Sukses

Cara Mengatasi Bayi Susah BAB ketika MPASI, Pahami Penyebabnya

Sebelum membahas cara mengatasi bayi susah buang air besar saat MPASI, penting untuk memahami frekuensi buang air besar yang normal pada bayi yang sudah makan makanan padat.

Liputan6.com, Jakarta Salah satu hal yang penting untuk diperhatikan oleh orang tua adalah kesehatan pencernaan bayi, terutama saat mereka mulai makan makanan pendamping ASI (MPASI). Hal ini karena bayi yang sedang dalam tahap MPASI berisiko mengalami susah buang air besar atau sembelit. Jika kondisi ini tidak ditangani dengan baik, bisa menyebabkan ketidaknyamanan dan gangguan kesehatan pada bayi.

Sebelum membahas cara mengatasi bayi susah buang air besar saat MPASI, penting untuk memahami frekuensi buang air besar yang normal pada bayi yang sudah makan makanan padat. Pada umumnya, bayi yang telah mulai makan makanan pendamping ASI dapat buang air besar sekitar satu sampai tiga kali dalam sehari. Namun, frekuensi ini dapat bervariasi tergantung pada makanan yang dikonsumsi oleh bayi.

Bayi yang mengalami sulit buang air besar atau sembelit umumnya ditandai dengan buang air besar jarang, feses keras dan susah dikeluarkan, serta gangguan pada pola makan dan tidur bayi.  Untuk mengatasi bayi susah buang air besar saat MPASI, ada beberapa hal yang dapat dilakukan. Salah satu cara yang efektif adalah dengan memberikan makanan yang kaya serat seperti sayuran, buah-buahan, dan sereal gandum kepada bayi.

Dalam mengatasi bayi susah buang air besar saat MPASI, penting bagi orang tua untuk sabar dan konsisten dalam memberikan makanan dan minuman yang tepat kepada bayi. Jika kondisi bayi tetap sulit buang air besar atau mengalami sembelit, sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang lebih lanjut. 

Berikut adalah penjelasan lebih lengkap tentang cara mengatasi bayi susah BAB ketika sudah MPASI, sebagaimana telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (23/4/2024).

2 dari 4 halaman

Penyebab Bayi MPASI Susah BAB

Banyak orangtua yang menghadapi masalah saat bayi mereka sulit buang air besar setelah diberikan makanan pendamping ASI (MPASI). Kondisi ini seringkali membuat orangtua khawatir dan mencari cara untuk mengatasi masalah ini. Penyebab bayi sulit buang air besar setelah diberikan MPASI bisa bervariasi, antara lain sebagai berikut:

1. Pola Makan Kurang Serat

Bayi susah BAB merupakan hal yang sering terjadi pada beberapa bayi. Salah satu penyebabnya adalah pola makan yang kurang serat. Pola makan bayi yang kurang serat dapat menyebabkan masalah buang air besar seperti sembelit atau sulit buang air besar.

Untuk mengatasi pola makan kurang serat pada bayi, penting untuk memberikan makanan yang mengandung serat dalam menu makanan pendamping ASI (MPASI) mereka. Serat merupakan zat yang tidak dapat dicerna oleh tubuh, tetapi sangat penting dalam menjaga kesehatan sistem pencernaan bayi. Serat membantu meningkatkan gerakan usus dan melunakkan tinja, sehingga mampu mencegah terjadinya sembelit pada bayi.

Untuk memastikan asupan serat pada bayi, penting untuk memperkenalkan buah-buahan dan sayur-sayuran pada mereka. Beberapa buah yang mengandung serat tinggi antara lain pisang, apel, dan buah beri. Sedangkan sayur-sayuran yang mengandung serat tinggi antara lain brokoli, wortel, dan kacang-kacangan.

Dalam memberikan makanan MPASI pada bayi, pastikan asupan serat cukup setiap harinya. Jika bayi masih susah buang air besar, cobalah menggunakan makanan yang mengandung serat tinggi atau berkonsultasilah dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan saran yang tepat.

