Liputan6.com, Jakarta - Penyebab umum BAB warna hijau pada bayi dan anak adalah proses alami pencernaan yang terjadi setelah masa mekonium. Biasanya, setelah fase mekonium, tinja bayi bisa berwarna kuning terang atau kehijauan, yang dianggap sebagai kondisi normal terutama pada bayi yang menyusu ASI.
Meskipun BAB bayi hijau tergolong kondisi normal, dalam beberapa kasus, warna hijau ini bisa menjadi indikasi bahwa si Kecil sedang mengalami gangguan kesehatan tertentu.
Tidak selalu BAB warna hijau pada bayi dan anak disebabkan oleh asupan makanan yang mengandung sayuran hijau. Meskipun tidak makan sayur, si Kecil bisa mengalami tinja berwarna hijau akibat kondisi tertentu seperti diare. Dalam kasus ini, tanda-tanda yang harus diwaspadai termasuk perubahan frekuensi buang air besar, gejala kelelahan, dan tekstur tinja yang encer atau cair.
Advertisement
Sebagai orang tua, penting untuk memahami bahwa warna tinja bayi dapat menjadi indikator kondisi kesehatannya, dan perubahan warna yang drastis perlu mendapatkan perhatian medis.
Meski normal dalam beberapa kasus, pada beberapa kasus lainnya, BAB warna hijau pada bayi dan anak harus diwaspadai. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), BAB warna hijau pada bayi dapat disebabkan oleh perubahan dalam proses pencernaan yang melibatkan empedu.
Jika warna hijau pada tinja bayi tidak disebabkan oleh makanan yang dikonsumsi, penting untuk memeriksa apakah ada kondisi medis yang mendasarinya. Misalnya seperti intoleransi makanan atau alergi, dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
Berikut Liputan6.com ulas penyebab BAB warna hijau pada bayi dan anak merangkum dari RSIA Puri Bunda dan literatur kesehatan lainnya, Jumat (19/4/2024).
1. Makanan yang dikonsumsi bayi
Salah satu penyebab umum dari BAB warna hijau pada bayi adalah makanan yang dikonsumsi. Bayi yang telah diperkenalkan pada makanan padat, seperti kacang hijau, kacang polong, atau bayam, dapat menghasilkan tinja berwarna hijau. Misalnya, jika seorang bayi baru-baru ini mulai makan bubur bayi yang mengandung bayam, tinja bayi tersebut mungkin akan berwarna hijau.
2. Makanan yang dikonsumsi ibu menyusui
BAB warna hijau pada bayi juga dapat dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi oleh ibu menyusui. Jika ibu menyusui mengonsumsi banyak sayuran hijau atau makanan/minuman yang mengandung pewarna makanan hijau, hal ini dapat mempengaruhi warna tinja bayi. Sebagai contoh, jika seorang ibu menyusui minum jus sayuran hijau atau memasukkan banyak sayuran hijau dalam dietnya, bayi yang menyusuinya mungkin akan memiliki tinja berwarna hijau.
3. Bayi sedang sakit
Salah satu tanda kesehatan yang seringkali diperhatikan oleh orang tua adalah warna tinja bayi. Warna hijau pada tinja bayi bisa menjadi indikasi bahwa bayi sedang mengalami sakit, seperti diare. Misalnya, jika seorang bayi mengalami infeksi saluran pencernaan yang menyebabkan diare, tinja bayi tersebut mungkin akan berwarna hijau karena proses pencernaan yang terganggu.
4. ASI tidak seimbang
ASI yang tidak seimbang dalam kandungan nutrisinya juga dapat menyebabkan BAB warna hijau pada bayi. Ini bisa terjadi jika bayi hanya mengonsumsi sebagian dari ASI yang dikeluarkan oleh ibu, seperti hanya mendapatkan foremilk (ASI awal) yang lebih rendah lemaknya tanpa mendapatkan hindmilk (ASI akhir) yang lebih kaya lemaknya. Hal ini dapat menghasilkan tinja bayi berwarna hijau.
Advertisement
5. Alergi susu formula
Alergi terhadap susu formula juga bisa menjadi penyebab BAB warna hijau pada tinja bayi. Bayi yang alergi terhadap protein susu sapi yang terdapat dalam formula susu mungkin akan mengalami tinja berwarna hijau. Contohnya, jika seorang bayi memiliki alergi terhadap susu formula yang mengandung protein susu sapi, tinja bayi tersebut mungkin akan berwarna hijau.
6. Infeksi virus
Infeksi virus, seperti infeksi rotavirus, dapat menyebabkan perubahan warna pada tinja bayi menjadi hijau. Rotavirus adalah penyebab umum diare pada bayi dan anak-anak, dan tinja yang dihasilkan selama infeksi ini seringkali berwarna hijau.
