Liputan6.com, Jakarta Pernahkah Anda memperhatikan betapa pentingnya penggunaan tanda baca dalam bahasa Indonesia? Tanda baca bukan hanya sekadar simbol grafis, tetapi memiliki peran yang sangat vital dalam menyampaikan makna suatu kalimat. Dalam setiap tulisan, tanda baca menjadi penentu struktur dan keterbacaan, sehingga tanpa adanya tanda baca, pesan yang ingin disampaikan dapat menjadi samar. Namun, bagaimana sebenarnya tanda baca tersebut digunakan dengan tepat dan efektif?
Tanda baca bukanlah hal yang bisa diabaikan begitu saja. Dengan penggunaan yang tepat, tanda baca dapat menjadi alat yang sangat kuat dalam menyampaikan emosi, penekanan, atau bahkan pergantian nuansa dalam sebuah tulisan. Namun, seringkali terjadi kesalahan dalam penggunaan tanda baca, yang dapat mengaburkan makna sebenarnya dari suatu kalimat. Oleh karena itu, penting untuk memahami aturan dan fungsi dari setiap tanda baca yang digunakan dalam bahasa Indonesia.
Namun, di balik kepentingannya, banyak yang masih belum memahami sepenuhnya peran dan kegunaan masing-masing tanda baca. Apakah Anda yakin telah menggunakan tanda baca dengan benar setiap kali menulis? Terkadang, kesalahan kecil dalam penggunaan tanda baca dapat mengubah keseluruhan makna suatu kalimat. Maka dari itu, mari kita eksplorasi lebih dalam tentang pentingnya tanda baca dalam bahasa Indonesia dan dampaknya terhadap pemahaman pembaca.
Advertisement
Untuk penjelasan lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber fungsi dan penggunaan tanda baca dalam Bahasa Indonesia yang benar, pada Selasa (7/5).
Apa Itu Tanda Baca?
Tanda baca, juga dikenal sebagai punctuation dalam bahasa Inggris, merujuk pada simbol-simbol grafis yang tidak memiliki hubungan dengan suara (fonem) atau kata-kata dan frasa dalam suatu bahasa. Fungsinya terletak pada pengaturan struktur dan organisasi teks, serta memberikan petunjuk tentang intonasi, tinggi-rendahnya suara, dan jeda saat pembacaan. Dengan kata lain, tanda baca memainkan peran penting dalam membantu pembaca memahami makna yang dimaksud dalam tulisan.
Setiap bahasa memiliki aturan tanda baca yang berbeda, dan aturan ini dapat bervariasi tergantung pada lokasi, zaman, serta perkembangan bahasa itu sendiri. Misalnya, dalam bahasa Inggris, tanda koma (,) digunakan untuk memisahkan elemen dalam satu kalimat atau untuk menghubungkan klausa yang terkait. Di sisi lain, dalam bahasa Indonesia, tanda baca koma juga berperan sebagai pemisah antara kata-kata dalam suatu frasa atau kalimat.
Salah satu aspek penting dari tanda baca adalah bahwa mereka mencerminkan gaya penulisan tertentu. Seorang penulis mungkin memilih untuk menggunakan tanda baca secara konservatif, dengan hanya memasukkan yang diperlukan menurut aturan gramatikal, sementara penulis lain mungkin cenderung menggunakan tanda baca secara lebih bebas untuk menciptakan ritme atau nuansa tertentu dalam tulisannya.
Dengan demikian, tanda baca tidak hanya sekadar simbol grafis, tetapi juga merupakan alat yang membantu menyampaikan makna dengan jelas dan mengatur alur bacaan bagi pembaca.
Advertisement
Apa Saja Fungsi Tanda Baca?
Fungsi tanda baca dalam sebuah tulisan sangat penting karena mereka membantu mengatur struktur, ritme, dan makna dari kalimat-kalimat tersebut. Berikut ini adalah beberapa fungsi utama tanda baca beserta contoh-contohnya:
1. Mengatur jeda dalam pembacaan
Tanda baca seperti koma (,) digunakan untuk memisahkan unsur-unsur dalam sebuah kalimat. Contohnya:
- "Saya makan, lalu tidur."
