Sukses

Arti Kata Narsis dalam Bahasa Gaul, Begini Ciri-Cirinya

Arti kata narsis dalam bahasa gaul mengacu pada perilaku yang cenderung berfokus pada diri sendiri.

Liputan6.com, Jakarta - Arti kata narsis dalam bahasa gaul mengacu pada perilaku yang cenderung berfokus pada diri sendiri, sering disertai dengan kecenderungan untuk memamerkan diri atau mencari perhatian. Istilah ini umumnya digunakan dalam konteks santai atau humor, terutama di media sosial, untuk menggambarkan seseorang yang suka mengambil selfie atau mengunggah konten tentang dirinya.

Meskipun demikian, penggunaan istilah narsis dalam bahasa gaul bisa juga mencerminkan kecenderungan narsistik yang lebih serius. Memahami arti kata narsis dalam bahasa gaul penting karena bisa mencerminkan pandangan masyarakat tentang perilaku narsistik.

Seseorang yang disebut narsis mungkin dianggap memiliki rasa percaya diri yang tinggi, tetapi dalam konteks psikologi, perilaku ini bisa menjadi indikasi gangguan kepribadian narsistik (NPD). Kondisi ini melibatkan kebutuhan berlebihan untuk kekaguman, rasa superioritas, dan kurangnya empati terhadap orang lain.

Pandangan psikologi tentang orang yang narsis menunjukkan bahwa gangguan narsistik disorder sering kali lebih kompleks daripada sekadar perilaku mencari perhatian. Orang dengan NPD bisa memiliki masalah dalam mengelola emosi, reaksi yang intens terhadap kritik, dan kecenderungan untuk meremehkan orang lain. Oleh karena itu, meskipun arti kata narsis dalam bahasa gaul sering dianggap ringan, penting untuk menyadari implikasi yang lebih serius terkait dengan perilaku narsistik dalam konteks psikologi.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang arti kata narsis dalam bahasa gaul dan ciri-cirinya, Senin (6/5/2024).

2 dari 4 halaman

Arti Kata Narsis

Istilah "narsis" telah menjadi bagian dari bahasa sehari-hari, terutama dalam bahasa gaul. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan narsis sebagai sinonim dari narsistik. Secara umum, arti kata narsis mengacu pada kepedulian yang berlebihan pada diri sendiri dengan sikap arogan, percaya diri, dan egois.

Namun, dalam bahasa gaul, arti kata narsis tidak selalu memiliki konotasi negatif seperti dalam konteks psikologi. Sering kali, istilah ini digunakan untuk menggambarkan seseorang yang suka memamerkan diri atau mengambil foto selfie.

Meskipun arti kata narsis dalam bahasa gaul lebih ringan dan sering digunakan dalam konteks humor atau lelucon, narsisme dalam psikologi memiliki makna yang lebih serius. Menurut Kementerian Kesehatan RI, gangguan kepribadian narsistik adalah kondisi di mana seseorang merasa dirinya paling penting dan membutuhkan perhatian serta kekaguman berlebihan.

Narsisme ini juga ditandai dengan kurangnya empati terhadap orang lain. Jadi, sementara arti kata narsis dalam bahasa gaul hanya sekadar bercanda, dan dalam konteks psikologi, narsisme bisa menunjukkan masalah kesehatan mental yang lebih serius.

 

3 dari 4 halaman

Perilaku Narsis Menurut Penelitian

Penelitian psikologi menunjukkan hubungan erat antara narsisme dan agresi. Studi yang dilansir dari Inverse, berdasarkan tinjauan 437 penelitian tentang narsisme dan agresi, menemukan bahwa narsisme terkait dengan peningkatan agresi sebesar 21% dan kekerasan sebesar 18%. Agresi adalah perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti orang lain, sedangkan kekerasan melibatkan kerusakan fisik yang lebih ekstrem.

Orang dengan kecenderungan narsis yang tinggi seringkali menunjukkan perilaku agresif seperti agresi fisik, agresi verbal, menyebarkan gosip, dan mengintimidasi orang lain. Inilah mengapa arti kata narsis dalam konteks psikologi lebih serius dibandingkan dalam bahasa gaul.

