Sukses

Overhead Adalah Biaya Tidak Langsung, Ini Jenis dan Cara Menghitungnya

Pengertian, jenis dan cara menghitung biaya overhead

Liputan6.com, Jakarta Biaya overhead adalah salah satu aspek yang seringkali terabaikan dalam pengelolaan keuangan perusahaan. Namun, di balik kesan sepele tersebut, overhead adalah bagian yang memiliki peran yang sangat vital dalam menentukan arah dan kelangsungan bisnis.

Dalam realisasinya, overhead menjadi suatu yang tak terhindarkan, namun juga menjadi sumber potensial untuk mengoptimalkan efisiensi dan keseimbangan keuangan perusahaan. Bagaimana sebenarnya overhead mampu mempengaruhi setiap langkah strategis perusahaan?

Overhead adalah cermin dari struktur dan kesehatan finansial sebuah entitas usaha. Namun, seringkali kesulitan muncul saat mencoba mengukur dampak sebenarnya dari setiap dolar yang dihabiskan untuk biaya non-produksi ini.

Meskipun demikian, pemahaman yang mendalam tentang overhead dapat membuka pintu menuju strategi keuangan yang lebih cerdas dan terarah. Dalam dunia bisnis yang selalu bergerak cepat, bagaimana perusahaan dapat memanfaatkan overhead secara maksimal untuk mencapai tujuan jangka panjangnya?

Overhead tidak hanya sekadar angka dalam laporan keuangan, tetapi juga cermin dari kebijaksanaan dan ketelitian manajemen. Bagaimana perusahaan dapat mengelola overhead dengan bijak tanpa mengorbankan kualitas layanan atau produktivitas? Jawaban atas pertanyaan ini dapat mengungkapkan strategi bisnis yang dapat mengubah paradigma tentang pentingnya pengelolaan biaya overhead dalam mencapai keberhasilan dan keberlanjutan.

Untuk penjelasan lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber pengertian, jenis dan cara menghitung biaya overhead, pada Jumat  (10/5/2024).

2 dari 4 halaman

Apa Itu Biaya overhead?

Biaya overhead adalah semua biaya yang tidak langsung terkait dengan produksi dalam kegiatan bisnis. Ini mencakup berbagai elemen dari operasional perusahaan yang mendukung kegiatan produksi dan pengembangan usaha secara keseluruhan. Pengelompokan biaya overhead bertujuan untuk mempermudah pengawasan arus kas dan mengidentifikasi bagian-bagian penting dalam pengeluaran yang tidak langsung terlibat dalam pembuatan produk atau layanan.

Secara spesifik, biaya overhead dapat mencakup sejumlah aspek yang penting dalam menjalankan sebuah bisnis. Pertama-tama, ini termasuk biaya administrasi seperti gaji karyawan non-produksi, biaya kantor, dan utilitas kantor. Selain itu, biaya overhead juga mencakup biaya fasilitas dan peralatan, termasuk sewa gedung atau ruang usaha, perawatan dan perbaikan fasilitas, serta pengadaan dan pemeliharaan peralatan produksi dan kantor.

Biaya overhead juga meliputi biaya-biaya umum dan administratif seperti biaya asuransi, pajak, dan kepatuhan peraturan. Di samping itu, biaya overhead dapat mencakup biaya pemasaran dan penjualan, seperti biaya iklan, promosi, dan distribusi. Selain itu, biaya overhead juga bisa termasuk biaya-biaya terkait dengan pengembangan produk dan inovasi, seperti biaya riset dan pengembangan, serta biaya pengelolaan kualitas dan sertifikasi.

Pentingnya biaya overhead terletak pada kemampuannya untuk memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang pengeluaran yang terlibat dalam menjalankan bisnis. Dengan memisahkan biaya overhead dari biaya langsung produksi, perusahaan dapat lebih mudah menganalisis efisiensi pengeluaran dan mengidentifikasi area-area di mana penghematan dapat dilakukan tanpa mengganggu kegiatan produksi inti.

Dalam praktiknya, manajemen perusahaan menggunakan perhitungan biaya overhead sebagai dasar untuk membuat anggaran di setiap departemen atau divisi. Informasi yang diperoleh dari biaya overhead juga dapat digunakan sebagai dasar untuk menyusun strategi bisnis di masa depan, termasuk pengambilan keputusan tentang investasi, pengembangan produk, dan ekspansi pasar. Dengan memahami dan mengelola biaya overhead secara efektif, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi operasional dan mengoptimalkan profitabilitas mereka dalam jangka panjang.

3 dari 4 halaman

Jenis-jenis Biaya Overhead

Terdapat tiga jenis biaya overhead yang menjadi fokus utama dalam pengelolaan keuangan perusahaan, yaitu biaya overhead tetap, biaya overhead variabel, dan biaya overhead semi variabel atau mixed. Setiap jenis memiliki karakteristik dan dampak yang berbeda pada arus keuangan dan operasional perusahaan.