Dengan memperhatikan pola makan bayi agar tidak kurang serat, diharapkan masalah buang air besar pada bayi dapat teratasi. Pastikan selalu memberikan makanan yang bervariasi dan seimbang agar bayi tumbuh sehat dan aktif.

2. Kurang Minum Air

Bayi susah buang air besar (BAB) bisa menjadi permasalahan yang dialami banyak orangtua. Salah satu faktor yang sering menjadi penyebabnya adalah kurang minum air. Penting bagi bayi untuk mendapatkan cukup cairan agar sistem pencernaannya berfungsi dengan baik.

Kekurangan cairan pada bayi dapat menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi adalah kondisi ketika tubuh kehilangan cairan lebih banyak dari yang diperoleh. Hal ini dapat membuat feses bayi menjadi lebih keras dan sulit dikeluarkan. Selain itu, bayi yang dehidrasi juga akan merasa tidak nyaman dan rewel.

Minum air yang cukup sangat penting bagi bayi. Air membantu melunakkan feses dan memperlancar gerakan usus. Bayi yang cukup minum juga akan mengalami lebih sedikit masalah dengan sembelit. Selain itu, cairan juga berperan penting dalam menjaga kelembapan tubuh dan menjaga keseimbangan elektrolit.

Untuk mengatasi bayi susah BAB akibat kekurangan cairan, pastikan bayi mendapatkan cukup air setiap hari. Berikan ASI atau susu formula sebanyak yang dibutuhkan. Jika bayi sudah diberikan makanan pendamping ASI, berikan jus atau buah-buahan yang mengandung banyak air.

Selain itu, perhatikan juga tanda-tanda dehidrasi pada bayi, seperti bibir kering, mata cekung, dan kurang buang air kecil. Jika Anda mencurigai bayi mengalami dehidrasi atau masalah buang air besar yang berkepanjangan, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Dalam menjaga kesehatan bayi, pastikan untuk memberikan cukup cairan agar sistem pencernaannya tetap berfungsi dengan baik, mencegah dehidrasi, dan mengatasi masalah sulit buang air besar. Tetap perhatikan kebutuhan cairan bayi dan konsultasikan dengan dokter jika mengalami masalah yang serius.

3. Kondisi Medis Tertentu

Bayi susah buang air besar (BAB) atau mengalami sembelit bisa disebabkan oleh berbagai kondisi medis tertentu. Salah satunya adalah alergi makanan, terutama alergi terhadap makanan tertentu seperti telur, kacang, atau gluten. Alergi makanan dapat mempengaruhi saluran pencernaan bayi dan menyebabkan sembelit.

Selain itu, protein susu sapi juga dapat menjadi pemicu bayi susah BAB. Beberapa bayi dapat mengalami reaksi alergi terhadap protein dalam susu sapi, yang kemudian menyebabkan sembelit. Penting untuk memperhatikan jika bayi menunjukkan gejala-gejala alergi setelah mengonsumsi produk susu sapi, seperti ruam kulit, diare, atau sembelit.

Luka pada anus juga dapat menjadi masalah dan menyebabkan bayi sulit buang air besar. Luka pada anus bisa disebabkan oleh konstipasi kronis atau penggunaan popok yang terlalu ketat. Ini dapat menyebabkan rasa sakit atau ketidaknyamanan saat bayi berusaha untuk buang air besar, yang kemudian membuatnya cenderung menahan atau menghindari buang air besar.

Selanjutnya, hipotiroidisme atau gangguan tiroid dapat menjadi penyebab bayi sulit buang air besar. Hipotiroidisme menghambat produksi hormon tiroid yang penting untuk mengatur fungsi pencernaan. Akibatnya, bayi mungkin mengalami sembelit dan gangguan pada sistem pencernaan.

