Liputan6.com, Jakarta Sebuah kabar hangat baru-baru ini mengguncang dunia kesehatan terkait vaksin COVID-19 AstraZeneca. Raksasa farmasi ini mengakui adanya efek samping langka yang dapat dipicu oleh vaksin tersebut. Salah satu efek yang menjadi sorotan adalah Thrombosis Thrombocytopenia Syndrome atau TTS, sebuah kondisi yang jarang namun serius yang dapat menyebabkan pembekuan darah dan penurunan jumlah trombosit darah.
Kabar ini semakin menarik perhatian karena mencatat puluhan kasus cedera serius dan kematian yang dikaitkan dengan vaksin tersebut. Kasus pertama yang mengajukan gugatan class action terkait dampak vaksin AstraZeneca bahkan berasal dari seorang ayah yang mengalami cedera otak permanen setelah menerima suntikan vaksin pada tahun sebelumnya.
Meskipun awalnya terjadi penentangan terhadap klaim ini, AstraZeneca akhirnya mengakui dalam dokumen hukum yang diserahkan ke pengadilan bahwa vaksin mereka dapat memicu TTS dengan kasus yang sangat jarang terjadi. Kabar ini mengundang pertanyaan lebih lanjut tentang efek samping vaksin COVID-19 dan pengelolaannya dalam konteks kesehatan masyarakat.
Advertisement
Lantas apa itu Thrombosis Thrombocytopenia Syndrome atau TTS? Untuk penjelasan lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber gejala, factor resiko dan penyembuhannya pada Jumat (3/5).
Apa Itu TTS atau Thrombosis Thrombocytopenia Syndrome?
Sindrom trombosis dengan trombositopenia (Thrombosis with Thrombocytopenia Syndrome/TTS) merupakan suatu sindrom yang sangat langka. Sindrom ini terjadi ketika seseorang mengalami pembekuan darah (trombosis) bersamaan dengan jumlah trombosit yang rendah (trombositopenia). Istilah lain yang sering digunakan untuk menyebut TTS adalah 'vaccine-induced immune thrombotic thrombocytopenia' (VITT), yang menunjukkan hubungan dengan vaksinasi sebagai penyebabnya.
Trombosis adalah proses terbentuknya gumpalan darah, yang dapat mengurangi aliran darah normal dalam pembuluh darah yang terkena.
Trombositopenia adalah kondisi di mana jumlah trombosit dalam darah tidak mencukupi. Trombosit biasanya membantu darah untuk membeku (menggumpal), yang mencegah terjadinya pendarahan berlebihan (misalnya, jika Anda terluka).
TTS dapat terjadi sebagai respons imun yang tidak biasa terhadap vaksinasi, di mana sistem kekebalan tubuh seseorang menghasilkan antibodi yang memicu pembentukan gumpalan darah di dalam pembuluh darah, sementara jumlah trombositnya juga turun. Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai gejala, termasuk pembekuan darah yang dapat membahayakan, seperti pada kasus-kasus yang dihubungkan dengan vaksin COVID-19 AstraZeneca yang baru-baru ini menjadi perhatian utama. Meskipun sangat jarang terjadi, pemahaman tentang TTS menjadi penting dalam mengevaluasi manfaat dan risiko vaksinasi.
Advertisement
Bagaimana TTS dan Pembekuan Darah Terkait dengan Vaksin AstraZeneca
TTS atau Thrombosis with Thrombocytopenia Syndrome adalah efek samping yang sangat langka yang terjadi pada beberapa orang setelah mendapatkan vaksin COVID-19 AstraZeneca. Vaksin ini kini tidak lagi tersedia di Australia.
Risiko TTS tampaknya sedikit lebih tinggi pada orang yang berusia di bawah 60 tahun.
