Sukses

Apa Itu Sepsis? Peradangan Ekstrem Akibat Infeksi yang Bisa Sebabkan Kematian

Sepsis adalah suatu kondisi yang terjadi karena reaksi berlebihan dan tidak terkendali dari sistem imun tubuh, terhadap infeksi yang dapat menyebabkan gangguan pada organ dan jaringan tubuh.

Liputan6.com, Jakarta Apa itu sepsis? Sepsis merupakan keadaan darurat medis yang serius dan bisa meningkatkan risiko kematian. Dalam kondisi sepsis, tubuh merespons infeksi dengan cara yang berlebihan, sehingga justru membahayakan diri sendiri. Infeksi biasanya terjadi saat bakteri atau virus masuk ke dalam tubuh melalui luka, pembuluh darah, atau organ tertentu.

Apa itu sepsis? Peradangan ekstrem akibat infeksi ini memiliki gejala yang cukup beragam mulai dari demam tinggi, denyut nadi cepat, pengelihatan pucat atau kebiruan, kesadaran menurun, hingga sulit bernapas. Sepsis harus segera ditangani secara serius, karena dapat berkembang menjadi sepsis berat yang dapat menyebabkan kegagalan organ dan syok septik.

Terdapat beberapa penyebab sepsis, di antaranya adalah infeksi bakteri, virus, jamur, atau parasit. Apa itu sepsis? Sepsis lebih sering terjadi pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti bayi, anak-anak, orang tua, atau orang dengan penyakit kronis. Faktor risiko lainnya termasuk luka bakar parah, pembedahan, atau rawat inap di unit perawatan intensif.

Pengobatan sepsis melibatkan administrasi antibiotik untuk melawan infeksi, cairan intravena untuk menjaga kestabilan tekanan darah, bahkan jika diperlukan maka dukungan pernapasan atau rangkaian terapi lainnya. Pada kasus sepsis berat, rawat inap di unit perawatan intensif mungkin diperlukan, untuk pemantauan dan perawatan lebih lanjut.

Berikut ini gejala dan penyebab sepsis yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (18/4/2024). 

2 dari 4 halaman

Mengenal Penyakit Sepsis

Apa itu sepsis? Sepsis merupakan kondisi yang timbul, akibat reaksi yang berlebihan dari sistem imun tubuh terhadap suatu infeksi. Ini bukan sekadar peradangan biasa, sepsis menghasilkan respons yang ekstrem yang menimbulkan peradangan parah di seluruh tubuh. Akibatnya, kerusakan jaringan dan organ dapat terjadi. Reaksi berantai dari sepsis dapat mengakibatkan penggumpalan darah di dalam pembuluh darah, yang pada gilirannya menghambat aliran darah ke berbagai organ dan jaringan tubuh.

Dalam kasus sepsis, sistem imun tubuh memerangi infeksi dengan melepaskan zat kimia ke dalam pembuluh darah. Sepsis bisa terjadi sebagai konsekuensi dari septikemia, yang merupakan kondisi ketika infeksi bakteri menyebar ke dalam aliran darah. Infeksi seperti infeksi saluran kemih, luka operasi, pneumonia, meningitis bahkan COVID-19 dapat menjadi pemicu sepsis. Peradangan yang terjadi akibat sepsis berpotensi menyebabkan penyumbatan dan kebocoran pada pembuluh darah. Ini bisa mengakibatkan kerusakan pada berbagai organ dan bahkan kegagalan organ tubuh. Ketika sepsis berkembang menjadi syok septik, tekanan darah turun drastis dan kematian dapat terjadi.

Orang dewasa yang lebih tua, individu dengan sistem imun yang lemah, ibu hamil dan bayi di bawah 1 tahun berisiko lebih tinggi terkena sepsis. Namun, sepsis juga dapat memengaruhi individu dari segala usia. Meskipun sepsis biasanya terjadi selama sakit, baik di rumah sakit maupun di luar, tidak semua kasus penyakit infeksi mengarah pada sepsis. Penting untuk mengidentifikasi faktor risiko yang dapat memicu respons berlebihan dari sistem imun, terhadap infeksi untuk mencegah terjadinya sepsis.

3 dari 4 halaman

Gejala Sepsis

Gejala penyakit sepsis biasanya muncul setelah bagian tubuh mengalami infeksi ataupun luka. Gejala yang diidap dapat berupa:

  1. Laju pernapasan lebih dari 20 kali per menit.
  2. Suhu tubuh di atas 38.3 derajat celcius atau bahkan dibawah 36 derajat celsius.
  3. Detak jantung lebih dari 90 kali per menit.