Terakhir, penyakit Hirschsprung juga dapat menyebabkan bayi mengalami sembelit. Penyakit ini adalah kelainan bawaan yang mempengaruhi sistem pencernaan bayi. Dalam kondisi ini, saraf yang mengendalikan gerakan usus tidak ada atau sedikit, sehingga usus tidak bisa berkontraksi dengan baik. Ini menyebabkan tinja sulit lewat dan menyebabkan sembelit pada bayi.

Mengetahui berbagai kondisi medis ini penting agar bisa mengatasi bayi yang sulit buang air besar. Jika bayi Anda terus mengalami sembelit, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosa yang tepat dan perawatan yang dibutuhkan.

 

3 dari 4 halaman

Cara Mengatasi Bayi Susah BAB

Sembelit atau sulit buang air besar adalah masalah umum yang sering dialami oleh bayi saat memulai makan MPASI. Pada usia 6 bulan ke atas, bayi sedang dalam tahap transisi dari ASI atau susu formula menuju makanan padat. Seiring dengan perubahan pola makan ini, beberapa bayi mungkin mengalami kesulitan dalam buang air besar. Meski demikian para orang tua tidak semestinya merasa khawatir karena ada beberapa langkah sederhana sebagai cara mengatasinya.

1. Ubah Pola Makan Si Kecil

Sembelit pada bayi merupakan masalah umum yang bisa membuat si kecil merasa tidak nyaman. Untuk mengatasi hal ini, salah satu langkah yang dapat diambil adalah dengan mengubah pola makan si kecil. Berikut ini adalah cara mengubah pola makan si kecil untuk mengatasi sembelit pada bayi usia 6 bulan.

Pilihlah karbohidrat yang mudah diserap tubuh secara maksimal, seperti yang mengandung sorbitol. Karbohidrat seperti sorbitol dapat membantu melunakkan tinja dan memperlancar proses pencernaan pada si kecil.

Selain itu, pemberian buah beri, pir, dan apel juga sangat penting. Buah-buahan ini kaya serat dan air, yang dapat membantu melonggarkan tinja dan mencegah sembelit pada bayi.

Penting juga untuk menjaga pola makan seimbang dengan memasukkan biji-bijian dan buah-buahan dalam menu pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) si kecil. Biji-bijian dan buah-buahan ini mengandung serat yang dapat membantu melancarkan sistem pencernaan bayi.

Dengan mengubah pola makan si kecil dan memperhatikan pilihan makanan yang tepat, sembelit pada bayi dapat diatasi dengan baik. Pastikan untuk mengonsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan nasihat yang tepat sebelum melakukan perubahan pola makan si kecil.

2. Konsumsi Makanan Berserat

Konsumsi makanan berserat sangat penting untuk membantu mengatasi masalah susah buang air besar atau sembelit pada bayi yang sudah memasuki masa pengenalan makanan pendamping asi (MPASI). Makanan berserat dapat membantu melunakkan tinja dalam usus bayi sehingga lebih mudah dikeluarkan.

Beberapa contoh makanan berserat yang dapat diberikan kepada bayi antara lain:

  1. Sayuran: Bayi dapat diberikan sayuran yang mudah dicerna seperti wortel, labu, kentang, dan kacang hijau. Memasukkan sayuran ke dalam MPASI bayi dapat membantu meningkatkan konsumsi seratnya.
  2. Buah-buahan: Buah-buahan yang memiliki kandungan serat tinggi seperti apel, pisang, pir, dan semangka juga dapat menjadi pilihan yang baik. Buah-buahan ini dapat dihaluskan atau dijuskan agar mudah dikonsumsi oleh bayi.
  3. Biji-bijian: Memberikan makanan yang mengandung biji-bijian seperti beras merah, oatmeal, atau roti gandum dapat membantu menambah serat pada makanan bayi.
  4. Legum atau kacang-kacangan: Kacang tanah, kacang hijau, maupun kacang merah adalah sumber serat dan nutrisi yang baik untuk bayi. Meski demikian, pastikan untuk menghaluskannya agar lebih mudah dikonsumsi oleh bayi.