7. Infeksi bakteri
Selain infeksi virus, infeksi bakteri juga dapat menyebabkan tinja bayi berwarna hijau. Infeksi bakteri seperti salmonella atau campylobacter dapat mengganggu pencernaan bayi dan menyebabkan perubahan warna pada tinja.
8. Minum susu pertumbuhan, terutama yang ditambahkan zat besi
Minum susu pertumbuhan, terutama yang mengandung tambahan zat besi, juga bisa menjadi penyebab BAB warna hijau pada bayi dan anak. Susu pertumbuhan yang mengandung tambahan zat besi dapat mempengaruhi pencernaan bayi dan menyebabkan perubahan warna pada tinja. Misalnya, jika seorang bayi mengonsumsi susu pertumbuhan yang kaya akan zat besi, tinja bayi tersebut mungkin akan berwarna hijau.
Gejala BAB Warna Hijau yang Harus Diwaspadai
Berikut adalah penjelasan gejala BAB warna hijau pada bayi dan anak yang harus diwaspadai melansir dari Kementerian Kesehatan atau Kemenkes RI:
- Mulut kering. Bayi atau anak yang mengalami mulut kering dapat menjadi tanda dehidrasi, yang merupakan kondisi serius yang memerlukan perhatian medis segera. Ketika bayi atau anak mengalami dehidrasi, produksi air liur mereka berkurang, yang dapat menyebabkan mulut terasa kering. Ini bisa terjadi bersamaan dengan tinja berwarna hijau pada bayi atau anak.
- Menangis tanpa air mata. Menangis tanpa air mata pada bayi atau anak juga bisa menjadi tanda dehidrasi. Ketika bayi menangis, air mata adalah cara alami tubuh untuk menjaga mata tetap lembab. Jika bayi atau anak tidak menghasilkan air mata saat menangis, ini bisa menjadi indikasi bahwa mereka mengalami kekurangan cairan.
- Tidak pipis selama enam jam. Ketika bayi atau anak tidak buang air kecil selama enam jam atau lebih, ini bisa menjadi tanda bahwa mereka tidak mendapatkan cukup cairan atau mengalami masalah kesehatan lainnya. Ini juga bisa terjadi bersamaan dengan tinja berwarna hijau, yang dapat menunjukkan dehidrasi atau masalah pencernaan.
- Mata cekung. Mata cekung pada bayi atau anak adalah tanda lain dari dehidrasi. Ketika tubuh kekurangan cairan, mata cenderung terlihat lebih cekung karena kurangnya cairan di dalam tubuh. Ini bisa terjadi bersamaan dengan gejala tinja berwarna hijau dan harus diwaspadai.
- Darah dalam tinja. Ketika bayi atau anak mengalami tinja berwarna hijau yang juga mengandung darah, ini bisa menjadi tanda adanya masalah serius dalam sistem pencernaan atau perdarahan dalam tubuh. Darah dalam tinja harus selalu menjadi perhatian medis yang serius dan harus segera diperiksa oleh dokter.
- Nyeri perut. Nyeri perut pada bayi atau anak dapat menjadi tanda adanya masalah pencernaan atau masalah kesehatan lainnya. Ini bisa terjadi bersamaan dengan tinja berwarna hijau dan dapat menunjukkan adanya gangguan dalam sistem pencernaan.
- Muntah selama lebih dari 24 jam. Muntah yang terus-menerus selama lebih dari 24 jam pada bayi atau anak bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang perlu ditangani dengan serius. Muntah yang konsisten berwarna hijau juga harus menjadi perhatian khusus, terutama jika terjadi bersamaan dengan gejala lain seperti dehidrasi atau demam.
- Demam tinggi lebih dari 103 F (39,4 C). Demam tinggi pada bayi atau anak dapat menjadi tanda adanya infeksi atau penyakit lain yang memerlukan perhatian medis segera. Ketika demam tinggi terjadi bersamaan dengan tinja berwarna hijau, ini bisa menjadi indikasi adanya masalah kesehatan yang serius.
- Kurang aktif dari biasanya. Bayi atau anak yang kurang aktif dari biasanya, terutama jika terjadi secara tiba-tiba, bisa menandakan adanya masalah kesehatan yang perlu diperhatikan. Ketika gejala ini terjadi bersamaan dengan tinja berwarna hijau, perlu segera memeriksakan bayi atau anak ke dokter.
- Buang air kecil lebih dari biasanya. Meskipun buang air kecil lebih dari biasanya bisa menjadi tanda bahwa bayi atau anak mendapatkan cukup cairan, namun jika terjadi bersamaan dengan tinja berwarna hijau, ini bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang perlu diperhatikan. Jika buang air kecil lebih dari biasanya terjadi bersamaan dengan gejala lain seperti dehidrasi atau demam, sebaiknya periksakan bayi atau anak ke dokter.
Advertisement