Liputan6.com, Jakarta Morbili, atau yang lebih dikenal sebagai campak, adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Morbillivirus. Gejala utama morbili meliputi ruam merah yang khas, demam tinggi, batuk, pilek, dan mata yang merah dan sensitif terhadap cahaya. Penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia, ensefalitis, dan kebutaan, terutama pada mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Penyebab utama morbili adalah infeksi virus Morbillivirus yang ditularkan melalui udara, terutama ketika seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin. Virus ini sangat menular dan dapat menyebar dengan cepat di antara individu yang belum divaksinasi. Kebanyakan kasus morbili terjadi pada anak-anak, tetapi orang dewasa yang belum divaksinasi juga rentan terhadap penyakit ini.
Advertisement
Baca Juga
Vaksinasi adalah cara terbaik untuk mencegah morbili. Vaksin campak biasanya diberikan bersama dengan vaksin rubela dan gondok (MMR) pada anak-anak sebelum usia dua tahun. Upaya vaksinasi massal telah membantu mengurangi angka kejadian morbili secara signifikan di banyak negara, termasuk Indonesia.
Berikut Liputan6.com ulas mengenai pengertian morbili beserta gejala, penyebab, dan cara mengobatinya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Kamis (2/5/2024).
Mengenal Morbili
Penyakit campak dikenal juga sebagai Morbili adalah penyakit yang sangat menular (infeksius) yang disebabkan oleh virus. Virus penyakit campak menyebar melalui batuk dan bersin, kontak erat atau kontak langsung dengan penderita, serta tetap aktif dan menular di udara atau di permukaan yang terinfeksi sampai 2 jam.Sembilan puluh persen 90% anak yang tidak kebal akan terserang penyakit campak.
Penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia, ensefalitis, dan kebutaan, terutama pada mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Kebanyakan kasus morbili terjadi pada anak-anak, tetapi orang dewasa yang belum divaksinasi juga rentan terhadap penyakit ini.
Advertisement
Gejala Morbili
Gejala morbili atau campak biasanya muncul sekitar 10 hingga 14 hari setelah terpapar virus. Berikut ini adalah beberapa gejala campak yang perlu diketahui:
- Ruam kulit: Salah satu gejala campak yang paling umum adalah ruam kemerahan yang muncul di wajah dan menjalar ke seluruh tubuh. Ruam ini seperti bintik-bintik dengan ukuran beragam dan biasanya terasa gatal.
- Demam tinggi: Penderita campak biasanya mengalami demam tinggi yang mencapai 38-40 derajat Celsius. Gejala campak berupa demam ini bisa berlangsung selama beberapa hari dan biasanya disertai dengan menggigil.
- Batuk, pilek, dan mata merah: Gejala campak juga meliputi batuk, pilek, dan mata merah. Mata merah ini disebabkan oleh pembengkakan pada konjungtiva mata.
- Sakit kepala dan kelemahan: Beberapa penderita campak merasakan sakit kepala dan kelemahan yang umumnya terasa lebih parah saat bangun tidur.
- Gangguan pernapasan: Jika terjadi komplikasi pada saluran pernapasan, penderita campak dapat mengalami pilek, batuk yang berdahak, dan bahkan berisiko terkena pneumonia.
Apabila anda mengalami gejala di atas, anda bisa langsung konsultasi ke dokter atau tenaga medis terdekat. Pada 2–4 hari kemudian muncul bintik putih kecil di mulut bagian dalam (bintik koplik). Ruam (kemerahan di kulit) yang terasa agak gatal muncul 3–5 hari setelah timbulnya gejala di atas. Ruam ini bisa berbentuk makula (ruam kemerahan yang mendatar) maupun papula (ruam kemerahan yang menonjol). Pada awalnya ruam tampak di wajah, yaitu di depan dan di bawah telinga serta di leher sebelah samping. Dalam waktu 1–2 hari, ruam menyebar ke batang tubuh, lengan dan kaki, sedangkan ruam di wajah mulai memudar.
Pada puncak penyakit, penderita akan merasa kesakitan, ruamnya meluas serta suhu tubuhnya mencapai 40° Celsius. Sehingga 3–5 hari kemudian suhu tubuhnya turun, penderita mulai merasa baik dan ruam yang tersisa segera menghilang. Demam, kecapaian, pilek, batuk, dan mata yang radang dan merah selama beberapa hari diikuti dengan ruam jerawat merah yang mulai pada muka dan merebak ke tubuh dan ada selama 4 hari hingga 7 hari.
