Sukses

Pelajaran Psikologi Mempelajari Perilaku dan Proses Mental Manusia, Calon Mahasiswa Wajib Simak

Pelajaran psikologi memberikan pendidikan dan pelatihan kepada mahasiswanya dalam berbagai keterampilan seperti interview, observasi, analisis data, serta penerapan teknik-teknik konseling.

Liputan6.com, Jakarta Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari perilaku dan proses mental manusia. Pelajaran psikologi merupakan salah satu pilihan menarik, bagi mereka yang tertarik untuk memahami lebih dalam tentang pikiran dan tingkah laku manusia. Dalam jurusan ini, mahasiswa akan mempelajari berbagai konsep dan teori yang berkaitan dengan psikologi, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Pelajaran psikologi memiliki materi ajar yang sangat beragam, di mana mahasiswa akan mempelajari dasar-dasar psikologi seperti perkembangan manusia, proses kognitif, emosi, motivasi dan kepribadian. Selain itu, mereka juga akan mempelajari bagaimana mengukur dan menganalisis data psikologis, menggunakan metode-metode penelitian yang valid dan reliabel. 

Prospek kerja bagi lulusan jurusan psikologi sangat luas. Mereka dapat bekerja di berbagai bidang seperti pendidikan, kesehatan, sumber daya manusia dan psikologi klinis. Di bidang pendidikan, lulusan psikologi dapat menjadi konselor pendidikan atau pengajar. Di bidang kesehatan, mereka dapat bekerja sebagai psikolog klinis yang membantu individu yang mengalami masalah mental atau emosional.

Sedangkan di bidang sumber daya manusia, mereka dapat bekerja sebagai rekruiter atau pengembang sumber daya manusia dengan memanfaatkan pengetahuan tentang psikologi dalam proses seleksi, penempatan, hingga pengembangan karyawan. Berikut ini informasi pelajaran psikologi yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (16/4/2024).

 

2 dari 4 halaman

Awal dari Psikologi

Pelajaran psikologi adalah sebuah ilmu yang mempelajari tentang perilaku dan proses mental manusia. Sebagai ilmu yang cukup kompleks, psikologi memiliki sejarah yang panjang dan bermula dari zaman kuno. Pada zaman kuno, beberapa filsuf seperti Plato dan Aristoteles mulai mengembangkan pemikiran tentang psikologi. Mereka menyadari adanya hubungan antara pikiran, emosi dan perilaku manusia. Namun, pemahaman mereka masih bersifat spekulatif dan belum didasarkan pada metode ilmiah yang meyakinkan.

Perkembangan psikologi sebagai ilmu modern dimulai pada abad ke-19. Wilhelm Wundt, seorang psikolog Jerman, dianggap sebagai salah satu pendiri psikologi modern. Ia mengembangkan laboratorium psikologi pertama di dunia pada tahun 1879. Wundt fokus pada studi tentang k esadaran manusia dan menggunakan metode observasi serta eksperimen. Selain Wundt, beberapa tokoh penting lainnya dalam perkembangan awal psikologi adalah Sigmund Freud, Ivan Pavlov dan John B. Watson. Freud memperkenalkan konsep psikoanalisis yang mencakup pemahaman tentang kesadaran bawah sadar. Pavlov meneliti tentang teori pembelajaran kondisioning, sementara Watson mempopulerkan pendekatan behaviorisme yang menekankan pentingnya perilaku terhadap proses mental.

Psikologi hari ini adalah bidang studi yang semakin populer di Indonesia. Ilmu ini mempelajari perilaku dan proses mental manusia, serta pengaruhnya terhadap kehidupan sehari-hari. Dalam psikologi, terdapat berbagai sub-bidang seperti psikologi perkembangan, psikologi klinis dan psikologi sosial, yang masing-masing memiliki fokus yang berbeda.

Dalam era digital dan teknologi yang sedang berkembang pesat, psikologi juga mengalami perkembangan yang signifikan dalam hal penerapan, serta penggunaan teknologi dalam penelitian dan praktiknya. Terdapat banyak aplikasi dan perangkat lunak yang dikembangkan untuk membantu mengukur dan mengelola aspek-aspek psikologis, seperti aplikasi kesehatan mental, program terapi online, dan alat pemantauan kesehatan mental. Selain itu, psikologi juga semakin diterapkan dalam berbagai bidang lain, seperti di dunia bisnis, pendidikan, dan pemerintahan. Psikologi dapat membantu memahami perilaku konsumen, meningkatkan motivasi belajar siswa, serta mengevaluasi dan merancang kebijakan publik yang lebih efektif.

