Liputan6.com, Jakarta Lidah adalah salah satu organ penting dalam fungsi tubuh manusia. Selain berperan dalam proses bicara, lidah juga memiliki peran yang sangat vital dalam menelan dan merasakan makanan. Pada bayi yang baru lahir, terdapat perbedaan antara lidah yang normal dan lidah yang mengalami kondisi yang disebut sebagai tongue tie.
Baca Juga
Advertisement
Lidah normal pada bayi memiliki fleksibilitas yang baik, sehingga memungkinkan bayi untuk dapat melakukan gerakan yang beragam saat menyusui atau minum susu dari botol. Lidah ini juga dapat bergerak dengan leluasa saat bayi mulai memasuki tahap makan padat.
Namun, pada beberapa bayi, terdapat kondisi yang dikenal sebagai tongue tie atau frenulum pendek. Kondisi ini terjadi ketika frenulum, yaitu jaringan tipis yang terletak di bagian bawah lidah, terlalu pendek atau terlalu kencang sehingga menyebabkan lidah bayi tidak dapat bergerak dengan leluasa.
Lalu apa lidah normal dan tongue tie? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (6/5/2024).
Pengertian Tongue Tie
Pengertian Tongue Tie, atau yang juga dikenal sebagai frenulum linguae terikat, adalah kondisi medis yang terjadi saat frenulum - sepotong jaringan lunak yang menghubungkan lidah dengan dasar mulut - terlalu pendek atau terlalu kencang, sehingga menyebabkan keterbatasan gerakan lidah secara penuh.
Frenulum linguae adalah sepotong jaringan yang penting dalam mobilitas lidah. Pada bayi yang memiliki lidah normal, frenulum linguae cukup panjang dan elastis, memungkinkan lidah untuk bergerak dengan bebas dan melakukan fungsinya dengan baik, seperti mengisap, menjilat, dan mengunyah makanan.
Namun, jika frenulum terlalu pendek atau terlalu kencang, lidah bayi menjadi terikat dan tidak dapat bergerak dengan leluasa. Hal ini dapat mengganggu proses menyusui pada bayi karena sulit untuk menempel dengan baik pada puting ibu. Selain itu, bayi dengan pengertian tongue tie juga mungkin mengalami kesulitan dalam mengucapkan kata-kata atau meniru suara, dan kadang-kadang dapat menyebabkan kesulitan dalam makan dan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan mereka.
Untuk mengatasi masalah ini, tindakan medis mungkin diperlukan. Tindakan yang umum dilakukan adalah frenotomy, yaitu pembuangan atau pemotongan frenulum lidah yang terlalu pendek atau kencang. Prosedur ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan mobilitas lidah dan memperbaiki masalah yang ada. Namun, keputusan untuk melakukan tindakan ini harus dibuat setelah berkonsultasi dengan dokter anak atau spesialis yang berkompeten dalam bidang ini.
Advertisement
Dampak Tongue Tie
Tongue tie, atau yang dikenal juga sebagai frenulum lidah pendek, merupakan kondisi di mana frenulum lidah (jaringan kecil yang menghubungkan lidah dengan dasar mulut) terlalu pendek atau mengalami pembatasan pergerakan. Kondisi ini dapat menimbulkan sejumlah dampak pada bayi, antara lain sebagai berikut:
1. Kesulitan Menyusu
Tongue tie atau kondisi lidah terikat pada bayi bisa menjadi penyebab kesulitan menyusui. Perbedaan antara lidah normal dan tongue tie terletak pada frenulum, yaitu jaringan kecil yang menghubungkan lidah ke dasar mulut. Pada bayi dengan tongue tie, frenulum terlalu pendek dan kaku, sehingga menghambat gerakan lidah yang leluasa saat menyusui.
Untuk mengatasi kesulitan menyusui akibat tongue tie, langkah pertama yang harus dilakukan adalah berkonsultasi dengan dokter atau ahli laktasi. Mereka akan melakukan pemeriksaan untuk memastikan diagnosis tongue tie dan memberikan saran serta langkah-langkah yang tepat.
Jika diperlukan, dokter atau ahli laktasi dapat merekomendasikan untuk melakukan frenotomy. Frenotomy adalah prosedur sederhana yang dilakukan dengan memotong atau membedah frenulum yang terlalu pendek atau kaku. Proses ini biasanya dilakukan oleh dokter yang berpengalaman dan tidak membutuhkan anestesi.