Dalam memberikan makanan berserat kepada bayi, penting untuk memperhatikan konsistensi dan kemampuan bayi untuk mengunyah atau menghaluskan makanan tersebut. Juga jangan lupa untuk memberikan asupan cairan yang cukup kepada bayi untuk membantu pencernaan. Dengan mengintegrasikan makanan berserat ke dalam diet MPASI bayi, kita dapat membantu mengatasi masalah sembelit dan menjaga kesehatan pencernaan bayi.

3. Cukupi Kebutuhan Cairannya

Untuk mengatasi masalah susah buang air besar (BAB) pada bayi, salah satu langkah yang perlu dilakukan adalah memastikan kebutuhan cairan bayi terpenuhi dengan baik. Cairan yang cukup dapat membantu melunakkan feses bayi sehingga memudahkan proses pencernaannya.

Bayi perlu mendapatkan cairan yang cukup baik melalui ASI maupun air minum yang diberikan setelah bayi berusia 6 bulan. ASI mengandung cairan, gizi, dan enzim yang penting untuk sistem pencernaan bayi. Selain ASI, air minum yang diberikan perlu bebas dari zat-zat yang dapat menyebabkan sembelit, seperti air kelapa muda atau air matang.

Selain kebutuhan cairan, memberikan makanan dengan kandungan air tinggi juga dapat membantu mengatasi susah BAB pada bayi. Makanan berkuah seperti sup sayur atau bubur kacang hijau dapat memberikan cairan tambahan bagi bayi. Mengonsumsi buah-buahan yang mengandung air, seperti semangka atau pepaya juga dapat membantu mengurangi sembelit.

Dalam mengatasi susah buang air besar pada bayi, memenuhi kebutuhan cairan yang cukup adalah hal yang penting. Dengan memperhatikan jenis cairan yang diberikan dan makanan dengan kandungan air tinggi, diharapkan bayi dapat mengatasi masalah sembelit dengan lebih baik.

 

4. Berikan Probiotik

Probiotik merupakan mikroorganisme hidup yang memberikan manfaat kesehatan pada tubuh manusia. Salah satu manfaatnya adalah dapat membantu mengatasi masalah sembelit pada anak, termasuk bayi yang sulit BAB. Penelitian menunjukkan bahwa probiotik yang mengandung Bifidobacterium sangat efektif dalam meredakan sembelit pada anak.

Bifidobacterium adalah jenis probiotik yang dapat membantu meningkatkan kesehatan saluran pencernaan pada anak. Mikroorganisme ini bekerja dengan menjaga keseimbangan bakteri baik dalam usus, sehingga membantu melancarkan sistem pencernaan anak. Selain itu, Bifidobacterium juga dapat meningkatkan produksi asam lemak rantai pendek yang berguna untuk merangsang gerakan usus.

Dengan memberikan probiotik yang mengandung Bifidobacterium kepada anak yang sulit BAB, masalah sembelit dapat teratasi dengan lebih baik. Probiotik bekerja secara alami dan aman, sehingga tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya. Anda dapat mengonsultasikan penggunaan probiotik dengan dokter anak, terutama untuk menentukan dosis yang tepat sesuai dengan usia anak.

Dalam mengatasi masalah sembelit pada anak, probiotik yang mengandung Bifidobacterium dapat menjadi solusi yang efektif dan alami. Dengan memberikan probiotik kepada anak, keseimbangan bakteri dalam usus dapat terjaga dengan baik, sehingga memperlancar sistem pencernaan anak. Selain itu, probiotik juga bisa membantu meningkatkan produksi asam lemak rantai pendek yang dapat merangsang gerakan usus anak. Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter anak terlebih dahulu sebelum memberikan probiotik kepada anak.

5. Hindari Makanan yang Berisiko Sebabkan Sembelit

Bayi yang susah buang air besar atau mengalami sembelit bisa menjadi masalah yang umum dijumpai oleh orangtua. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kondisi ini adalah makanan yang dikonsumsi oleh bayi. Beberapa makanan harus dihindari karena memiliki risiko untuk menyebabkan sembelit pada bayi.