- "Dia pergi ke pasar, membeli buah-buahan, dan pulang."
2. Menunjukkan tata kata
Tanda baca seperti tanda hubung (-) dan tanda panah (->) digunakan untuk menghubungkan kata-kata dalam suatu rangkaian atau untuk menunjukkan arah atau hubungan antar unsur. Contohnya:
- "Rumah tangga"
- "Kamar tidur -> Kamar mandi"
3. Mengatur intonasi
Tanda baca seperti titik (.) digunakan untuk menandai akhir sebuah kalimat dan memisahkan kalimat-kalimat yang berbeda. Contohnya:
- "Dia pergi ke sekolah."
- "Saya suka makanan pedas. Dia tidak suka."
4. Memberikan penegasan kalimat
Tanda baca seperti tanda tanya (?) dan tanda seru (!) digunakan untuk menandai kalimat-kalimat tanya dan kalimat-kalimat yang mengandung ekspresi kegembiraan, kejutan, atau keheranan. Contohnya:
- "Apakah kamu sudah makan?"
- "Hebat sekali!"
5. Menggambarkan struktur kata atau kalimat
Tanda baca seperti tanda kurung (), tanda petik (" "), dan tanda garis miring (/) digunakan untuk menyisipkan informasi tambahan, kutipan langsung, atau alternatif dalam sebuah kalimat. Contohnya:
- "Anak itu (yang saya temui kemarin) sangat pintar."
- "Dia berkata, 'Saya senang bertemu denganmu.'"
- "Pilihan itu terserah kepada kamu/kalian."
Setiap tanda baca memiliki peran yang spesifik sesuai dengan fungsinya masing-masing, dan penggunaannya disesuaikan dengan maksud dan gaya penulisan dari penulisnya. Dengan memahami fungsi-fungsi tanda baca ini, pembaca dapat lebih mudah memahami dan menginterpretasikan makna yang disampaikan dalam tulisan.
Penggunaan Tanda Baca dalam Bahasa Indonesia
Penggunaan tanda baca sangat penting dalam bahasa Indonesia untuk menjaga kejelasan, keberterimaan, dan kesesuaian makna suatu kalimat. Mari kita bahas secara lebih terperinci penggunaan tanda baca titik, koma, seru, dan tanya, beserta contoh-contohnya.
Penggunaan Tanda Baca Titik (.)
1. Akhir Kalimat Pernyataan:
Tanda titik digunakan untuk menandai akhir kalimat pernyataan.
Contoh:
"Dia pergi ke pasar."
"Saya suka minum kopi."
2. Daftar atau Bagan:
Tanda titik juga digunakan untuk memisahkan angka atau huruf dalam suatu daftar atau bagan.
Contoh:
"1. Buah apel"
"A. Bagian utama"
"i. Subbagian pertama"
3. Waktu atau Jangka Waktu:
Tanda titik digunakan untuk memisahkan jam, menit, dan detik dalam penulisan waktu atau jangka waktu.
Contoh:
"08.30.45 jam"
"02.15.00 pagi"
4. Daftar Pustaka:
Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka untuk memisahkan informasi tentang penulis, tahun terbit, judul tulisan, dan tempat terbit.
Contoh:
"Andi, B. (2021). Kiat Sukses Menulis. Jakarta: Penerbit Maju."
"Rani, C. (2019). Panduan Belajar Bahasa. Yogyakarta: Penerbit Jaya."
5. Angka Ribuan atau Jumlah:
Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka ribuan atau jumlah yang besar.
Contoh:
"Rp1.000.000"
"10.000 orang"
Penggunaan Tanda Baca Koma (,)
1. Pemerincian atau Pembilangan:
Tanda koma digunakan untuk memisahkan unsur-unsur dalam pemerincian atau pembilangan.
Contoh:
"Buku, pensil, dan penghapus"
"Makanan, minuman, dan camilan"
2. Kata Penghubung:
Tanda koma digunakan sebelum kata penghubung seperti tetapi, melainkan, dan sedangkan dalam kalimat majemuk.