Pembekuan darah dapat terjadi di berbagai bagian tubuh, termasuk:
- Otak (disebut trombosis sinus venosa serebral, atau CVST)
- Abdomen (trombosis vena splanchnic)
- Paru-paru (emboli paru)
- Pembuluh darah kaki (trombosis vena dalam (DVT))
- Arteri (trombosis arteri)
Proses yang menyebabkan TTS belum sepenuhnya dipahami. Diyakini bahwa ini mirip dengan trombositopenia yang diinduksi oleh heparin (HIT). Ini adalah reaksi langka terhadap obat yang disebut heparin yang memengaruhi cara kerja trombosit.
TTS dapat menyebabkan gejala yang serius dan bahkan mengancam nyawa, oleh karena itu penting untuk memahami hubungan antara TTS dan vaksin AstraZeneca dalam konteks kesehatan masyarakat. Meskipun kasusnya sangat jarang terjadi, pemahaman tentang potensi risiko ini penting untuk mendukung keputusan vaksinasi yang informasional dan berbasis bukti.
Gejala yang Perlu Diwaspadai Terkait dengan TTS
Ada beberapa gejala yang perlu diperhatikan dan memerlukan perhatian medis darurat yang dapat terkait dengan TTS setelah vaksinasi COVID-19 AstraZeneca:
- Sakit kepala yang berlangsung lebih dari 48 jam setelah vaksinasi atau muncul lebih dari 48 jam setelah vaksinasi dan: - Dapat disertai mual dan muntah- Awalnya mungkin terasa lega setelah mengonsumsi obat penghilang rasa sakit ringan namun kemudian kambuh- Bisa memburuk saat berbaring
- Nyeri dada
- Penglihatan kabur
- Kegelisahan
- Kejang atau kebingungan
- Kesulitan berbicara
- Kesulitan bernapas
- Titik-titik darah kecil di bawah kulit, yang juga dikenal sebagai petekia, tidak dekat dengan lokasi suntikan
- Nyeri perut yang persisten
- Pembengkakan di kaki
Menurut American Society of Hematology (ASH), seseorang harus segera mencari perhatian medis jika mengalami salah satu dari gejala berikut 4–42 hari setelah vaksinasi:
- Sesak napas
- Sakit kepala parah
- Perubahan penglihatan
- Nyeri punggung
- Petekia, mudah memar, atau pendarahan
- Nyeri perut
- Mual dan muntah
- Nyeri atau pembengkakan di kaki
Namun, ASH juga menekankan bahwa insiden kondisi ini sangat rendah, dan risiko kematian dan hasil yang parah akibat COVID-19 jauh melebihi risiko VITT terkait vaksinasi COVID-19.
Advertisement
Penanganan TTS
Seseorang harus segera mencari perawatan medis darurat jika mengalami tanda-tanda sindrom tersebut. Meskipun ini adalah kondisi yang baru diidentifikasi, para spesialis telah mengidentifikasi beberapa metode pengobatan, termasuk:
- Obat antikoagulan selain heparin
- Imunoglobulin intravena, yang melibatkan penyuntikan antibodi ke dalam aliran darah seseorang oleh tenaga medis profesional
- Prednisolon, yang merupakan jenis kortikosteroid
Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter
Seseorang harus mencari perhatian medis darurat jika mengalami gejala yang terkait dengan sindrom trombosis dengan trombositopenia. Deteksi dini dan diagnosis dapat membantu meningkatkan hasil pengobatan dan mencegah komplikasi.
Risiko mengembangkan sindrom trombosis dengan trombositopenia sangat rendah. Manfaat vaksinasi COVID-19 lebih besar daripada risiko potensial mengembangkan sindrom ini atau komplikasi lain yang jarang terjadi.
Seseorang yang memiliki kekhawatiran tentang keamanan vaksin COVID-19 dapat merasa bermanfaat dengan berbicara langsung dengan dokter. Tenaga medis profesional dapat membahas potensi efek samping dan manfaat vaksinasi secara lebih rinci. Mereka juga dapat merekomendasikan jenis vaksin COVID-19 yang lebih cocok sesuai dengan kondisi kesehatan individu.
Â
Â