1. Biaya Overhead Tetap

Biaya overhead tetap merujuk kepada pengeluaran yang tidak berubah nominalnya dalam jangka waktu tertentu, terlepas dari aktivitas produksi atau penjualan perusahaan. Contoh biaya overhead tetap meliputi sewa bangunan atau peralatan, pembayaran pajak tetap, biaya asuransi yang bersifat tetap setiap bulan, dan gaji karyawan tetap yang tidak dipengaruhi oleh volume produksi atau penjualan.

2. Biaya Overhead Variabel

Biaya overhead variabel adalah pengeluaran yang berubah-ubah sesuai dengan tingkat aktivitas usaha dalam periode tertentu. Ini berarti biaya ini meningkat ketika produksi atau penjualan meningkat, dan sebaliknya. Contoh biaya overhead variabel termasuk bahan-bahan produksi yang dibeli dalam jumlah yang berfluktuasi, biaya tenaga kerja tambahan saat meningkatkan kapasitas produksi, bonus karyawan yang terkait dengan kinerja, dan biaya pemasaran yang meningkat saat ada kampanye iklan atau promosi.

3. Biaya Overhead Semi Variabel

Biaya overhead semi variabel, atau sering disebut sebagai biaya overhead mixed, merupakan kombinasi dari biaya overhead tetap dan variabel. Dalam hal ini, ada bagian biaya overhead yang tetap dan ada yang berubah tergantung pada aktivitas perusahaan. Contohnya adalah biaya sewa yang memiliki komponen tetap dan variabel, seperti biaya tetap bulanan ditambah biaya tambahan berdasarkan penggunaan atau volume produksi.

Pentingnya memahami jenis-jenis biaya overhead ini adalah agar perusahaan dapat mengelola keuangannya dengan lebih efektif. Dengan memisahkan dan mengkategorikan biaya overhead, manajemen dapat membuat keputusan yang lebih baik terkait dengan alokasi sumber daya, perencanaan anggaran, dan evaluasi efisiensi operasional. Selain itu, pemahaman yang baik tentang biaya overhead juga membantu perusahaan dalam mengukur dan memantau kinerja keuangan secara keseluruhan serta merencanakan strategi untuk pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis.

 

 

4 dari 4 halaman

Cara Menghitung Biaya Overhead

Menghitung biaya overhead merupakan langkah penting dalam proses pencatatan dan analisis keuangan sebuah perusahaan. Proses ini melibatkan beberapa langkah yang harus diikuti dengan cermat untuk memastikan akurasi dan keefektifan dalam pengelolaan keuangan perusahaan. Berikut adalah langkah-langkahnya secara lebih rinci:

1. Mengelompokkan Biaya Overhead Berdasarkan Divisi

Langkah pertama adalah mengelompokkan semua biaya overhead berdasarkan divisi atau bagian-bagian penting dalam perusahaan. Ini termasuk mengumpulkan data proyeksi biaya dari setiap divisi, seperti biaya administrasi, biaya fasilitas, biaya pemasaran, dan biaya-biaya lain yang tidak terkait langsung dengan produksi. Analisis rinci dilakukan untuk memastikan semua biaya overhead tercatat dengan akurat dalam rincian keuangan.

2. Membuat Perkiraan Keseluruhan

Setelah data biaya overhead terkumpul, langkah berikutnya adalah membuat perkiraan biaya overhead secara keseluruhan. Hal ini melibatkan perencanaan dan estimasi yang dilakukan oleh pemilik usaha atau tim keuangan berdasarkan informasi yang terkumpul dari setiap divisi. Estimasi ini mencakup semua biaya overhead yang diharapkan selama periode tertentu, seperti bulanan atau tahunan.

3. Mendapatkan Persentase Kebutuhan Selama Periode Tertentu

Langkah terakhir dalam menghitung biaya overhead adalah menganalisis persentase kebutuhan biaya overhead selama periode tertentu. Ini dilakukan dengan membandingkan total biaya tidak langsung dengan total biaya langsung yang dikeluarkan oleh perusahaan. Persentase ini kemudian dihitung dengan mengalikan perbandingan tersebut dengan 100%. Hasilnya adalah persentase biaya overhead dari total biaya operasional perusahaan.

Analisis persentase ini sangat penting untuk evaluasi kinerja perusahaan. Jika persentase biaya overhead terlalu tinggi, ini dapat mengindikasikan potensi penghematan atau efisiensi yang dapat dilakukan, terutama pada pos-pos biaya yang dianggap tidak begitu penting atau efisien.

Dengan memahami dan mengikuti langkah-langkah ini secara sistematis, perusahaan dapat memiliki pemahaman yang lebih baik tentang biaya overhead, mengelola keuangannya dengan lebih efektif, dan membuat keputusan yang lebih baik untuk pertumbuhan dan keberlanjutan bisnisnya.

 

Â