Contoh:
"Dia rajin, tetapi tidak selalu berhasil."
"Ini bukan milikku, melainkan miliknya."
3. Anak Kalimat:
Tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya.
Contoh:
"Kamu datang, aku senang."
"Dia marah, aku takut."
4. Kata Penghubung Antarkalimat:
Tanda koma digunakan sebelum kata atau ungkapan penghubung antarkalimat, seperti dengan demikian, sehubungan dengan itu.
Contoh:
"Dia belajar keras, dengan demikian dia lulus ujian."
"Saya memahami peraturannya, sehubungan dengan itu saya patuh."
Penggunaan Tanda Seru (!)
Tanda seru digunakan untuk mengakhiri kalimat yang berupa seruan, perintah, atau ungkapan emosi.
Contoh:
"Selamat ulang tahun!"
"Semangat untuk hari ini!"
"Hentikan!"
Penggunaan Tanda Tanya (?)
1. Akhir Kalimat Tanya:
Tanda tanya digunakan untuk menandai akhir kalimat tanya.
Contoh:
"Siapa nama kamu?"
"Kapan kita bertemu lagi?"
2. Penyisipan Dalam Tanda Kurung:
Tanda tanya juga dapat digunakan di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang masih disangsikan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh:
"Dia lahir pada tahun 1990 (?)."
"Apakah ini benar (?)"
Dengan memahami penggunaan tanda baca ini, tulisan kita akan menjadi lebih jelas dan mudah dipahami oleh pembaca.
Advertisement
Penggunaan Tanda Titik Dua (:)
1. Akhir Pernyataan dengan Pemerincian:
Tanda titik dua digunakan setelah suatu pernyataan lengkap yang diikuti oleh pemerincian atau penjelasan lebih lanjut.
Contoh:
"Pasangan suami istri itu membutuhkan beberapa barang: kursi, meja, dan lemari."
2. Setelah Kata atau Ungkapan Pemerian:
Tanda titik dua digunakan setelah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian atau penunjukan.
Contoh:
"Ketua : Nicolas"
"Sekretaris : Paramita"
"Bendahara : Ajeng"
3. Dalam Naskah Drama:
Tanda titik dua digunakan dalam naskah drama setelah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Contoh:
Ibu : “Bawa bekal ini, Nak!”
Bani: “Baik, Bu.”
Ibu : “Jangan lupa, jaga tempat bekalnya!”
Penggunaan Tanda Titik Koma (;)
1. Pengganti Kata Penghubung:
Tanda titik koma dapat digunakan sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat setara dalam kalimat majemuk.
Contoh:
"Hari sudah malam; adik-adikku masih menonton televisi."
"Ayah menyelesaikan pekerjaan; Ibu menulis memasak; Kakak memperbaiki motor."
2. Pemerincian dalam Kalimat:
Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian pemerincian dalam kalimat yang sudah menggunakan tanda koma.
Contoh:
"Kakak membeli buku, pensil, dan tinta; baju, rok, dan kaus; pisang, anggur, dan melon."
Penggunaan Tanda Hubung (-)
1. Pergantian Baris:
Tanda hubung digunakan untuk menandai bagian kata yang terpotong oleh pergantian baris.
Contoh:
"Aku sudah ter-"
"biasa sendiri."
2. Unsur Kata Ulang:
Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata ulang.
Contoh:
"anak-anak"
"bersenang-senang"
Penggunaan Tanda Petik (“…”)
1. Petikan Langsung:
Tanda petik digunakan untuk mengapit petikan langsung dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
Contoh:
"“Merdeka atau mati!” seru Bung Tomo dalam pidatonya."
"“Kerjakan latihan soal ini sekarang!” perintah guruku. “Besok kita bahas bersama.”"
2. Judul Karya:
Tanda petik dipakai untuk mengapit judul sajak, lagu, film, artikel, atau bab buku dalam kalimat.
Contoh:
"Marilah kita menyanyikan lagu “Indonesia Raya”!"