Pertama, hindarilah makanan cepat saji dan olahan berlemak. Makanan ini seringkali rendah serat dan sulit dicerna oleh tubuh. Hal ini dapat menyebabkan pergerakan lambat di saluran pencernaan bayi, sehingga menyebabkan sembelit.

Kedua, camilan rendah serat perlu dihindari. Camilan seperti biskuit atau keripik biasanya mengandung sedikit serat, yang penting untuk pembentukan tinja yang lembut dan memperlancar pergerakan usus pada bayi.

Tidak hanya itu, makanan tinggi garam, gula, dan pengawet juga harus dihindari. Makanan dengan kandungan garam yang berlebihan dapat mengakibatkan dehidrasi pada bayi, sehingga mempengaruhi keseimbangan cairan di dalam tubuhnya. Selain itu, gula berlebihan juga dapat menyebabkan sembelit. Begitu pula dengan makanan yang mengandung pengawet, karena mereka dapat mengganggu keseimbangan mikroflora di dalam saluran pencernaan bayi.

Sebagai gantinya, kamu dapat menggantikan camilan yang berisiko tersebut dengan buah-buahan yang tinggi serat. Buah-buahan seperti apel, pir, atau pepaya mengandung serat yang baik untuk pencernaan. Serat membantu memperlancar gerakan usus dan mencegah sembelit pada bayi.

Dalam mengatasi bayi yang sulit buang air besar, penting untuk menjaga pola makan dan memperhatikan jenis makanan yang diberikan. Hindari makanan berisiko sembelit seperti makanan cepat saji, olahan berlemak, camilan rendah serat, makanan tinggi garam, gula, dan pengawet. Jaga keseimbangan dengan memberikan makanan yang mengandung serat tinggi seperti buah-buahan. Dengan cara ini, kamu dapat membantu bayi mengatasi masalah sembelit dengan lebih mudah.

6. Buat Bayi Aktif Bergerak

Apakah bayi Anda susah BAB? Salah satu cara yang sukses digunakan oleh banyak orangtua adalah membuat bayi aktif bergerak. Menggerakkan kakinya saat bayi berbaring telentang seperti mengayuh sepeda, bisa menjadi salah satu cara yang efektif untuk merangsang aktivitas usus bayi dan mengurangi ketidaknyamanan sembelit.

Bayi yang aktif bergerak akan membantu memperbaiki kerja saluran pencernaan mereka. Dengan menggerakkan kakinya, gerakan peristaltik akan terjadi di dalam usus bayi, membantu mendorong tinja keluar dari tubuhnya. Selain itu, gerakan ini juga dapat meredakan ketidaknyamanan dan kembung yang sering dialami bayi saat sembelit.

Cara menggerakkan kaki bayi sangatlah sederhana. Anda hanya perlu meletakkan bayi Anda di atas tempat tidur atau permukaan yang empuk, kemudian pegang lembut kedua kaki bayi dan mulai menggerakkannya seperti mengayuh sepeda. Pastikan Anda melakukan gerakan yang lembut dan tidak menimbulkan rasa sakit atau ketidaknyamanan pada bayi.

Selain membuat bayi aktif bergerak, Anda juga dapat memperhatikan asupan cairan dan makanan bayi Anda. Pastikan bayi Anda cukup terhidrasi dengan memberikan ASI atau susu formula yang cukup. Selain itu, Anda juga dapat memberikan makanan yang tinggi serat seperti buah-buahan dan sayuran yang lembut untuk memperbaiki masalah sembelit bayi.

Dalam melakukan gerakan ini, penting untuk tetap memperhatikan reaksi dan kenyamanan bayi Anda. Jika bayi Anda menunjukkan tanda-tanda ketidaknyamanan atau menolak untuk bergerak, hentikan gerakan tersebut dan cari alternatif lain untuk mengatasi masalah sembelit bayi. Jika masalah sembelit berlanjut atau semakin buruk, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang lebih lanjut.

