polandia, terdapat tujuh kasus yang berbeda (nominatif, genitif, datif, akusatif, instrumental, lokatif, dan vokatif) yang mengubah akhir kata tergantung pada fungsi gramatikalnya dalam kalimat. Misalnya, kata benda "dom" (rumah) dapat berubah menjadi "domu" dalam kasus genitif atau "domem" dalam kasus instrumental, tergantung pada konteks penggunaannya.
3. Bahasa Turki
Bahasa Turki dikenal dengan kata kerja yang panjang dan kompleks, serta konstruksi kalimat yang berbeda dari Bahasa Inggris atau bahasa Latin lainnya. Sebagai contoh, kata kerja dalam Bahasa Turki sering kali memiliki banyak imbuhan yang harus ditambahkan sesuai dengan waktu, subjek, dan bentuk kata kerja. Misalnya, kata kerja "yapmak" (melakukan) bisa berubah menjadi "yapıyorum" (saya sedang melakukan) atau "yapacaksın" (kamu akan melakukan) tergantung pada waktu dan subjeknya.
Selain itu, sebagian besar kosakata Bahasa Turki berasal dari Bahasa Arab dan Persia, sehingga pembelajar harus menghadapi tantangan tambahan dalam memahami dan mengingat kata-kata yang sering kali berbeda dari bahasa asal mereka. Bahasa Turki juga memiliki aturan tata bahasa yang unik, seperti penggunaan sufiks aglutinatif yang membuat satu kata dapat menyampaikan informasi yang biasanya memerlukan beberapa kata dalam Bahasa Inggris.
4. Bahasa Hungaria
Bahasa Hungaria termasuk dalam kelompok bahasa Finno-Ugrik, yang memiliki banyak vokal dan konsonan yang berbeda dari bahasa-bahasa Eropa lainnya. Hal ini membuat pengucapan dan pemahaman kata-kata dalam Bahasa Hungaria menjadi sulit bagi penutur asing. Bahasa Hungaria juga dikenal sebagai bahasa polisintetik, di mana sebuah kata dapat memiliki banyak imbuhan dan afiks untuk mengekspresikan makna yang kompleks. Sebagai contoh, kata kerja "szeretlek" (aku mencintaimu) terdiri dari akar kata "szeret" (mencintai) yang ditambah dengan sufiks "-lek" yang menunjukkan objek langsung orang kedua tunggal.
Selain itu, tata bahasa Hungaria memiliki 18 kasus berbeda, termasuk nominatif, akusatif, datif, dan lokatif, yang mempengaruhi akhiran kata benda tergantung pada fungsinya dalam kalimat. Misalnya, kata benda "ház" (rumah) dapat berubah menjadi "házban" (di dalam rumah) atau "háznál" (di dekat rumah) tergantung pada konteksnya. Tantangan tambahan dalam mempelajari Bahasa Hungaria adalah struktur kalimat yang sering kali berbeda dari Bahasa Inggris, dengan urutan kata yang lebih bebas namun tetap mengikuti aturan gramatikal tertentu.
Advertisement
5. Bahasa Serbia
Bahasa Serbia unik karena menggunakan dua alfabet yang berbeda, yaitu alfabet Cyrillic dan Latin. Pembelajar bahasa ini harus menguasai kedua sistem tulisan tersebut, yang menambah tingkat kesulitan dalam pembelajarannya. Misalnya, kata "добро" (dobro) yang berarti "baik" dalam alfabet Cyrillic, juga bisa ditulis sebagai "dobro" dalam alfabet Latin.
Bahasa Serbia juga menggunakan jenis kelamin dalam kata-katanya. Contohnya, kata "ученик" (učenik) berarti siswa laki-laki, sedangkan "ученица" (učenica) berarti siswa perempuan. Pemahaman mendalam tentang tata bahasa Serbia diperlukan untuk menguasai perbedaan ini, serta menguasai konjugasi kata kerja dan kasus yang digunakan dalam kalimat.
6. Bahasa Farsi (Persia)
Bahasa Farsi menggunakan aksara Arab dan ditulis dari kanan ke kiri, yang merupakan perbedaan signifikan dengan bahasa-bahasa yang menggunakan alfabet Latin. Bahasa Farsi banyak digunakan di negara-negara Timur Tengah dan Asia Tengah seperti Iran, Afganistan (dikenal sebagai Bahasa Dari), Uzbekistan, dan Tajikistan (dikenal sebagai Bahasa Tajiki), sehingga pemahaman budaya dan konteks regional menjadi penting dalam mempelajarinya.