 

3 dari 4 halaman

Cabang-Cabang Psikologi

1. Psikologi Klinis

Psikologi klinis adalah salah satu cabang ilmu psikologi yang terfokus pada pemahaman perilaku dan proses mental manusia. Ilmu ini bertujuan untuk memahami, menganalisis, dan mengatasi berbagai gangguan mental dan emosional yang dialami oleh individu. Dalam bidang psikologi klinis, para profesional menggunakan berbagai teknik dan metode untuk membantu individu yang mengalami masalah psikologis. Psikolog klinis akan melakukan evaluasi dan diagnosis untuk memahami kondisi kesehatan mental klien. Selanjutnya, mereka akan merancang dan melaksanakan strategi intervensi yang sesuai, untuk membantu individu mencapai perubahan positif dan mengatasi masalah yang dihadapi.

Salah satu aspek penting dari psikologi klinis adalah terapi kognitif perilaku (CBT), yang bertujuan untuk membantu individu mengidentifikasi pola pikir negatif dan menggantinya dengan pemikiran yang lebih positif. Terapi ini membantu individu memahami hubungan antara pikiran, perasaan dan perilaku mereka, serta memberikan strategi dalam menghadapi situasi yang sulit. Selain itu, psikologi klinis juga melibatkan penanganan trauma, kecanduan, gangguan mood dan masalah pencapaian pribadi. Konselor atau terapis dapat membantu individu mengatasi pengalaman traumatis, mengelola stres, mengembangkan kepercayaan diri, dan membangun hubungan yang sehat.

2. Psikologi kognitif

Psikologi kognitif merupakan cabang ilmu psikologi yang memfokuskan pada pemahaman terhadap proses mental yang melibatkan persepsi, pemikiran, memori dan pengambilan keputusan dalam mengolah informasi. Dalam psikologi kognitif, proses mental dianggap sebagai kunci utama, dalam menjelaskan perilaku individu. Para ahli kognitif memperhatikan bagaimana otak manusia memproses informasi dan bagaimana informasi tersebut dipahami, direpresentasikan, serta digunakan dalam pengambilan keputusan. Psikologi kognitif telah memberikan kontribusi penting dalam memahami bagaimana manusia belajar, memecahkan masalah, berkomunikasi dan mengingat informasi. Dalam pemahaman ini, terdapat istilah kognisi yang merujuk kepada semua proses mental yang melibatkan pemrosesan informasi.

Tujuan dari psikologi kognitif adalah untuk menggali dan memahami bagaimana manusia berpikir, dan bagaimana proses mental tersebut berpengaruh terhadap perilaku dan keputusan mereka. Melalui pemahaman ini, kita dapat mengidentifikasi pola pikir yang efektif dan mengoptimalkan proses pembelajaran serta pengambilan keputusan. Dalam kehidupan sehari-hari, pengetahuan tentang psikologi kognitif dapat diterapkan dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, bisnis, dan kesehatan mental. Dengan memahami bagaimana manusia memproses informasi dan meresponsnya, kita dapat merancang strategi dan metode yang lebih efektif dalam mengajar, berbisnis, serta membantu individu dalam memecahkan masalah dan mengelola emosi.

3. Psikologi perkembangan

Psikologi perkembangan adalah salah satu cabang ilmu psikologi, yang mempelajari perubahan perilaku dan proses mental manusia sepanjang rentang usia dari anak-anak, remaja, hingga dewasa. Ilmu ini mencakup berbagai aspek, mulai dari perkembangan fisik, perkembangan kognitif, hingga perkembangan sosial dan emosional individu. Perkembangan fisik melibatkan perubahan fisik yang terjadi pada individu sepanjang rentang usia. Misalnya, dari tahap bayi yang tidak bisa berjalan hingga menjadi anak-anak balita yang mampu berjalan dan berlari dengan lancar. Perkembangan fisik juga melibatkan perubahan pada organ tubuh, seperti pertumbuhan tinggi badan, perubahan suara, juga perkembangan sistem reproduksi.