Setelah frenotomy dilakukan, bayi biasanya akan langsung merasakan perbaikan dalam menyusui. Lidahnya dapat lebih leluasa bergerak, sehingga memudahkan bayi dalam menangkap puting ibu dan mengisap dengan efektif.
Dengan berkonsultasi dengan dokter atau ahli laktasi, serta melakukan frenotomy jika diperlukan, kesulitan menyusui akibat tongue tie pada bayi dapat diatasi dengan efektif. Penting bagi para ibu untuk tidak ragu mencari bantuan dan informasi yang dibutuhkan untuk memberikan dukungan terbaik dalam menyusui.
2. Kesulitan Menelan dan Mengunyah Makanan
Tongue-tie atau frenulum lidah pendek adalah kondisi di mana frenulum (jaringan yang menghubungkan lidah ke dasar mulut) terlalu pendek, membatasi gerakan lidah secara normal. Bayi yang mengalami tongue-tie dapat mengalami kesulitan dalam menelan dan mengunyah makanan. Namun, ada beberapa teknik khusus yang dapat membantu bayi mengatasi masalah tersebut.
Pertama, peregangan lidah adalah teknik yang umum digunakan untuk membantu memperpanjang frenulum lidah. Teknik ini melibatkan peregangan perlahan dan teratur pada frenulum lidah menggunakan ibu jari. Peregangan ini dapat membantu melonggarkan jaringan yang terlalu pendek dan meningkatkan gerakan lidah bayi.
Selain itu, latihan gerakan lidah juga dianjurkan untuk membantu meningkatkan kekuatan dan gerakan lidah bayi. Latihan ini melibatkan berbagai gerakan lidah seperti menjulurkan lidah sejauh mungkin, menggerakkan lidah ke sisi kanan dan kiri, dan menekan lidah ke langit-langit mulut. Latihan ini harus dilakukan secara teratur dan diawasi oleh ahli laktasi atau dokter spesialis anak.
Namun, penting untuk berkonsultasi dengan ahli laktasi atau dokter spesialis anak sebelum melakukan teknik apapun. Mereka dapat memberikan saran yang tepat berdasarkan kondisi spesifik bayi dan memastikan bahwa teknik yang digunakan aman dan efektif. Dalam beberapa kasus, mungkin diperlukan tindakan bedah untuk memperbaiki kondisi tongue-tie yang parah.
Jadi, bagi orangtua yang memiliki bayi dengan tongue-tie, tidak perlu khawatir. Dengan menggunakan teknik-teknik khusus, seperti peregangan lidah dan latihan gerakan lidah, serta berkonsultasi dengan ahli laktasi atau dokter spesialis anak, bayi dapat mengatasi kesulitan menelan dan mengunyah makanan dengan lebih baik.
3. Gangguan Perkembangan Mulut
Gangguan perkembangan mulut pada anak-anak dapat mencakup berbagai masalah, salah satunya adalah tongue tie atau disebut juga ankyloglossia. Tongue tie terjadi ketika membran yang menghubungkan lidah dengan dasar mulut terlalu pendek atau kaku, sehingga membatasi gerakan lidah secara normal.
Tanda-tanda dan gejala tongue tie pada bayi adalah kesulitan dalam menyusui, terutama saat mencapai puting susu, menyusui yang lama, perlekatan yang kurang efektif, dan bayi sering mengalami rasa lapar dan kelelahan karena tidak mampu menghisap ASI dengan baik. Selain itu, lidah bayi yang terikat juga dapat memengaruhi perkembangan logopedi dan bahasa.
Untuk mengatasi masalah ini, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah dengan mengonsultasikan kondisi bayi pada dokter atau ahli laktasi. Jika ditemukan ada gangguan perkembangan mulut, bisa dilakukan prosedur frenotomy, yaitu pemotongan membran yang menghubungkan lidah dengan dasar mulut bayi. Prosedur ini relatif sederhana dan aman dilakukan pada bayi.
Setelah prosedur frenotomy, bayi akan dapat menggerakkan lidahnya dengan lebih bebas, sehingga dapat menyusui dengan lebih lancar dan efisien. Terapi dan latihan lidah juga dapat membantu dalam memperkuat otot lidah bayi.