Misalnya, kata "کتاب" (ketab) yang berarti buku, ditulis dari kanan ke kiri. Bahasa Farsi juga memiliki sistem konjugasi kata kerja yang kompleks dan penggunaan imbuhan untuk menunjukkan tenses dan aspek. Contohnya, kata kerja "رفتن" (raftan) berarti pergi, dan bisa berubah menjadi "میروم" (mi-ram) yang berarti saya pergi.
7. Bahasa Hindi
Bahasa Hindi memiliki fonetik dan vokal yang berbeda dari Bahasa Inggris, membuatnya sulit dipelajari bagi penutur asing yang tidak terbiasa dengan pengucapan dan pola vokal tersebut. Misalnya, kata "नमस्ते" (namaste) memiliki pengucapan dan intonasi yang berbeda dari kata-kata dalam Bahasa Inggris.
Selain digunakan di India, Bahasa Hindi juga banyak digunakan di negara-negara Asia Selatan seperti Nepal dan Pakistan, sehingga memahami konteks regional dan budaya sangat penting. Bahasa Hindi juga menggunakan aksara Devanagari, yang menambah tingkat kesulitan dalam membaca dan menulis. Kata "स्कूल" (school) misalnya, berarti sekolah, tetapi ditulis dengan aksara Devanagari.
8. Bahasa Thailand
Bahasa Thailand menggunakan huruf yang berbeda dari Bahasa Latin dan memiliki lima nada yang memengaruhi makna kata-kata. Ini menambah tingkat kesulitan dalam mempelajarinya, terutama dalam pengucapan yang tepat. Misalnya, kata "มา" (maa) bisa berarti datang atau kuda tergantung pada nadanya. Struktur bahasa Thailand yang kompleks, dengan jumlah konsonan, vokal, dan diftong yang cukup banyak, membuatnya menjadi salah satu bahasa paling sulit di dunia.
Bahasa Thailand juga menggunakan sistem penulisan abugida, di mana vokal diubah atau ditambahkan pada konsonan utama, sehingga satu kata dapat memiliki berbagai bentuk penulisan. Contohnya, kata "โรงเรียน" (rong rian) yang berarti sekolah memiliki beberapa konsonan dan vokal yang digabungkan menjadi satu kata kompleks.
9. Bahasa Arab
Bahasa Arab memiliki 28 huruf yang harus dipelajari, yang berbeda secara signifikan dari alfabet Latin. Selain itu, terdapat variasi regional yang besar dalam pengucapan dan kosakata, seperti dialek Mesir, Levantine, dan Gulf. Misalnya, kata "كتاب" (kitab) berarti buku, tetapi pengucapannya dapat berbeda-beda tergantung pada daerah. Sistem tata bahasa Arab sangat kompleks, termasuk konjugasi kata kerja yang rumit dan pembentukan kata benda.
Bahasa Arab juga menggunakan bentuk kata yang berbeda untuk laki-laki dan perempuan serta singular, dual, dan plural. Sebagai contoh, kata kerja "ذهب" (dhahaba) berarti "dia pergi" untuk laki-laki, sementara "ذهبت" (dhahabat) digunakan untuk perempuan. Selain itu, terdapat perbedaan dalam penggunaan kosakata dalam berbagai situasi formal dan informal, yang menambah tingkat kesulitan bagi pembelajar.
10. Bahasa Rusia
Bahasa Rusia menggunakan alfabet Cyrillic, yang memerlukan waktu dan dedikasi ekstra untuk mempelajarinya. Contohnya, huruf "я" (ya) mewakili bunyi "ya" dalam Bahasa Inggris. Bahasa Rusia memiliki pola kata konsonan dan ejaan yang berbeda dari bahasa-bahasa Barat, sehingga membuatnya sulit dipahami bagi penutur asing. Misalnya, kata "здравствуйте" (zdravstvuyte) berarti "halo" tetapi memiliki pengucapan yang rumit.
Tata bahasa Rusia juga termasuk penggunaan kasus (nominatif, genitif, datif, akusatif, instrumental, dan preposisional) yang mengubah akhiran kata tergantung pada fungsinya dalam kalimat. Kata benda "дом" (dom) berarti rumah, tetapi bisa berubah menjadi "дома" (doma) dalam kasus genitif. Pengucapan dan ejaan yang berbeda ini memerlukan latihan yang konsisten untuk menguasainya.
11. Bahasa Denmar
kBahasa Denmark, meskipun memiliki tata bahasa yang relatif sederhana dan mirip dengan Bahasa Inggris, pengucapan kata-katanya sangat sulit untuk dipelajari. Banyak bunyi dalam Bahasa Denmark yang tidak ada dalam Bahasa Inggris, membuat latihan berbicara menjadi sangat penting. Misalnya, kata "rødgrød" (sejenis puding) memiliki pengucapan yang sangat sulit dengan bunyi vokal yang tidak biasa.