Perkembangan kognitif berkaitan dengan perubahan dalam pemikiran dan proses berpikir individu. Psikologi perkembangan mempelajari bagaimana individu memperoleh pengetahuan, memproses informasi, dan memecahkan masalah seiring bertambahnya usia. Proses perkembangan kognitif ini dipengaruhi oleh faktor genetik dan pengalaman belajar dari lingkungan sekitar. Perkembangan sosial dan emosional melibatkan interaksi individu dengan orang lain, serta pengembangan keterampilan sosial dan regulasi emosi. Psikologi perkembangan mempelajari bagaimana individu membentuk hubungan, memahami peran sosial, serta mengatasi berbagai konflik dan tantangan dalam interaksi sosial.

4. Psikologi evolusioner

Psikologi evolusioner merupakan cabang ilmu psikologi yang mempelajari hubungan antara perilaku manusia, dengan proses evolusi biologis yang dialami oleh spesies manusia. Bidang ini memiliki dasar teoritis yang kuat, yaitu teori evolusi yang dikemukakan oleh Charles Darwin. Dalam konteks psikologi evolusioner, perilaku manusia dipahami sebagai hasil dari adaptasi dan seleksi alam yang terjadi selama ribuan tahun. Misalnya, sikap serta kecenderungan manusia terhadap perilaku kawin serta hubungan sosial yang rumit dapat dijelaskan melalui proses evolusi.

Melalui pendekatan psikologi evolusioner, para ahli psikologi dapat menjelaskan fenomena seperti polikogami, poliandri, persaingan antar-individu dalam pemilihan pasangan, perawakan atraktif, kecenderungan manusia dalam mencari pasangan yang menghasilkan keturunan yang sehat, dan masih banyak lagi. Selain itu, psikologi evolusioner juga menjelaskan mengapa manusia memiliki kemampuan dalam memproses informasi, mengenali wajah, memiliki emosi, serta merasakan cinta dan kasih sayang. Semua hal ini dipahami sebagai hasil dalam proses evolusi dan seleksi alam yang menguntungkan dalam kelangsungan hidup manusia.

4 dari 4 halaman

5. Psikologi forensik

Psikologi forensik adalah cabang psikologi yang menggabungkan prinsip-prinsip dan pengetahuan psikologi, dengan hukum dan sistem peradilan. Ilmu ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam, tentang perilaku manusia dalam konteks peradilan. Pelajaran ini penting dalam mendukung proses hukum, memecahkan kejahatan, serta membantu pemahaman dan analisis terhadap faktor-faktor psikologis yang mungkin mempengaruhi tindakan kriminal. Dalam pelajaran psikologi forensik, kita akan mempelajari prinsip-prinsip dasar psikologi serta bagaimana menerapkannya dalam konteks hukum. Diantaranya, mengenali tanda-tanda kepribadian seseorang, penilaian resiko kekerasan, wawancara psikologis yang efektif, dan evaluasi kesehatan mental. Pelajaran ini juga mencakup analisis perilaku yang terkait dengan kejahatan, seperti motif dan faktor pemicu.

Dalam dunia hukum, psikologi forensik digunakan dalam berbagai kasus, seperti penilaian kompetensi hukum, pemilihan juri, penilaian kebohongan, dan pembentukan profil kriminal. Keahlian psikologi forensik juga banyak dibutuhkan dalam penegakan hukum, terutama dalam investigasi kejahatan, analisis penyimpangan perilaku, dan rehabilitasi narapidana. Pelajaran psikologi forensik memberikan wawasan yang luas tentang hubungan antara psikologi dan sistem peradilan. Dengan pemahaman yang mendalam tentang perilaku manusia, pelajaran ini dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam memperkuat keadilan dan memastikan proses hukum yang adil.

6. Psikologi kesehatan

Psikologi kesehatan adalah cabang ilmu psikologi yang mempelajari bagaimana faktor-faktor psikologis, sosial dan emosional berperan dalam kesehatan dan penyakit. Tujuannya adalah untuk memahami hubungan antara pikiran, perasaan dan perilaku dengan kondisi fisik seseorang. Pelajaran psikologi kesehatan diperlukan untuk meningkatkan pemahaman kita, tentang bagaimana pikiran dan emosi kita dapat memengaruhi kesehatan kita secara keseluruhan. Melalui pembelajaran psikologi kesehatan, kita dapat belajar cara mengelola stres, meningkatkan kualitas tidur, meningkatkan pola makan yang sehat, dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

Dalam pelajaran psikologi kesehatan, kita juga akan mempelajari tentang faktor-faktor yang memengaruhi perilaku kesehatan, seperti motivasi, pengetahuan, sikap dan lingkungan sosial. Kita akan belajar bagaimana menerapkan pengetahuan ini dalam kehidupan sehari-hari, untuk menjaga kesehatan kita dan mencegah penyakit. Pelajaran psikologi kesehatan juga memperkenalkan kita pada konsep-konsep seperti dukungan sosial, resilience dan manajemen emosi di mana akan membantu menghadapi tantangan, dalam menjaga kesehatan fisik dan mental kita.