Pada umumnya, gangguan perkembangan mulut seperti tongue tie dapat diatasi dengan langkah-langkah yang tepat. Penting bagi orang tua untuk memahami tanda-tanda dan gejala yang muncul sehingga dapat segera mengambil tindakan yang diperlukan untuk membantu perkembangan mulut yang optimal pada anak-anak mereka.
4. Gangguan Kemampuan Bicara
Lidah terikat, atau yang juga dikenal sebagai "tongue tie", adalah kondisi di mana tali atau frenulum di bawah lidah bayi terlalu pendek atau terlalu tegang, sehingga menghambat gerakan lidah dengan bebas. Hal ini dapat menyebabkan gangguan kemampuan bicara pada anak.
Gejala lidah terikat pada bayi termasuk kesulitan menyusui, sulit menghisap botol atau dot, lidah terlihat terikat saat menangis, serta kesulitan dalam menggerakkan lidah ke atas dan ke belakang. Lidah yang terikat juga dapat mempengaruhi pertumbuhan gigi dan fungsi tenggorokan.
Untuk mengatasi gangguan kemampuan bicara akibat lidah terikat pada anak, perawatan yang dapat dilakukan adalah operasi pengikatan frenulum, yang disebut frenectomy. Prosedur ini melibatkan pemotongan atau melemaskan tali frenulum yang terlalu pendek atau tegang, untuk mengembalikan gerakan lidah yang normal. Frenectomy harus dilakukan oleh ahli bedah dengan pengalaman yang memadai.
Memahami gejala lidah terikat pada bayi dan melakukan perawatan yang tepat sangat penting untuk membantu anak mengatasi gangguan kemampuan bicara. Konsultasikan dengan dokter anak atau ahli bedah untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang perawatan yang tepat dan langkah-langkah yang harus dilakukan.
Perbedaan Lidah Normal dan Tongue Tie pada Bayi
Lidah merupakan salah satu organ penting dalam fungsionalitas mulut dan pencernaan bagi bayi. Namun, dalam beberapa kasus, bayi dapat mengalami kelainan yang disebut tongue tie. Berikut adalah sejumlah perbedaan lidah normal dan tongue tie pada bayi:
1. Anatomi
Lidah normal pada bayi merupakan lidah yang memiliki ukuran, bentuk, dan gerakan yang sesuai dengan tahap perkembangan usianya. Lidah normal dapat berfungsi dengan baik dalam menggerakkan makanan dalam mulut serta berpartisipasi dalam proses bicara.
Sementara itu, kondisi tongue tie atau frenulum lidah terikat adalah kondisi di mana lidah bayi memiliki frenulum atau jaringan yang membatasi gerakan lidah ke bagian bawah mulutnya. Frenulum yang terikat ini dapat mengganggu fungsi lidah, seperti menggerakkan makanan dalam mulut atau berpartisipasi dalam proses bicara.
Perbedaan utama antara lidah normal dan tongue tie terletak pada kondisi anatominya. Lidah normal memiliki frenulum yang lembut dan fleksibel, yang memungkinkan lidah untuk bergerak dengan bebas dan berpartisipasi dalam fungsi mulut yang normal. Sementara itu, pada tongue tie, frenulum lidah terlalu pendek, kaku, atau terletak terlalu dekat dengan ujung lidah, sehingga membatasi gerakan lidah dengan bebas.
Penting untuk memahami perbedaan antara lidah normal dan tongue tie pada bayi, karena kondisi tongue tie dapat mengganggu proses menyusui dan perkembangan bicara bayi. Jika ada kekhawatiran tentang kondisi lidah bayi, sebaiknya bicarakan dengan dokter atau ahli kelainan lidah untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
2. Fungsi
Lidah merupakan salah satu organ penting dalam tubuh manusia yang memiliki peran dalam berbagai fungsi seperti berbicara, makan, menelan, dan menghisap. Namun, ada kondisi yang dapat memengaruhi fungsi lidah pada bayi, yaitu tongue tie atau frenulum lidah pendek.
Lidah normal pada bayi memiliki gerakan yang bebas dan fleksibel, sehingga memungkinkan bayi untuk melakukan fungsi-fungsi utama lidah dengan baik. Fungsi utama lidah normal adalah membantu bayi dalam mengisap dan menelan dengan efektif. Selain itu, lidah juga memiliki peran dalam berbicara dan pembentukan suara.