Dalam mengatasi masalah bayi yang susah BAB, membuat bayi aktif bergerak dengan menggerakkan kakinya seperti mengayuh sepeda dapat menjadi salah satu cara yang efektif. Namun, penting untuk tetap memperhatikan kenyamanan bayi dan berkonsultasi dengan dokter jika masalah sembelit terus berlanjut.

7. Mandikan Bayi dengan Air Hangat

Bayi yang mengalami kesulitan buang air besar atau susah BAB bisa membuat ibu khawatir. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah dengan mandikan bayi menggunakan air hangat. Tidak hanya memberikan rasa nyaman, mandikan bayi dengan air hangat juga memiliki manfaat dalam merelaksasi otot perut dan membantu bayi berhenti mengejan.

Mandikan bayi dengan air hangat dapat membantu melonggarkan otot-otot perut yang kaku akibat sembelit. Air hangat tersebut akan menghasilkan efek relaksasi yang dapat membantu melancarkan pergerakan usus bayi. Selain itu, mandikan bayi dengan air hangat juga dapat meningkatkan sirkulasi darah di area perut, yang dapat mempercepat proses buang air besar.

Manfaat lainnya dari mandikan bayi dengan air hangat adalah memberikan sensasi nyaman bagi bayi. Bayi akan merasa lebih tenang dan nyaman saat mandi dengan air hangat. Hal ini juga dapat membantu bayi dalam mengurangi rasa sakit akibat sembelit.

Selain mandikan bayi dengan air hangat, perhatikan pula pola makan bayi yang sehat dan seimbang serta jaga kebersihan tubuh bayi secara rutin. Jika bayi masih mengalami kesulitan buang air besar setelah melakukan langkah-langkah tersebut, segeralah berkonsultasi dengan dokter anak terdekat.

Jadi, mandikan bayi dengan air hangat adalah salah satu cara ampuh untuk mengatasi bayi yang susah BAB. Selain memberikan rasa nyaman, mandi air hangat dapat merelaksasi otot perut bayi dan membantu bayi berhenti mengejan. Jangan lupa untuk tetap menjaga pola makan yang sehat dan jaga kebersihan tubuh bayi untuk menjaga kesehatan mereka.

 

4 dari 4 halaman

Kapan Harus ke Dokter?

Menghadapi bayi yang sulit buang air besar atau sembelit adalah hal yang umum dihadapi oleh orang tua. Namun, ada kalanya ketika Anda harus segera berkonsultasi dengan dokter. Berikut adalah beberapa tanda-tanda yang menunjukkan bahwa Anda harus mengajak bayi Anda ke dokter:

  1. Sembelit lebih dari 4 hari: Jika bayi Anda sulit buang air besar selama lebih dari 4 hari, ini mungkin merupakan tanda bahwa ada masalah yang serius. Ketahanan ini bisa menjadi tanda dari masalah pencernaan yang memerlukan perhatian medis.
  2. BAB berdarah: Jika Anda melihat darah dalam tinja bayi Anda, segera hubungi dokter. BAB yang berdarah bisa menjadi tanda infeksi atau peradangan di saluran pencernaan, dan ini perlu diperiksa oleh dokter.
  3. Tidak mau makan: Jika bayi Anda menolak makan dan tidak dapat buang air besar, ini bisa menandakan adanya masalah serius di sistem pencernaan. Jika anak Anda terlihat tidak nyaman atau juga menolak minum ASI, ini dapat menjadi tanda bahwa perlu berkonsultasi dengan dokter.

Penting untuk diingat bahwa setiap bayi bisa berbeda, jadi jika dirasa khawatir tentang sulit buang air besar bayi Anda, selalu konsultasikan dengan dokter. Mereka dapat memberikan saran yang tepat sesuai dengan kondisi khusus bayi Anda.