Sementara sepsis pada balita harus diwaspadai jika menimbulkan indikasi:

  1. Tidak ada napsu makan
  2. Muntah disertai darah
  3. Tidak buang air selama 12 jam
  4. Uring-uringan

Apabila sepsis tidak segera ditangani, maka akan bertambah parah, sehingga dapat menimbulkan kegagalan fungsi organ tubuh, seperti:

  1. Nyeri otot yang parah
  2. Sakit perut
  3. Pingsan
  4. Tekanan darah yang menurun secara drastis
  5. Kulit menjadi dingin dan pucat
  6. Penurunan jumlah produksi urine dan frekuensi buang air kecil

Penyebab dan Faktor Risiko Sepsis

Dalam tubuh manusia, terdapat sebuah sistem yang luar biasa yang dikenal sebagai sistem kekebalan tubuh atau sistem imun. Fungsinya adalah melindungi tubuh dari invasi patogen seperti bakteri, jamur, atau virus yang dapat menyebabkan penyakit. Ketika tubuh mengalami infeksi, sistem imun akan aktif dan merespons dengan melepaskan berbagai protein dan senyawa kimia untuk melawan agen penyebab infeksi tersebut. Namun, terkadang respons sistem imun dapat menjadi tidak terkendali. Hal ini bisa terjadi ketika sistem imun merespon terlalu kuat atau bahkan menyerang jaringan tubuh sendiri.

Akibatnya, peradangan yang luas dapat terjadi pada organ tubuh, membentuk dasar terjadinya sepsis. Infeksi adalah pemicu utama dari sepsis dan infeksi yang paling umum menyebabkan sepsis biasanya menyerang organ-organ vital seperti paru-paru, kulit, saluran kemih dan saluran pencernaan.

Faktor risiko utama untuk mengembangkan sepsis adalah adanya infeksi. Infeksi apa pun, termasuk infeksi bakteri, jamur, virus seperti COVID-19 dan influenza, atau bahkan infeksi parasit, dapat meningkatkan risiko seseorang terkena sepsis. Oleh karena itu, orang-orang yang memiliki risiko lebih tinggi untuk tertular infeksi juga memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami sepsis.

Beberapa kelompok yang berisiko lebih tinggi terkena sepsis karena rentan terhadap infeksi antara lain:

  1. Orang dewasa yang berusia 65 tahun ke atas, karena sistem kekebalan tubuh mereka mungkin tidak sekuat dulu.
  2. Bayi yang berusia di bawah satu tahun, karena sistem kekebalan tubuh mereka masih sedang berkembang.
  3. Orang dengan penyakit kronis seperti diabetes, kanker, penyakit ginjal, dan penyakit paru-paru, karena kondisi ini dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh.
  4. Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah atau terganggu, misalnya mereka yang sedang menjalani terapi imunosupresif.
  5. Orang yang mengalami kekurangan gizi, karena kekurangan nutrisi dapat mengganggu fungsi sistem kekebalan tubuh.

 

4 dari 4 halaman

Cara Mencegah Sepsis

1. Vaksinasi

Vaksinasi adalah suatu metode pencegahan penyakit, dengan memberikan vaksin kepada seseorang. Vaksin adalah zat yang berisi mikroorganisme yang dilemahkan atau mati, serta komponen yang dapat merangsang sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan perlindungan terhadap penyakit tertentu. Vaksinasi memiliki peran penting dalam mencegah terjadinya sepsis. Sepsis adalah kondisi medis yang serius dan dapat mengancam jiwa, yang terjadi ketika tubuh bereaksi terlalu berlebihan terhadap infeksi. Infeksi yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan peradangan yang merusak jaringan tubuh, mengakibatkan kerusakan organ, dan merambat ke seluruh tubuh. Sepsis dapat menyebabkan kegagalan organ, syok septik, atau bahkan kematian jika tidak segera diobati.

Dengan vaksinasi, seseorang dapat mengembangkan kekebalan tubuh terhadap penyakit yang dapat menyebabkan sepsis, seperti infeksi bakteri yang sering menyebabkan pneumonia, meningitis, infeksi saluran kemih, atau infeksi pada kulit. Vaksinasi membantu tubuh untuk mengenali dan melawan patogen penyebab infeksi dengan lebih efektif, sehingga meminimalkan risiko sepsis. Untuk mendapatkan manfaat maksimal dari vaksinasi, sebaiknya mengikuti jadwal vaksinasi yang telah ditentukan dan dianjurkan oleh pemerintah atau tenaga medis. Selain itu, tetap menjaga gaya hidup sehat seperti rajin mencuci tangan, menjaga kebersihan lingkungan, dan menerapkan pola makan yang seimbang juga penting dalam menjaga kekebalan tubuh dan mencegah infeksi yang dapat menyebabkan sepsis.