Dengan memahami penggunaan tanda baca tersebut, kita dapat menulis dengan lebih teratur dan membuat makna tulisan menjadi lebih jelas bagi pembaca.
Penggunaan Tanda Petik Tunggal (‘…’)
1. Petikan dalam Petikan:
Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit petikan yang terdapat dalam petikan lain.
Contoh:
Tanya dia, “Kamu dengar bunyi ‘tok-tok’ tadi?”
“Kudengar teriak saudaraku, ‘Ibu, Kakek datang!’, dan rasa lelahku lenyap seketika,” ujar Pak Bahri.
“Kita bangga karena lagu ‘Indonesia Raya’ berkumandang di arena olimpiade itu,” kata Ketua KONI.
2. Makna atau Terjemahan:
Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan.
Contoh:
Tergugat ‘yang digugat’
Retina ‘dinding mata sebelah dalam’
Penggunaan Tanda Kurung ((…))
1. Keterangan atau Penjelasan:
Tanda kurung digunakan untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Contoh:
Sila baru saja memperpanjang surat izin mengemudi (SIM).
Dia sudah lama tinggal di sini, namun belum memiliki KTP (kartu tanda penduduk).
Lokakarya (workshop) itu diadakan di Solo.
2. Penghilangan atau Penambahan:
Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang keberadaannya di dalam teks dapat dimunculkan atau dihilangkan.
Contoh:
Dia berangkat ke kantor selalu menaiki (bus) Transjakarta.
Artis terkenal itu berasal dari (Kota) Semarang.
Penggunaan Tanda Pisah (—)
1. Penyisipan Penjelasan:
Tanda pisah bisa digunakan untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat.
Contoh:
Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan tercapai— diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
Keberhasilan itu—kita sependapat—dapat dicapai jika kita mau berusaha keras.
2. Rentang Bilangan atau Tempat:
Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat yang berarti ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’.
Contoh:
Tahun 2020—2022
Tanggal 3—10 Mei 2022
Jakarta—Solo
Penggunaan Tanda Elipsis (…)
1. Bagian yang Dihilangkan:
Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau kutipan ada bagian yang dihilangkan.
Contoh:
Penyebab kegagalan … akan diteliti lebih lanjut.
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa bahasa negara ialah …. …, lain lubuk lain ikannya.
Catatan:
Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.
Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda titik (jumlah titik empat buah).
Advertisement
Penggunaan Tanda Kurung Siku ([…])
1. Koreksi atau Tambahan:
Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan atas kesalahan atau kekurangan di dalam naskah asli yang ditulis orang lain.
Contoh:
Para nelayan men[d]engar bunyi gemericik. (Tambahan huruf "d" untuk koreksi)
Penggunaan bahasa dalam tugas akhir tentu harus sesuai [dengan] kaidah bahasa Indonesia. (Tambahan kata "dengan" untuk koreksi)
2. Keterangan dalam Kalimat Penjelas:
Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang terdapat dalam tanda kurung.
Contoh:
Persamaan kedua metode tersebut (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 30─32]) perlu dipaparkan sekarang. (Penjelasan terletak di dalam tanda kurung siku)
Penggunaan Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)
Tanda penyingkat digunakan untuk menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun dalam konteks tertentu.
Contoh:
Mereka sudah pulang, ‘kan? (‘kan = bukan)
Surya ‘lah tiba. (‘lah = telah)
7-2-‘11 (’11 = 2011)
Penggunaan Tanda Garis Miring (/)
1. Nomor dan Alamat:
Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Contoh:
Nomor: 9/PK/III/2021
Jalan Batu III/12
tahun ajaran 2020/2021
2. Pengganti Kata "dan", "atau", "serta":
Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata "dan", "atau", "serta setiap".
Contoh:
Mahasiswa/mahasiswi
Harganya Rp2.500,00/lembar
Dengan memahami penggunaan tanda kurung siku, tanda penyingkat (apostrof), dan tanda garis miring, kita dapat menyampaikan informasi dengan lebih jelas dan teratur dalam tulisan.