Liputan6.com, Jakarta Bulan Haram dalam Islam memiliki kedudukan istimewa dan dihormati oleh umat Muslim di seluruh dunia. Bulan-bulan ini dianggap suci dan memiliki nilai yang tinggi dalam praktik keagamaan serta tradisi Islam. Terdapat empat bulan Haram yang diakui secara khusus dalam Islam, yang memiliki keistimewaan dan larangan tertentu bagi umat Muslim.
Baca Juga
Advertisement
Bulan Haram pertama adalah Muharram, bulan pertama dalam kalender Hijriah. Muharram dianggap suci karena di dalamnya terdapat peristiwa penting dalam sejarah Islam, termasuk hijrah Nabi Muhammad dari Makkah ke Madinah. Bulan ini juga menjadi waktu yang penting untuk berpuasa, berdzikir, dan melakukan amal kebajikan.
Selanjutnya adalah Rajab, bulan yang dianggap istimewa dalam tradisi Islam. Rajab adalah bulan yang diberkati di mana umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan ibadah mereka, termasuk puasa dan berdoa. Selain itu, terdapat malam Isra' Mi'raj yang dipercaya terjadi pada bulan Rajab, di mana Nabi Muhammad melakukan perjalanan malam ke langit dan kembali lagi ke bumi dalam waktu singkat. Serta masih ada bulan Dzulqadah dan Dzulhijjah.
Berikut Liputan6.com ulas mengenai 4 bulan haram dalam Islam dan keistimewaannya yang telah dirangkum adri berbagai sumber, Senin (13/5/2024).
4 Bulan Haram dalam Islam
Bulan haram dalam Islam disebut juga sebagai bulan suci. Terkait bulan haram ini disebutkan dalam surah At Taubah ayat 36,
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
Artinya: "Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa."
Bulan-bulan yang disebut "Haram" dalam Islam dinamakan demikian karena dalam bahasa Arab, "Haram" memiliki arti "dilarang" atau "terlarang". Bulan-bulan ini dianggap suci dan diberkati dalam tradisi Islam, sehingga aktivitas yang dianggap buruk atau dilarang dalam agama ini ditekankan untuk dihindari selama bulan-bulan tersebut. Penghormatan terhadap bulan-bulan ini tercermin dalam larangan melakukan perang dalam bulan-bulan Haram, serta penekanan pada amal ibadah dan kebajikan yang lebih besar.
Selain itu, bulan-bulan Haram dalam Islam juga dianggap sebagai waktu yang penuh berkah dan rahmat, di mana pahala amal ibadah dikatakan lebih besar dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Meningkatkan ibadah, berpuasa, berdzikir, dan melakukan amal kebajikan selama bulan-bulan ini diyakini dapat membawa keberkahan dan kemurahan dari Allah SWT. Dengan demikian, dinamakan bulan Haram juga mengandung makna untuk menghormati dan menjaga kesucian serta keistimewaan waktu-waktu yang telah ditetapkan dalam ajaran Islam.
Lantas, apa saja bulan haram itu?
Terkait bulan haram ini dijelaskan oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya yang mengambill sumber hadits dari Imam Ahmad, bahwa ketika Rasulullah SAW sedang menunaikan haji wada’ terakhir, beliau bersabda:
“Ingatlah, sesungguhnya zaman telah berputar seperti keadaannya sejak hari Allah SWT menciptakan langit dan bumi. Satu tahun terdiri atas dua belas bulan, empat bulan di antaranya adalah bulan-bulan haram (suci), tiga di antaranya berturut-turut, yaitu Dzulqadah, Dzulhijjah, dan Muharram, yang lainnya ialah Rajab Mudar, yang terletak di antara bulan Jumada (Jumadil Akhir) dan Syaban.”
Berdasarkan hadits di atas, dapat disimpulkan bahwa keempat bulan yang disebut haram adalah Dzulqadah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.
Advertisement
Keistimewaan Keempat Bulan Haram
Keempat bulan Haram dalam Islam memiliki keistimewaan tersendiri yang dihormati oleh umat Muslim. Berikut adalah keistimewaan dari masing-masing bulan Haram:
1. Muharram
Bulan pertama dalam kalender Hijriah ini dianggap suci dan diberkati. Keistimewaan Muharram terletak pada peringatan hari besar seperti tahun baru Islam (1 Muharram), serta peristiwa penting seperti peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad dari Makkah ke Madinah. Umat Muslim dianjurkan untuk meningkatkan ibadah, berpuasa, dan melakukan amal kebajikan selama bulan ini. Rasulullah SAW pernah bersabda:
"Ketika ditanya oleh seorang sahabatnya tentang sholat, apakah yang lebih utama setelah shalat fardu? Rasulullah menjawab, shalat qiyamulail. Kemudian, sang sahabat bertanya lagi, puasa apa yang paling utama setelah puasa Ramadan? Rasulullah menjawab puasa pada bulan Allah yang diberi nama Muharam."
2. Rajab
Rajab adalah bulan yang dianggap istimewa dalam tradisi Islam. Salah satu keistimewaan Rajab adalah malam Isra' Mi'raj, di mana Nabi Muhammad melakukan perjalanan malam ke langit dan menerima perintah shalat lima waktu. Umat Muslim juga dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, berpuasa, dan bertawakal kepada Allah SWT selama bulan Rajab.
3. Dzulqa'dah
Bulan Dzulqa'dah adalah bulan yang mempersiapkan umat Muslim untuk menjalankan ibadah haji. Keistimewaan bulan ini terletak pada awal musim haji, di mana jutaan umat Muslim dari seluruh dunia berkumpul di Mekah untuk menjalankan rukun Islam kelima. Meskipun tidak seperti bulan lain yang memiliki banyak amalan khusus, Dzulqa'dah adalah saat bagi umat Muslim untuk mempersiapkan diri secara spiritual dan fisik untuk ibadah haji.
4. Dzulhijjah
Bulan terakhir dalam kalender Hijriah ini memiliki keistimewaan yang luar biasa karena menjadi bulan ibadah haji, salah satu rukun Islam yang wajib bagi umat Muslim yang mampu. Dari Abu Bakrah RA, Rasulullah SAW bersabda:
شَهْرَانِ لاَ يَنْقُصَانِ، شَهْرَا عِيدٍ: رَمَضَانُ، وَذُو الحَجَّةِ
Artinya: ”Ada dua bulan yang pahala amalnya tidak akan berkurang. Keduanya dua bulan hari raya yaitu Ramadhan dan Dzulhijjah.” (HR Bukhari 1912 dan Muslim 1089).
Keistimewaan Dzulhijjah juga terkait dengan perayaan Idul Adha, di mana umat Muslim merayakan pengorbanan Nabi Ibrahim dan Ismail. Selain itu, ibadah puasa Sunnah pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah dianggap memiliki keutamaan yang besar dalam Islam.