Sukses

Mengenal Amnesia Disosiatif, Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Amnesia disosiatif adalah sebuah kondisi mental yang ditandai oleh kehilangan memori sebagian atau sepenuhnya.

Liputan6.com, Jakarta Amnesia disosiatif adalah sebuah kondisi mental yang ditandai oleh kehilangan memori sebagian atau sepenuhnya. Jenis amnesia ini terjadi ketika seseorang mengalami gangguan pada ingatan mereka yang biasanya dipicu oleh pengalaman traumatis atau stres berat. Amnesia disosiatif dapat menyebabkan seseorang lupa sepenuhnya tentang identitas diri mereka, peristiwa-peristiwa penting dalam hidup, atau informasi yang biasanya bisa diingat dengan mudah.

Ketika mengalami amnesia disosiatif, seseorang mungkin tidak mengingat siapa mereka, di mana mereka tinggal, atau apa yang telah mereka lakukan dalam beberapa waktu terakhir. Mereka juga mungkin kehilangan ingatan tentang hubungan interpersonal, seperti keluarga atau teman-teman. Gejala biasanya berkembang tiba-tiba dan sering terjadi dalam waktu yang relatif singkat.

Penyebab pasti dari amnesia disosiatif masih belum diketahui dengan pasti. Namun, beberapa ahli mengaitkannya dengan mekanisme pertahanan psikologis di mana pikiran sadar seseorang memblokir ingatan yang mungkin terlalu traumatis atau menyakitkan untuk dihadapi. Dalam beberapa kasus, amnesia disosiatif bisa sembuh dengan sendirinya seiring berjalannya waktu atau dengan bantuan terapi.

Amnesia disosiatif dapat memiliki dampak yang signifikan pada kehidupan sehari-hari seseorang. Kehilangan memori dapat mengganggu pekerjaan, hubungan sosial, dan kemandirian. Pasien mungkin membutuhkan dukungan keluarga dan bantuan profesional untuk mengatasi gejala dan memulihkan ingatan yang hilang.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Minggu (21/4/2024) tentang amnesia disosiatif.

2 dari 4 halaman

Penyebab Amnesia Disosiatif

Berikut beberapa penyebab amnesia disosiatif:

  1. Trauma psikologis: Salah satu penyebab utama amnesia disosiatif adalah pengalaman trauma emosional, misalnya kekerasan fisik, pelecehan seksual, atau kecelakaan dengan dampak emosional yang signifikan. Trauma seperti ini dapat memicu respons perlindungan mental di mana individu mengalami pemisahan atau pemutusan dari ingatan terkait peristiwa traumatis.
  2. Stres berlebihan: Tekanan dan stres berlebihan dalam kehidupan sehari-hari juga dapat menyebabkan amnesia disosiatif. Ketika seseorang menghadapi tekanan yang terlalu kuat, otak cenderung memblokir ingatan tertentu sebagai mekanisme pertahanan untuk melindungi diri.
  3. Gangguan kecemasan: Gangguan kecemasan seperti gangguan panik, gangguan stres pascatrauma, atau gangguan cemas umum juga dapat berkontribusi pada amnesia disosiatif. Tingkat kecemasan yang tinggi dapat menyebabkan seseorang merasa kewalahan dan mengalami kehilangan ingatan secara sementara.
  4. Penggunaan narkoba atau alkohol: Penyalahgunaan narkoba atau alkohol dapat merusak fungsi otak dan mempengaruhi ingatan jangka pendek dan jangka panjang. Penggunaan zat-zat ini secara kronis dapat menyebabkan kerusakan otak yang berpotensi menyebabkan amnesia disosiatif.
  5. Gangguan neurologis: Meskipun jarang terjadi, beberapa gangguan neurologis seperti epilepsi dan tumor otak dapat menyebabkan amnesia disosiatif. Ini terjadi karena gangguan pada fungsi otak yang mengatur ingatan dan pemrosesan informasi.