2. Merawat Luka

Merawat luka dengan baik sangatlah penting untuk mencegah sepsis, sebuah keadaan darurat medis yang dapat mengancam jiwa. Sepsis terjadi ketika tubuh bereaksi secara berlebihan terhadap infeksi, menyebabkan peradangan yang merusak organ-organ dalam. Salah satu langkah terpenting dalam merawat luka adalah menjaganya tetap bersih dan kering. Cuci tangan dengan sabun antiseptik sebelum menyentuh luka untuk mencegah penyebaran infeksi. Bersihkan luka dengan air hangat dan sabun ringan, lalu keringkan dengan lembut menggunakan kain bersih yang steril.

Setelah membersihkan luka, gunakan antiseptik atau cairan pembersih luka untuk membantu membunuh kuman-kuman. Jika luka cukup dalam atau terinfeksi, berkonsultasilah dengan tenaga medis untuk mendapatkan perawatan yang lebih lanjut. Selain itu, penting juga untuk menjaga luka tetap tertutup dan dilindungi. Gunakan perban steril atau kain kasa yang bersih dan ganti secara teratur sesuai dengan petunjuk untuk mencegah masuknya kuman ke dalam luka. Hindari juga memegang luka dengan tangan yang tidak bersih. Selalu perhatikan tanda-tanda infeksi seperti kemerahan, pembengkakan, nyeri yang meningkat, atau keluarnya cairan berbau dari luka. Jika mengalami salah satu tanda-tanda ini atau gejala lain yang mencurigakan, segeralah mencari bantuan medis. 

3. Mengobati Infeksi

Mengobati infeksi adalah langkah penting untuk mencegah terjadinya sepsis. Infeksi merupakan penyebab utama terjadinya sepsis, sehingga menangani infeksi dengan cepat dan tepat sangatlah penting. Langkah pertama dalam mengobati infeksi adalah dengan memberikan antibiotik. Antibiotik digunakan untuk melawan bakteri yang menginfeksi tubuh. Pemilihan antibiotik harus dilakukan dengan hati-hati sesuai dengan jenis dan tingkat keparahan infeksi yang sedang dialami pasien.

Selain itu, prosedur pembedahan mungkin juga diperlukan dalam beberapa kasus. Pembedahan ini bertujuan untuk mengangkat atau membersihkan jaringan yang terinfeksi guna menghentikan penyebaran infeksi ke bagian tubuh lainnya. Jika infeksi sudah mulai menyebar dan mengancam kehidupan pasien, maka perawatan intensif di unit perawatan intensif (ICU) mungkin diperlukan. Di unit ini, pasien akan mendapatkan perawatan yang intensif seperti pemberian oksigen, cairan infus, dan pengobatan lainnya sesuai dengan kebutuhan. Pencegahan infeksi juga merupakan langkah penting dalam mengobati infeksi. Mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air mengalir, menjaga kebersihan lingkungan, serta menghindari kontak dengan orang yang sedang sakit adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi.

4. Menjaga Kebersihan Diri

Menjaga kebersihan diri merupakan langkah yang penting dalam mencegah infeksi dan keadaan darurat medis seperti sepsis. Sepsis adalah respons tubuh yang berlebihan terhadap infeksi yang dapat mengancam jiwa. Kebersihan diri yang baik dapat membantu mengurangi risiko terjadinya infeksi dan pada akhirnya sepsis. Ada beberapa langkah sederhana yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan diri. Pertama, rajin mencuci tangan dengan sabun dan air bersih. Cuci tangan sebelum dan setelah makan, setelah menggunakan kamar mandi, dan setelah menyentuh benda-benda kotor. Hal ini dapat menghilangkan kuman dan mikroorganisme yang berpotensi menyebabkan infeksi.

Selain mencuci tangan, menjaga kebersihan lingkungan sekitar juga penting. Pastikan ruangan tempat tinggal tetap bersih dan bebas dari kotoran atau sampah yang dapat menjadi tempat berkembang biaknya bakteri atau virus. Rajin membersihkan permukaan dan benda-benda yang sering disentuh, seperti gagang pintu, remote TV, atau ponsel. Penting juga untuk menjaga kebersihan pribadi, seperti memotong kuku secara teratur, menjaga kebersihan mulut dengan menyikat gigi dua kali sehari, serta selalu menggunakan perlengkapan pribadi seperti sikat gigi, handuk dan perlengkapan mandi yang bersih dan tidak digunakan secara bersama-sama dengan orang lain.

.