Tongue tie merupakan kondisi dimana frenulum, atau jaringan kecil yang menghubungkan lidah dengan dasar mulut, terlalu pendek atau terikat dengan kencang, sehingga menyebabkan lidah bayi sulit bergerak dengan bebas. Akibatnya, bayi dengan tongue tie mungkin mengalami kesulitan dalam mengisap dan menelan dengan baik. Fungsi lidah terganggu dan dapat menyebabkan bayi sulit menyusui, berat badan bayi sulit naik, dan bayi sulit mengeluarkan suara dengan baik.
Jadi, perbedaan antara lidah normal dan tongue tie terletak pada fungsi lidah tersebut. Lidah normal memiliki gerakan yang bebas dan fleksibel, sehingga dapat membantu bayi dalam mengisap, menelan, berbicara, dan pembentukan suara. Sedangkan pada bayi dengan tongue tie, fungsi lidah terganggu akibat adanya frenulum lidah yang terlalu pendek atau terikat dengan kencang.
3. Perilaku Makan
Perbedaan antara lidah normal dan tongue tie pada bayi dapat dilihat dari perilaku makan mereka. Lidah normal pada bayi memungkinkan mereka untuk menghisap dan menelan dengan baik, sehingga dapat mengambil ASI atau botol dengan lancar. Bayi dengan lidah normal cenderung memiliki pengisapan yang kuat dan efisien, serta mampu memperoleh nutrisi yang cukup dari makanan yang mereka konsumsi.
Di sisi lain, bayi dengan tongue tie mengalami hambatan dalam menghisap dan menelan. Tongue tie adalah kondisi saat membrane yang menyatukan lidah dengan dasar mulut terlalu pendek atau kaku. Hal ini menyebabkan gerakan lidah menjadi terbatas, sehingga bayi menghadapi kesulitan dalam menghisap ASI atau botol dengan baik. Perilaku makan bayi yang memiliki tongue tie umumnya ditandai dengan kesulitan mengunci bibir di sekitar puting, sering melepaskan puting saat menyusui, serta kesulitan menghisap dan menelan dengan efisien.
Mengidentifikasi perbedaan antara lidah normal dan tongue tie berdasarkan perilaku makan bayi sangat penting, karena bayi yang mengalami tongue tie mungkin mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Jika Anda mencurigai bahwa bayi Anda memiliki tongue tie, segera periksakan ke dokter anak atau spesialis laktasi untuk mendapatkan diagnosis yang akurat dan perawatan yang tepat.
4. Bicara
Bicara adalah kemampuan dasar yang dimiliki manusia untuk berkomunikasi dengan orang lain. Lidah memainkan peran sentral dalam proses bicara ini. Namun, ada kondisi tertentu yang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam berbicara, seperti kondisi lidah normal dan kondisi lidah yang terikat (tongue tie).
Lidah normal adalah lidah yang dapat bergerak dengan bebas dan tidak terikat oleh jaringan di dasar mulut. Hal ini memungkinkan lidah untuk bergerak dengan leluasa dan secara optimal menekan bagian belakang gigi depan atas saat berbicara. Dengan lidah normal yang tidak terhambat, seseorang dapat mengartikulasikan suara dengan jelas dan tepat.
Di sisi lain, tongue tie adalah kondisi di mana lidah terikat oleh frenulum, yaitu jaringan kecil yang menghubungkan lidah dengan dasar mulut. Hal ini dapat menyebabkan lidah terbatasi dalam gerakannya, sehingga berdampak pada kemampuan seseorang dalam berbicara. Pada bayi, tongue tie dapat menyebabkan kesulitan dalam mengisap saat menyusui, sementara pada anak yang lebih besar dan dewasa, kondis ini bisa menghambat pembentukan suara yang benar saat berbicara.
Dalam hal bicara, perbedaan lidah normal dan tongue tie sangat signifikan. Lidah normal memungkinkan seseorang untuk mengeluarkan suara dengan baik dan jelas, sedangkan tongue tie dapat menyebabkan kesulitan dalam mengucapkan suara dan mengartikulasikan kata-kata dengan benar. Penting bagi orang tua untuk memperhatikan kondisi lidah bayi mereka, dan jika ditemukan ada tanda-tanda tongue tie, segera berkonsultasi dengan dokter untuk tindakan yang sesuai.
Advertisement