Liputan6.com, Jakarta Belakangan ini, teknologi terus berkembang dengan pesat dan memberikan dampak yang signifikan terhadap dunia kerja. Banyak pekerjaan yang dulunya ada dan dianggap vital untuk masyarakat, kini tidak lagi ditemui karena telah digantikan oleh teknologi. Contohnya adalah pekerjaan operator telepon, penjaga pintu gerbong, atau penghitung kertas di bank. Pekerjaan-pekerjaan ini kini sudah tidak lagi relevan dengan adanya telepon seluler, sistem otomatisasi, dan arus digital.
Dalam beberapa dekade terakhir, kehadiran teknologi telah mengubah cara kita menjalani kehidupan dan bekerja. Mesin dan komputer dapat melaksanakan tugas-tugas yang sebelumnya hanya bisa dilakukan oleh manusia, bahkan dengan tingkat efisiensi yang lebih tinggi dan biaya yang lebih rendah. Sebagai contoh, misalkan ada masa ketika penjahit handal sangat dibutuhkan dalam industri pakaian, namun sekarang mesin jahit telah mengambil alih peran tersebut dan mempercepat produksi pakaian dalam skala besar.
Advertisement
Baca Juga
Namun, perkembangan teknologi tidak berhenti di situ. Saat ini, kita dihadapkan pada kecanggihan Artificial Intelligence (AI), yang diperkirakan akan menggantikan beberapa jenis pekerjaan manusia. Banyak ahli memprediksi bahwa kehadiran AI akan membawa revolusi besar-besaran dalam berbagai industri. Contohnya adalah pekerjaan di bidang manufaktur yang saat ini tengah mengalami perubahan signifikan. Keberadaan robot cerdas dan sistem otomatisasi yang ditanam AI memungkinkan mereka untuk menjalankan tugas-tugas rutin yang sebelumnya dilakukan oleh pekerja manusia, seperti perakitan atau pengemasan produk. Jika tren ini berlanjut, banyak pekerjaan yang saat ini dilakukan oleh manusia dalam sektor ini diperkirakan akan hilang dalam waktu singkat.
Tentu saja, pergeseran ini menimbulkan beberapa perdebatan dan job insecurity. Walaupun teknologi memberikan banyak kemajuan dan kenyamanan dalam kehidupan kita, kita harus mempertimbangkan implikasi sosial dan ekonomi dari hilangnya pekerjaan manusia. Bagaimana pekerja yang tergantikan oleh teknologi dapat menemukan pekerjaan baru dan mengubah diri mereka untuk tetap bersaing dalam era digital yang terus berkembang?
Lalu apa yang dimaksud dengan job insecurity dan bagaimana cara mengatasinya? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Minggu (27/4/2024).
Definisi Job Insecurity
Job insecurity adalah kondisi ketidakpastian atau kekhawatiran yang dialami oleh pekerja terkait dengan masa depan pekerjaan mereka. Hal ini dapat meliputi kemungkinan kehilangan pekerjaan, ketidakstabilan finansial, atau perubahan kondisi kerja. Job insecurity dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti perubahan dalam organisasi, restrukturisasi perusahaan, penurunan ekonomi, atau perkembangan teknologi.
Ketidakpastian pekerjaan dapat memiliki dampak negatif pada kesejahteraan fisik dan mental seorang pekerja. Pekerja yang mengalami job insecurity cenderung mengalami stres, kecemasan, dan depresi. Mereka juga mungkin mengalami penurunan produktivitas, loyalitas, dan motivasi dalam pekerjaan mereka.
Kehilangan pekerjaan adalah salah satu aspek dari job insecurity yang paling merugikan. Ketika pekerja menghadapi risiko kehilangan pekerjaan, mereka dapat merasa takut kehilangan stabilitas finansial, keamanan, dan identitas pekerjaan mereka. Selain itu, penurunan kondisi ekonomi juga dapat mempengaruhi pasar tenaga kerja secara keseluruhan, menjadikan sulit bagi pekerja yang kehilangan pekerjaan mereka untuk menemukan pekerjaan baru.
Selain kehilangan pekerjaan, pekerja juga dapat mengalami ketidakpastian finansial di tempat kerja yang tidak stabil. Ketidakstabilan finansial dapat dipicu oleh perubahan gaji, pengurangan tunjangan atau manfaat, atau periode ketidakstabilan ekonomi. Pekerja yang tidak yakin apakah mereka dapat memenuhi kebutuhan finansial mereka akan menghadapi stres dan keresahan yang signifikan.
Perubahan kondisi kerja juga dapat menjadi faktor yang menyebabkan job insecurity. Perubahan tersebut dapat mencakup perubahan dalam tanggung jawab pekerjaan, jenis pekerjaan yang diharapkan, relokasi geografis, atau perubahan kebijakan perusahaan. Pekerja yang tidak yakin tentang perubahan ini mungkin merasa tidak nyaman atau merasa bahwa mereka tidak memiliki kendali atas pekerjaan mereka.
Dalam dunia kerja yang terus berubah dan tidak pasti, job insecurity menjadi tantangan yang perlu dihadapi oleh banyak pekerja. Dengan meningkatkan kompetensi dan fleksibilitas, pekerja dapat meningkatkan ketahanan mereka terhadap job insecurity dan merencanakan masa depan karir mereka dengan lebih baik.
Advertisement
Penyebab Job Insecurity
Job insecurity adalah kekhawatiran atau ketidakpastian yang dirasakan oleh para pekerja mengenai keberlanjutan pekerjaan mereka di masa depan. Faktor-faktor penyebab munculnya job insecurity ini sangat beragam.
