Liputan6.com, Jakarta Film horor di Indonesia kini sedang menjadi perbincangan hangat dalam masyakarat. Salah satunya film horor Siksa Kubur yang disutradarai oleh Joko Anwar. Namun sepekan kemarin sedang viral di media sosial perihal orangtua membawa anak usia empat-lima tahun menonton film horor di bioskop.
Seharusnya film yang bergenre horor mempunyai batas usia penonton yakni 17 tahun. Dikutip dari laman Health Liputan6.com, menurut Psikolog klinis Anna Surti Ariani menekankan bahwa bila merujuk panduan, anak-anak di bawah 18 tahun tidak disarankan menonton film horor dan seksual. Apalagi di bioskop dengan layar superbesar dan suara keras itu merupakan hal yang bisa mengagetkan terutama bagi balita.
Apabila anak-anak masih menonton film bergenre horor maupun seksual, akan ada dampak negatif setelahnya. Berikut ini Liputan6.com ulas mengenai dampak negatif menonton film horor bagi anak dan tips bagi orang tua yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Minggu (21/4/2024).Â
Advertisement
Dampak Negatif Menonton Film Horor
Menonton film horor mungkin menjadi hiburan bagi sebagian orang dewasa, namun hal ini tidak selalu cocok untuk anak-anak. Ditinjau dari aspek psikologis dan perkembangan mental, terdapat beberapa dampak negatif yang perlu dipertimbangkan oleh orang tua sebelum membiarkan anak-anak mereka menonton film horor, antara lain:
- Gangguan Tidur: Film horor seringkali menyajikan adegan yang mengejutkan dan mengganggu, yang bisa menyebabkan anak mengalami kesulitan untuk tidur atau terganggu tidurnya setelah menonton.
- Gangguan Kecemasan: Adegan yang menakutkan dalam film horor bisa meningkatkan kecemasan atau rasa takut yang berlebihan terhadap hal-hal yang tidak nyata.
- Teror Psikologis: Anak-anak yang belum sepenuhnya bisa membedakan antara dunia realita dan fiksi mungkin akan menganggap gambar yang menyeramkan adalah nyata, mengakibatkan teror psikologis yang bertahan lama.
- Efek Imitasi: Anak-anak cenderung meniru apa yang mereka lihat. Film horor yang seringkali memuat perilaku kekerasan dapat memberikan contoh yang buruk dan memicu perilaku agresif.
- Pertumbuhan Emosional Terganggu: Rasa takut berlebihan dari menonton film horor dapat menghambat perkembangan keseimbangan emosional pada anak.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Joanne Cantor, seorang profesor emerita di University of Wisconsin-Madison, menunjukkan betapa signifikannya dampak film horor terhadap gangguan tidur pada anak-anak. Dalam studinya, Cantor menemukan bahwa sejumlah besar anak yang menonton film atau acara TV yang menakutkan mengalami gangguan tidur yang serius. Efek dari tontonan tersebut tidak hanya berlangsung di malam hari setelah menonton, tetapi juga bisa bertahan jangka panjang. Studi lain yang dilakukan bersama Kristen Harrison menunjukkan bahwa anak-anak yang terpapar pada konten yang menakutkan seringkali mengingat kembali adegan yang menyeramkan itu berulang-ulang, yang membuktikan bahwa paparan terhadap gambar atau adegan yang mengganggu dapat memiliki efek psikologis jangka panjang. Ini menggarisbawahi pentingnya pengawasan orang tua saat memutuskan konten apa yang sebaiknya dikonsumsi oleh anak-anak mereka.
Meski begitu, orang tua dapat mendampingi dan memberikan penjelasan jika terpaksa ada adegan yang dilihat anak adanya peluang edukatif seperti pembelajaran mengenai efek spesial atau aspek produksi film. Penting bagi orang tua untuk memilih film yang sesuai dengan usia dan tahap perkembangan anak mereka.
Advertisement
Pengaruh Film Horor terhadap Persepsi Dunia Nyata dan Fiksi
Menonton film horor sering kali merupakan pengalaman yang menegangkan dan menakutkan, terutama bagi anak-anak. Faktanya, genre ini cenderung menghadirkan adegan yang menakutkan serta konsep tentang hal-hal supernatural yang bisa mempengaruhi cara anak mempersepsi batasan antara dunia nyata dan fiksi. Psikolog seperti Joanne Cantor dan Kristen Harrison telah meneliti bagaimana konten yang ditonton bisa menciptakan gangguan kecemasan bahkan setelah menonton selesai.
Anak-anak yang terpapar dengan film berkonten horor bisa mengalami kesulitan dalam membedakan apa yang adalah nyata dalam kehidupan mereka dengan apa yang hanya fiksi di layar. Hal ini karena, otak anak yang masih berkembang mungkin belum sepenuhnya mampu untuk menarik garis yang jelas antara dunia realita dan fiksi. Gangguan tidur sering kali menjadi tanda pertama bahwa seorang anak mungkin terlalu muda atau tidak siap untuk menghadapi jenis film tersebut.
Menurut riset, gambar yang menyeramkan dari film horor dapat bertahan lama dalam ingatan anak dan memicu rasa takut yang berlebihan terhadap situasi sehari-hari, terutama saat terpisah dari orang dewasa yang mereka percayai. Dampak ini membutuhkan perhatian ekstra dari orang tua untuk memastikan anak-anak mereka tidak mengalami trauma tidak perlu dari tayangan yang mungkin dianggap hanya sebagai hiburan semata oleh orang dewasa.
Batas Usia Penonton Film Horor
Film horor seringkali mengandung unsur-unsur yang menakutkan dan tidak cocok untuk anak-anak. Secara umum, batas usia penonton film horor ditetapkan oleh lembaga sensor film atau undang-undang yang berlaku di sebuah negara. Di Amerika Serikat, misalnya, terdapat sistem rating Motion Picture Association (MPA) di mana film dengan rating "R" menandakan bahwa anak-anak di bawah usia 17 tahun membutuhkan pendampingan orang tua. Hal itulah menjadi patokan usia penonton yang diperbolehkan menonton film horor.
Sebagian besar film dengan genre horror dan thriller dikategorikan sebagai film yang hanya ditonton yang sudah berumur 17 tahun keatas atau kategori dewasa, sehingga anak-anak dilarang untuk menonton.
Film horor adalah film yang bercerita mengenai kisah menakutkan, umumnya kisah misteri, hantu, dan kejahatan. Bahkan, ahli pendidikan anak-anak menyarankan anak-anak seperti kita menghindari film horror.
Advertisement
Tips Bagi Orangtua yang Mau Nonton Film Horor di Bioskop
Dikutip dari Health Liputan6.com, apabila anak mau diajak menonton film horor di bioskop, maka berikut panduan yang bisa dilakukan orangtua adalah:
- Orangtua memberikan briefing kondisi di bioskop saat menonton film horor. Seperti akan ada adegan seram lalu banyak orang yang teriak-teriak di dalam bioskop.
- Jika anak ternyata takut walaupun sudah di-briefing sebelumnya, hargai perasaan anak.
- Setelah menonton ajak anak berdiskusi. Mana bagian yang paling menakutkan untuknya? Kenapa hal itu menakutkan? Orangtua bantu mengingatkan juga bahwa hal itu adalah film. Jangan lupa orangtua juga menyelipkan nilai-nilai keluarga berdasarkan film tersebut.
- Orangtua bertanggung jawab bila anak merasa cemas atau takut.