Faktor yang menyebabkan seseorang menjadi narsis juga kompleks. Menurut Kemenkes RI, belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan gangguan kepribadian narsistik, namun ada beberapa faktor yang diduga berperan.

Faktor genetik bisa mempengaruhi, terutama jika ada riwayat narsisme dalam keluarga. Faktor lingkungan seperti pola asuh orang tua yang terlalu memanjakan atau menuntut juga bisa berkontribusi. Selain itu, pengalaman masa kecil seperti penyiksaan atau trauma dapat memicu gangguan ini. Faktor neurobiologi, yang melibatkan hubungan antara otak dengan pola pikir dan perilaku, juga bisa memengaruhi seseorang menjadi narsis.

Meskipun arti kata narsis dalam bahasa gaul mungkin tampak ringan dan sering digunakan dalam humor, penting untuk memahami perbedaan antara narsisme sebagai istilah gaul dan narsisme dalam psikologi. Menyadari dampak serius dari gangguan kepribadian narsistik dan faktor-faktor yang mempengaruhinya bisa membantu  memahami kapan penggunaan istilah ini tidak lagi sekadar bercanda, tapi mengarah pada sesuatu yang lebih serius.

4 dari 4 halaman

Ciri-Ciri Orang Narsis

Melansir dari situs Mayo Clinic, begini ciri-ciri narsis yang dimaksudkan:

  1. Kepentingan Terlalu Tinggi pada Diri Sendiri: Orang narsis cenderung sangat memprioritaskan diri sendiri, bahkan melebihi ukuran yang sehat. Mereka membutuhkan kekaguman yang berlebihan dan terus-menerus sebagai sumber validasi.
  2. Rasa Berhak yang Membesar: Mereka merasa berhak mendapatkan perlakuan istimewa atau keistimewaan tanpa alasan yang jelas, bahkan tanpa prestasi yang sesuai.
  3. Ambisi Tak Tertandingi: Orang narsis seringkali memiliki harapan untuk diakui sebagai superior, bahkan jika tidak didukung oleh pencapaian nyata. Mereka cenderung membesar-besarkan prestasi dan bakat mereka.
  4. Fantasi yang Menghantui: Kehidupan orang narsis dipenuhi dengan fantasi tentang kesuksesan, kecantikan, kekuatan, kecemerlangan, dan pasangan yang sempurna.
  5. Pandangan yang Terlalu Tinggi terhadap Diri Sendiri: Mereka yakin bahwa mereka lebih unggul daripada orang lain, seringkali merasa hanya bisa berinteraksi dengan orang-orang yang mereka anggap selevel.
  6. Kritik yang Ditakuti: Orang narsis tidak bisa menanggapi kritik dengan baik. Mereka seringkali merasa terhina, tidak aman, dan marah saat dihadapkan dengan kritik.
  7. Pemanfaatan Orang Lain: Orang narsis sering memanfaatkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan mereka tanpa memperhatikan perasaan atau kebutuhan orang lain.
  8. Kesulitan Mengelola Emosi: Mereka kesulitan mengelola emosi dan perilaku mereka, seringkali bereaksi dengan marah atau penghinaan saat tidak mendapat pengakuan atau perlakuan khusus.
  9. Sikap Arogan dan Sombong: Orang narsis sering terlihat sombong dan berperilaku arogan, dengan kepercayaan diri yang tidak selalu didukung oleh kenyataan.
  10. Kesulitan Berinteraksi: Mereka mengalami masalah besar dalam berinteraksi sosial dan sering merasa diremehkan atau tidak dipahami.
  11. Kesulitan Menangani Kegagalan: Orang narsis cenderung menarik diri atau menghindari situasi yang berpotensi membuat mereka gagal, dan akibatnya bisa merasa tertekan dan murung.

Mengetahui ciri-ciri narsis ini bisa membantu dalam mengenali perilaku narsis dan memahami kompleksitas gangguan narsistik disorder. Penting untuk mencatat bahwa orang dengan NPD mungkin memerlukan bantuan profesional untuk mengelola kondisi mereka dan berinteraksi secara sehat dengan orang lain.

Â