Penyebab Morbili
Penyebab utama dari morbili adalah infeksi oleh virus Morbillivirus. Virus ini menyebar melalui udara, terutama ketika seseorang yang terinfeksi batuk, bersin, atau bahkan hanya bernapas di sekitar orang lain. Virus Morbillivirus sangat menular dan dapat bertahan di udara dan di permukaan untuk jangka waktu yang cukup lama, sehingga memudahkan penularannya. Orang yang belum divaksinasi terhadap penyakit ini memiliki risiko lebih tinggi untuk tertular. Oleh karena itu, vaksinasi merupakan cara efektif untuk mencegah penyakit morbili.
Cara penularannya melalui droplet atau kontak langsung dengan penderita. Penyebab penyakit ini karena virus yang tergolong family paramyxovirus yaitu genus virus morbili. Virus ini sangat sensitif terhadap panas dan dingin, dan dapat diaktifkan pada suhu 20-30 C. Paramyxovirus dikenal hanya 1 tipe antigen saja yang strukturnya mirip dengan virus penyebab parotitis epidemis dan parainfluenza. Virus tersebut ditemukan di dalam sekresi nasofaring, darah dan air kemih, paling tida kselama periode prodromal dan untuk waktu singkat setelah munculnya ruam kulit.
Advertisement
Pengobatan Morbili atau Campak
Pengobatan penyakit morbili biasanya bersifat suportif, artinya bertujuan untuk meredakan gejala dan mencegah komplikasi. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam pengobatan penyakit morbili:
- Istirahat dan cairan: Istirahat yang cukup sangat penting untuk mempercepat pemulihan. Minum banyak cairan seperti air, jus buah, atau kaldu dapat membantu mencegah dehidrasi yang mungkin terjadi karena demam yang tinggi.
- Obat penurun demam: Obat penurun demam seperti parasetamol atau ibuprofen dapat digunakan untuk mengurangi demam dan ketidaknyamanan yang disebabkan oleh penyakit ini. Penting untuk mengikuti dosis yang tepat sesuai petunjuk dokter.
- Perawatan mata: Jika terjadi konjungtivitis (radang pada selaput lendir mata), tetes mata yang mengandung antibiotik atau steroid dapat diresepkan oleh dokter untuk meredakan gejala.
- Pencegahan komplikasi: Pengobatan juga dapat melibatkan pencegahan komplikasi seperti pneumonia atau ensefalitis. Dalam beberapa kasus, pemberian vitamin A juga dapat direkomendasikan, terutama pada anak-anak, untuk mengurangi risiko komplikasi yang terkait dengan penyakit morbili.
- Isolasi: Pasien dengan morbili harus diisolasi untuk mencegah penularan penyakit kepada orang lain, terutama kepada mereka yang belum divaksinasi atau yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Penting untuk berkonsultasi dengan profesional medis untuk pengobatan yang tepat dan mengawasi perkembangan penyakit secara teratur. Seiring dengan itu, vaksinasi rutin adalah langkah terbaik dalam mencegah morbili dan mengurangi risiko komplikasi yang terkait.
Pencegahan Morbili
Pencegahan dilakukan dengan vaksinasi campak ataupun vaksinasi MMR (Measles, Mumps, Rubella). Sesuai jadwal imunisasi rekomendasi IDAI tahun 2014, vaksin campak diberikan pada usia 9 bulan. Selanjutnya, vaksin penguat dapat diberikan pada usia 2 tahun. Apabila vaksin MMR diberikan pada usia 15 bulan, tidak perlu vaksinasi campak pada usia 2 tahun. Selanjutnya, MMR ulangan diberikan pada usia 5-6 tahun. Dosis vaksin campak ataupun vaksin MMR 0,5 mL subkutan. Imunisasi ini tidak dianjurkan pada ibu hamil, anak dengan imunodefisiensi primer, pasien tuberkulosis yang tidak diobati, pasien kanker atau transplantasi organ, pengobatan imunosupresif jangka panjang atau anak immunocompromised yang terinfeksi HIV. Anak terinfeksi HIV tanpa imunosupresi berat dan tanpa bukti kekebalan terhadap campak, bisa mendapat imunisasi campak.
Advertisement