Selain itu, Bahasa Denmark memiliki banyak homonim, di mana kata-kata yang terdengar sama memiliki arti yang berbeda, yang dapat membingungkan bagi pembelajar. Karena itu, pembelajar membutuhkan waktu untuk berlatih berbicara Bahasa Denmark dengan lancar dan mengatasi kesulitan dalam pengucapan kata-kata tersebut.
12. Bahasa Bulgaria
Bahasa Bulgaria, yang menggunakan alfabet Cyrillic seperti Bahasa Rusia, memiliki vokal dan konsonan yang sulit untuk dipelajari bagi penutur asing. Pengucapan dan kosakata Bahasa Bulgaria berbeda dengan Bahasa Inggris, dan ini menyebabkan kesulitan dalam pengucapan dan pemahaman kata-kata. Misalnya, kata "благодаря" (blagodarya) yang berarti "terima kasih" memiliki pengucapan yang tidak biasa bagi penutur Inggris.
Bahasa Bulgaria juga memiliki tata bahasa yang kompleks, termasuk penggunaan artikel tertentu yang melekat pada akhir kata benda. Misalnya, kata "човек" (chovek) berarti "orang," dan "човекът" (chovekat) berarti "orang tersebut." Untuk menguasai Bahasa Bulgaria, pembelajar memerlukan latihan intensif dan dedikasi untuk memahami nuansa pengucapan dan struktur gramatikalnya yang unik.
Advertisement
13. Bahasa Albania
Bahasa Albania memiliki tata bahasa dan kosakata yang kaya, dengan banyak pengaruh dari Bahasa Yunani dan Latin. Hal ini menambah tingkat kesulitan dalam mempelajarinya, terutama bagi penutur bahasa lain yang tidak terbiasa dengan struktur gramatikal yang kompleks. Misalnya, kata "libër" berarti "buku," tetapi ketika menggunakan artikel tertentu menjadi "libri," yang berarti "buku tersebut."
Selain itu, penggunaan jenis kelamin pada kata benda dalam Bahasa Albania, seperti "djalë" untuk "anak laki-laki" dan "vajzë" untuk "anak perempuan," menambah aspek kesulitan bagi pembelajar yang harus memahami perbedaan ini. Bahasa Albania juga memiliki banyak bentuk jamak yang tidak teratur, yang memerlukan memori dan latihan tambahan untuk dikuasai.
14. Bahasa Yunani
Bahasa Yunani modern, meskipun berbeda dengan Yunani Kuno, tetap mempertahankan banyak elemen kompleks yang menambah tingkat kesulitan dalam pembelajarannya. Misalnya, kata "φίλος" (filos) berarti "teman" dalam Yunani Modern, tetapi dalam Yunani Kuno bisa memiliki konotasi yang berbeda. Bahasa Yunani modern juga dipengaruhi oleh Bahasa Spanyol, Perancis, dan Latin, menambah keragaman kosakata yang harus dipahami oleh pembelajar.
Selain itu, sebagai salah satu bahasa tertua di Eropa, Bahasa Yunani memiliki sejarah yang kaya dan kosakata yang kompleks. Contoh lainnya adalah kata "αγάπη" (agapi) yang berarti "cinta" dan sering digunakan dalam konteks religius dan sehari-hari, menunjukkan bagaimana konteks historis mempengaruhi penggunaan bahasa ini. Pembelajar dituntut untuk memahami tidak hanya tata bahasa modern tetapi juga konteks historis untuk benar-benar menguasai Bahasa Yunani.
15. Bahasa Vietnam
Bahasa Vietnam memiliki sistem vokal yang kompleks di mana perubahan kecil dalam pengucapan dapat mengubah arti kata. Misalnya, kata "ma" dapat berarti "hantu," "ibumu," "kuda," "tanaman padi," atau "mencaci" tergantung pada nada yang digunakan. Bahasa Vietnam termasuk dalam rumpun Bahasa Vietnamese Austroasiatik, yang memiliki ciri khas tersendiri dalam struktur dan kosakatanya.
Selain itu, Bahasa Vietnam menggunakan banyak nada (tone) yang mempengaruhi makna kata, yang berbeda dari bahasa-bahasa non-tonal seperti Bahasa Inggris. Struktur bahasa yang unik ini memerlukan ketelitian dan latihan yang terus-menerus dalam pengucapan. Contohnya, kata "mắt" yang berarti "mata" dan "mát" yang berarti "sejuk" memiliki pengucapan yang mirip tetapi berbeda dalam nada, sehingga memerlukan pemahaman mendalam untuk menguasai perbedaannya.