Pahami bahwa amnesia disosiatif merupakan kondisi serius yang membutuhkan perhatian dan bantuan profesional.

3 dari 4 halaman

Gejala Amnesia Disosiatif

Gejala Amnesia Disosiatif adalah salah satu jenis gangguan memori yang ditandai dengan hilangnya ingatan terhadap kejadian atau peristiwa yang biasanya akan mudah diingat. Beberapa gejala yang sering terkait dengan kondisi ini antara lain:

  1. Kesulitan mengingat informasi pribadi seperti nama, alamat, atau nomor telepon.
  2. Hilangnya ingatan terkait peristiwa traumatis atau stress, baik yang terjadi baru-baru ini maupun masa lalu.
  3. Mengalami jeda atau celah memori, di mana sejumlah waktu tidak dapat diingat atau terasa kabur.
  4. Mengalami kesulitan memori episodik, yaitu ingatan terkait dengan peristiwa-peristiwa tertentu pada masa lalu.
  5. Munculnya ingatan palsu atau ilusi pengenalan terhadap orang, tempat, atau peristiwa tertentu.
  6. Peningkatan dalam persepsi ketidaknyataan, di mana penderita bisa merasa seperti dalam mimpi atau memiliki perasaan tidak nyata terhadap dunia sekitar.
  7. Adanya gangguan dalam identitas atau kesadaran diri, di mana penderita mungkin merasa tidak mengenal dirinya sendiri atau tidak dapat menghubungkan dirinya dengan masa lalu.

Penyebab pasti Amnesia Disosiatif belum diketahui dengan jelas, namun diperkirakan bahwa kondisi ini berkaitan dengan mekanisme psikologis sebagai bentuk perlindungan diri terhadap kejadian traumatis atau stres berat. Penting untuk mencari bantuan medis jika mengalami gejala ini, sehingga dapat dilakukan penanganan yang tepat.

4 dari 4 halaman

Cara Mengatasi Amnesia Disosiatif

Berikut cara mengatasi amnesia disosiatif:

Mengenali dan memahami amnesia disosiatif: Langkah pertama dalam mengatasi amnesia disosiatif adalah dengan memahami kondisi tersebut. Konsultasikan dengan dokter atau ahli terkait untuk mengidentifikasi penyebabnya dan mempelajari tentang gejala dan pengobatan yang mungkin diperlukan.

  1. Terapi trauma: Amnesia disosiatif umumnya terkait dengan trauma psikologis atau emosional. Terapi trauma seperti terapi EMDR (Eye Movement Desensitization and Reprocessing) atau terapi kognitif dapat membantu mengingat peristiwa yang telah terblokir dan mengatasi rasa takut atau kecemasan yang terkait.
  2. Terapi konseling: Konseling dapat membantu individu dengan amnesia disosiatif untuk mengidentifikasi dan mengatasi stres, kekhawatiran, atau konflik emosional yang mungkin menjadi faktor pemicu amnesia. Konseling juga dapat membantu mengembangkan strategi dan keterampilan koping yang sehat.
  3. Mengelola stres: Stres dapat memperburuk gejala amnesia disosiatif. Mengelola stres dengan menggunakan teknik relaksasi seperti pernapasan dalam, meditasi, yoga, atau aktivitas fisik dapat membantu mengurangi kecemasan dan mempromosikan pemulihan.
  4. Mendapatkan dukungan sosial: Membangun jaringan dukungan sosial yang solid sangat penting dalam mengatasi amnesia disosiatif. Berbagi pengalaman dengan orang-orang yang dipercaya dan menghadiri kelompok dukungan atau terapi kelompok dapat membantu individu untuk merasa didukung dan memperoleh pemahaman yang mendalam tentang kondisi mereka.

Dengan mengadopsi langkah-langkah ini, individu dengan amnesia disosiatif dapat mengatasi gejala mereka dan memulihkan ingatan mereka yang hilang. Penting untuk selalu mencari bantuan profesional untuk mendapatkan pengobatan yang tepat dan mendukung.