Perubahan teknologi merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan job insecurity. Perkembangan teknologi yang pesat terutama dalam era revolusi industri 4.0 telah mengubah lanskap pekerjaan. Banyak pekerjaan yang dulunya dilakukan oleh manusia kini dapat digantikan oleh mesin atau program komputer yang lebih efisien. Hal ini menciptakan ketidakpastian bagi pekerja yang merasa pekerjaan mereka bisa hilang atau tergantikan kapan saja oleh teknologi.
Restrukturisasi perusahaan juga menjadi faktor lain yang menyebabkan job insecurity. Perusahaan seringkali melakukan perubahan dalam struktur organisasi mereka untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing. Hal ini bisa berarti melakukan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) atau merumahkan pegawai. Proses restrukturisasi tersebut menciptakan ketidakpastian bagi para pekerja mengenai keberlanjutan pekerjaan mereka.
Globalisasi ekonomi juga dapat menyebabkan job insecurity. Dalam era globalisasi, perusahaan dapat dengan mudah memindahkan produksi mereka ke negara lain yang memiliki biaya produksi lebih murah. Hal ini menyebabkan ketidakpastian bagi pekerja di negara asal perusahaan yang dipindahkan.
Selain itu, perubahan kebijakan pemerintah atau faktor-faktor ekonomi makro seperti resesi ekonomi juga dapat menyebabkan job insecurity. Kebijakan pemerintah yang mengatur atau mengubah ketentuan tenaga kerja, misalnya mengenai upah minimum atau perlindungan pekerja, dapat mempengaruhi keberlanjutan pekerjaan. Selain itu, resesi ekonomi dapat menyebabkan pemutusan hubungan kerja massal dan penurunan kesempatan kerja.
Secara keseluruhan, job insecurity dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti perubahan teknologi, restrukturisasi perusahaan, globalisasi ekonomi, perubahan kebijakan pemerintah, atau faktor-faktor ekonomi makro lainnya. Faktor-faktor ini menciptakan ketidakpastian bagi para pekerja mengenai keberlanjutan pekerjaan mereka di masa depan.
Dampak Job Insecurity
Job insecurity adalah keadaan ketidakpastian atau ketidakamanan yang dirasakan seseorang terkait pekerjaannya. Dampak dari job insecurity bisa sangat merugikan individu, keluarga, dan masyarakat secara luas.
Dari segi psikologis, job insecurity bisa menyebabkan tingkat stres yang tinggi. Ketidakpastian mengenai masa depan pekerjaan dapat membuat seseorang merasa cemas dan khawatir terus-menerus. Hal ini dapat mengganggu kesejahteraan mental dan emosional individu, serta meningkatkan risiko depresi.
Dari segi finansial, job insecurity bisa menyebabkan penurunan kesejahteraan finansial. Ketika seseorang tidak yakin apakah mereka akan tetap memiliki pekerjaan di masa depan, mereka mungkin tidak berani mengeluarkan uang untuk investasi atau kebutuhan yang tidak terlalu penting. Hal ini dapat menyebabkan penurunan daya beli individu, penurunan pertumbuhan ekonomi, dan bahkan kemiskinan.
Dampak job insecurity juga dapat terlihat dalam hubungan interpersonal. Ketidakpastian pekerjaan dapat menyebabkan ketegangan dalam hubungan pasangan, keluarga, dan teman-teman. Peningkatan stres dan kekhawatiran yang terus-menerus dapat mengganggu komunikasi dan keharmonisan dalam hubungan tersebut.
Secara keseluruhan, job insecurity memiliki dampak yang signifikan terhadap individu, keluarga, dan masyarakat secara luas. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan organisasi untuk memberikan perlindungan dan kepastian kepada pekerja agar dapat mengurangi dampak negatif job insecurity.
Advertisement
Strategi Mengatasi Job Insecurity
Job insecurity adalah kekhawatiran atau ketidakpastian yang dirasakan oleh individu terhadap keberlanjutan atau kestabilan pekerjaannya. Untuk mengatasi atau mengurangi tingkat job insecurity, ada beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh individu, perusahaan, dan pemerintah.
Pertama, individu dapat mengembangkan keterampilan baru atau meningkatkan kualifikasi mereka agar lebih sesuai dengan permintaan pasar. Hal ini melibatkan pelatihan dan pendidikan tambahan untuk meningkatkan kompetensi individu dan memperluas peluang pekerjaan.
Kedua, organisasi perusahaan dapat mengadopsi fleksibilitas dalam adaptasi terhadap perubahan. Ini melibatkan kemampuan organisasi untuk beradaptasi dengan perubahan tren ekonomi dan teknologi sehingga dapat menjaga keberlanjutan bisnis dan pekerjaan. Perusahaan juga dapat menawarkan program pelatihan dan pengembangan kepada karyawan untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menghadapi perubahan.
Ketiga, pemerintah dapat menerapkan kebijakan yang mendukung kesejahteraan pekerja, seperti asuransi pengangguran dan jaminan sosial. Mereka juga dapat menciptakan program pelatihan dan pendidikan yang berfokus pada keterampilan yang relevan dengan pasar kerja saat ini.
Lembaga-lembaga seperti serikat pekerja, asosiasi industri, dan lembaga pemerintah memainkan peran penting dalam melindungi hak dan kepentingan pekerja serta mengadvokasi kebijakan yang mendukung stabilitas pekerjaan. Mereka dapat melakukan negosiasi dengan pemberi kerja untuk menjamin keamanan dan kesejahteraan pekerja. Mereka juga dapat mengadvokasi kebijakan pemerintah yang mendukung perlindungan pekerja.
Secara keseluruhan, strategi-strategi ini bergantung pada kerja sama antara individu, perusahaan, dan pemerintah untuk menciptakan lingkungan kerja yang stabil dan mendukung.