7. Neuropsikologi

Neuropsikologi merupakan cabang ilmu psikologi yang menelaah hubungan antara otak dan perilaku manusia. Disiplin ini menjelaskan bagaimana proses mental terjadi di dalam otak, dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi perilaku dan fungsi kognitif manusia. Dalam bidang neuropsikologi, terdapat berbagai studi yang berfokus pada fungsi kognitif seperti memori, perhatian, bahasa, pemecahan masalah, dan kecerdasan. Studi-studi tersebut menggunakan metode ilmiah untuk mengamati dan memahami aktivitas otak serta mempelajari gangguan-gangguan kognitif yang terjadi akibat kerusakan pada otak.

Melalui menggunakan teknik-teknik pencitraan otak seperti fMRI (functional magnetic resonance imaging) dan EEG (electroencephalography), neuropsikologi juga dapat mempelajari hubungan antara struktur otak dengan proses mental yang terlibat. Dengan begitu, ilmu ini dapat memberikan pemahaman lebih dalam tentang berbagai gangguan neurologis seperti penyakit Alzheimer, stroke, atau trauma otak. Dalam praktiknya, neuropsikologi sering digunakan dalam bidang klinis, pendidikan, dan riset psikologi. Hasil dari studi-studi ini dapat digunakan untuk merancang intervensi dan rehabilitasi bagi individu yang mengalami gangguan kognitif atau masalah perkembangan, serta memberikan wawasan baru tentang bagaimana otak manusia bekerja.

8. Psikologi pekerjaan

Psikologi pekerjaan adalah salah satu bidang dalam psikologi yang mempelajari perilaku manusia di tempat kerja. Ilmu ini melibatkan pemahaman tentang bagaimana individu berperilaku, berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan kerja mereka. Psikologi pekerjaan sangat penting dalam memahami motivasi, kepuasan kerja dan produktivitas karyawan. Dalam psikologi pekerjaan, terdapat berbagai topik yang dibahas, seperti seleksi karyawan, penilaian kinerja, pelatihan dan pengembangan, keseimbangan kerja-hidup hingga manajemen stres. Tujuan utama dari psikologi pekerjaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan kepuasan karyawan, sekaligus juga meningkatkan efektivitas organisasi. Psikologi pekerjaan melakukan penelitian untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan individu dalam pekerjaannya, sehingga dapat memberikan rekomendasi dan solusi yang dapat meningkatkan kinerja karyawan. Dalam konteks ini, psikologi pekerjaan juga melibatkan aspek-aspek seperti kepemimpinan, komunikasi, serta dinamika kelompok.

9. Psikologi sosial

Psikologi sosial adalah salah satu cabang ilmu psikologi yang mempelajari interaksi dan perilaku manusia dalam konteks sosial. Dalam ilmu ini, penelitian dilakukan untuk memahami bagaimana individu mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang lain dan lingkungan sosialnya. Salah satu aspek penting dalam psikologi sosial adalah pemahaman mengenai faktor-faktor yang memengaruhi perilaku sosial manusia. Misalnya, bagaimana orang-orang bersikap dan bertindak dalam kelompok, pengaruh norma sosial terhadap penyesuaian diri, serta pengaruh lingkungan terhadap keputusan dan tindakan individu. Psikologi sosial juga menjelajahi bagaimana persepsi dan sikap individu terbentuk. Misalnya, bagaimana stereotipe dan prasangka terbentuk dalam interaksi sosial, serta bagaimana persepsi diri dan orang lain dapat mempengaruhi hubungan sosial.

Selain itu, psikologi sosial juga mencakup studi mengenai konformitas dan otoritas. Misalnya, bagaimana individu mencoba untuk menyesuaikan diri dengan keinginan mayoritas dalam kelompok, serta bagaimana kekuasaan dan otoritas mempengaruhi tindakan individu. Psikologi sosial memiliki beragam penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu ini dapat digunakan untuk memahami dan memecahkan berbagai permasalahan sosial, seperti konflik antar kelompok, ketidakadilan sosial dan pengaruh media terhadap perilaku manusia.